Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

3 Desa Wisata di Sumbar, Menguak Pesona Alam dan Budaya Minang

Desa Wisata Kayu Tanam di Padang Pariaman
Desa Wisata Kayu Tanam di Padang Pariaman (IDN Times/Sunariyah)
Intinya sih...
  • Desa Wisata Kayu Tanam di Kabupaten Padang Pariaman memiliki pemandangan alam asri dan sungai jernih. Terkenal sebagai penghasil durian enak.
  • Desa Wisata Kubu Gadang di Kota Padang Panjang, menjaga tradisi budaya turun temurun seperti tari pasambahan dan silek lanyah.
  • Desa Wisata Danau Diateh menyajikan pesona alam pegunungan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Provinsi Sumatra Barat termasuk daerah yang istimewa di Indonesia. Hal ini karena posisinya yang berada di lintasan garis khatulistiwa, membuat provinsi yang dijuluki Ranah Minang ini memiliki kekayaan dan pemandangan alam yang luar biasa.

Satu yang sangat terkenal di Sumatra Barat adalah pemandangan alam Bukit Barisan. Bentangan Bukit Barisan seolah-olah memagari Ranah Minang atau alam Minangkabau, hingga tetap terjaga keindahan dan keasriannya. Sepanjang mata memandang, Bukit Barisan berdiri kokoh dimana-mana, diselingi 34 gunung yang tersebar di 7 kabupaten/kota dari 19 kabupaten/kota yang ada di provinsi ini.

Namun, Sumatra Barat tak hanya memiliki pesona alam Bukit Barisan dan pegunungan. Ranah Minang juga memiliki banyak tempat-tempat wisata yang siap memanjakan mata dan membuai alam pikiran, serta mengajarkan tentang budaya dan kearifan lokal yang terjaga turun temurun.

Buat kamu yang suka wisata alam, budaya dan petualangan, kamu bisa berkunjung ke Sumatra Barat menjelajah 3 desa wisata ini.

1. Desa Wisata Kayu Tanam di Kabupaten Padang Pariaman

Alat musik salakuip di Desa Wisata Kayu Tanam, Sumbar
Alat musik salakuip di Desa Wisata Kayu Tanam, Sumbar (IDN Times/Sunariyah)

Desa Wisata Kayu Tanam bukanlah nama resmi, melainkan karena desa wisata ini terletak di Nagari Kayu Tanam, sehingga disebut demikian. Desa wisata ini dikenal karena pemandangan alamnya yang asri seperti dalam lukisan, yang belum terjamah sentuhan manusia.

Desa wisata ini tepatnya berada di Kampung Koto, Nagari Guguak, Kecamatan 2x11 Kayu Tanam, Kabupaten Padang Pariaman. Dari Bandara Internasional Minangkabau, desa ini bisa dijangkau dengan melewati jalan tol baru, Padang-Sicincin.

Desa Wisata Kayu Tanam menyuguhkan pemandangan alam yang masih alami, berupa hamparan padang rumput dengan sungai mengalir di tengah-tengahnya, tepat di bawah Bukit Barisan. Air sungainya jernih dan dingin, bersumber langsung dari Gunung Singgalang.

Kayu Tanam juga terkenal sebagai penghasil durian enak di Sumatra Barat. Beberapa nama durian yang terkenal yakni durian sembaga dan durian kunyit. Durian dari wilayah ini enak karena matang langsung dari pohonnya. Ada aturan yang sudah diwariskan turun temurun pada masyarakat Kayu Tanam bahwa durian tidak boleh dipetik, hanya boleh dinikmati atau dijual jika jatuh sendiri dari pohonnya. Tradisi ini membuat siapa pun termasuk pejabat di wilayah itu harus menunggu durian jatuh terlebih dahulu baru bisa menikmatinya.

Duduk sambil menikmati jernihnya aliran sungai dengan pemandangan hutan lindung Bukit Barisan ditemani kue bika, pinyaram, kue talam duren, salalauk, dengan alunan musik dari alat tiup pupuik padi, membuat siapapun malas beranjak dari lokasi ini.

Bagi pengunjung, tidak hanya bisa main air dan menikmati pemandangan alam yang ranca bana, tapi juga bisa memancing dan berkemah.

Pelaksana Tugas Kadisperpora Padang Pariaman Alfriadi mengatakan, tempat wisata ini baru saja viral 6 bulan lalu, dan akan diintegrasikan dengan air terjun dan arung jeram untuk melengkapi aktivitas yang bisa dilakukan wisatawan di desa wisata ini.

2. Desa Wisata Kubu Gadang di Kota Padang Panjang

Tari piring di Desa Wisata Kubu Gadang, Padang Panjang, Sumatra Barat
Tari piring di Desa Wisata Kubu Gadang, Padang Panjang, Sumatra Barat (IDN Times/Sunariyah)

Beranjak dari Kayu Tanam kita melanjutkan wisata ke Desa Wisata Kubu Gadang di Kota Padang Panjang. Desa ini menyuguhkan pemandangan alam pedesaan, dengan tanaman padi di sisi kiri kanan jalanan desa. Tiga 3 gunung berdiri kokoh mengeliling nagari yakni Gunung Marapi, Gunung Singgalang, dan Gunung Talang.

Desa Kubu Gadang tak hanya menebar pesona keelokan alamnya, tapi juga tradisi budaya yang dijaga turun temurun hingga saat ini. Di Desa Wisata Kubu Gadang, wisatawan bisa menikmati Tari Pasambahan, tari yang biasa dipersembahkan untuk menyambut dan menghormati tamu kehormatan, yang diakhiri dengan tradisi siriah carano.

Ada juga tari piring, yang dimainkan oleh anak-anak perempuan desa, dimana jelang berakhirnya tari, seorang penari menari energik dan melompat-lompat di atas tumpukan pecahan piring.

Juga ada Silek lanyah (silat lumpur), seni bela diri khas Minangkabau yang dilakukan di atas lumpur sawah setelah panen padi. Silek lanyah melibatkan dua laki-laki, yang saling menguji kemampuan jurus-jurus silat di atas lumpur.

Ada juga pertunjukan kesenian yang menggabungkan seni tari dan bela diri, serta melibatkan banyak penari yaitu Sabai nan Aluih. Juga pertunjukan-pertunjukan lainnya seperti festival layang-layang yang dilakukan di tanah lapang yang dikelilingi sawah.

Tradisi adat budaya lainnya yang dapat dinikmati oleh pengunjung di desa ini adalah melihat proses pembuatan onde-onde, makan nasi baka, dan mencicip kopi kawa. Nasi baka adalah nasi yang dibungus dengan daun pisang yang sudah dipanaskan. Di dalam nasi terdapat aneka lauk pauk seperti ikan asin, telor dan sambal. Nasi baka merupakan bekal yang biasa dibawa oleh petani maupun mereka yang akan berpergian jauh, karena nasi ini tidak mudah basi meskipun dibuat pagi dan baru disantap pada sore hari.

Sedangkan kopi kawa adalah kopi yang dibuat dari daun kopi yang diseduh, bukan biji kopi. Rasanya seperti teh, dan disajikan dengan gelas tradisional dari batok kelapa.

3. Desa Wisata Danau Diateh di Kabupaten Solok

Danau di Alahan Panjang, Sumatra Barat
Danau di Alahan Panjang, Sumatra Barat (IDN Times/Sunariyah)

Desa Wisata Danau Diateh terletak di Nagari Alahan Panjang, Kabupaten Solok. Lokasinya di bawah kaki Gunung Talang, dan dekat dengan Danau Diateh (Danau di Atas) dan Danau Talang.

Udara di desa ini sejuk cenderung dingin, dengan suhu pada siang hari 22 derajat Celcius, dan pada malam hari bisa 18-14 derajat Celcius.

Posisinya yang berada di pegunungan, membuat desa ini memiliki pemandangan alam yang cantik, dengan kombinasi mulai dari pegunungan dengan pemandangan hijau kebun teh dan kebun sayur, danau dengan air yang tenang memantulkan cahaya langit, bentangan sawah, dan jalan berkelok dengan pohon cemara yang tumbuh di sisi kanan dan kiri jalan.

Di desa ini, wisatawan bisa menikmati alam pegunungan dan udara sejuk menggunakan jeep, yang sudah disediakan oleh pengelola desa wisata. Wisatawan juga bisa menikmati makanan khas desa ini seperti Lamang Siarang, pinyaram atau panyaram, juga ada kerang manangguk pensi atau kerang kecil yang diambil dari danau kemudian diolah dengan kuah santan, yang menciptakan rasa nikmat.

4. Memajukan wisata gastronomi dan ramah muslim Sumarta Barat

Bandara Internasional Minangkabau, Sumatra Barat
Bandara Internasional Minangkabau, Sumatra Barat (IDN Times/Sunariyah)

Kepala Bidang Perencanaan dan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Kementerian Pariwisata, Nailis Saadah mengatakan, desa wisata menjadi bagian dari wisata gastronomi Sumatra Barat yang sedang digalakkan oleh pemerintah, dan juga untuk memperkenalkan Sumatra Barat sebagai moslem friendly tourism atau wisata ramah muslim.

Sebab, desa wisata memadukan antara lingkungan alam, ada istiadat, budaya, sejarah, dan tentuya kuliner.

"Pariwisata di Sumbar sekarang fokusnya adalah gastronomi (kuliner khas dengan adat budayanya), marine (wisata bahari), dan sebagai moslem friendly tourism," kata Nailis.

Share
Topics
Editorial Team
Sunariyah Sunariyah
EditorSunariyah Sunariyah
Follow Us

Latest in Travel

See More

6 Kota di Belanda yang Paling Nyaman Dijelajahi dengan Sepeda

13 Okt 2025, 10:15 WIBTravel