Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Fakta Maroko, Negara Afrika Pertama yang Masuk Semifinal Piala Dunia

ilustrasi malam hari di Maroko (morroccoworldnews.com)

Maroko merupakan salah satu negara yang terletak Afrika Utara. Negara yang beribu kota di Rabat ini juga termasuk negara yang paling banyak dikunjungi wisatawan. Pasalnya, Maroko memiliki banyak daya tarik yang menarik seperti oasis yang subur, deretan pantai yang indah, gurun yang luas, kota kuno, hingga resor ski di pegunungan yang tinggi.

Bisnis pariwisata di negara yang berbatasan dengan Samudra Atlantik dan Laut Mediterania ini berkembang sangat pesat, lho. Lebih dari 10 juta orang mengunjungi Maroko setiap tahunnya, yang sebagian besar berasal dari negara tetangga Eropa, seperti Spanyol dan Prancis. Sekitar 20 persen populasi di Maroko bekerja di industri pariwisata ini.

Salah satu daya tarik Maroko yaitu Pengunungan Atlas. Gak hanya pemandangannya yang sangat memesona, di Pegunungan Atlas juga terdapat resor ski tertinggi di Afrika, yaitu Oukaimeden yang berada pada ketinggian antara 8.500 kaki  dan 10.500 kaki.

Resor ski ini mempunyai 6 lift ski dan fasilitas lainnya yang memudahkan para pemain ski untuk  bermain ski, mengutip laman World Atlas. Selain itu, di Pegunungan Atlantas juga terdapat Jebel Toubkal, puncak tertinggi di  Afrika Utara dan Dunia Arab yang tingginya mencapai 13.665 kaki (4.165 meter).

Selain industri pariwisata, perekonomian Maroko juga didorong oleh pertanian, pertambangan, dan tekstil. Maroko mengekspor berbagai produk pertanian seperti kurma dan zaitun. Bahkan Maroko mengekspor lebih dari 90.000 ton kurma setiap tahunnya ke berbagai lokasi di seluruh dunia.Selain itu, Maroko juga merupakan penghasil dan pengekspor ikan sarden terbesar di dunia, mengutip laman Maroc Mama.

Selain fakta-fakta di atas, masih banyak fakta seputar Maroko yang sangat menarik. Berikut ulasannya!

 

1. Penduduk Maroko mayoritas Muslim

ilustrasi penduduk Maroko (flickr.com)

Sekitar 99 persen populasi Maroko beragama Islam dan sekitar dua pertiganya adalah keturunan Muslim Sunni. Berdasarkan data statistik Maroko, kurang dari 1 persen penduduk Maroko adalah Kristen atau Yahudi. 

Maroko merupakan salah satu negara Muslim yang paling maju di dunia. Pada abad pertengahan, Maroko merupakan pusat budaya dunia Islam dengan cendekiawan Islam dari berbagai belahan dunia Arab berkumpul di negara ini untuk agama dan sains.

Islam berperan dalam kehidupan di Maroko, seperti berpengaruh besar pada undang-undang dan juga kode etik umum, sosial, dan spiritual Maroko. Bahkan bendera Maroko merupakan punya simbol agama Islam dengan warna merah dan pentagram hijau di tengahnya.

Pentagram ini melambangkan meterai Sulaiman dan lima cabang melambangkan rukun Islam. Nah, latar belakang merah melambangkan keberanian dan kekuatan, sedangkan warna hijau merupakan warna agama Islam yang melambangkan perdamaian dan harapan.

 

2. Memiliki 2 bahasa resmi

ilustrasi bahasa di Maroko (lesjardinsdelamedina.com)

Maroko memiliki dua bahasa resmi yaitu bahasa Arab dan bahasa Berber. Versi bahasa Arab yang digunakan di Maroko dikenal sebagai Darija. Sedangkan Berber merupakan dialek yang berasal dari Afro-Asiatik di Afrika Utara. Tamazight, Tarifit, dan Tashehit merupakan bahasa Berber yang paling banyak digunakan.

Bahasa Berber digunakan oleh sebagian besar negara Afrika Utara karena dari sinilah asalnya. Orang-orang Berber telah berada di Afrika Utara selama berabad-abad.

Hingga saat ini orang-orang Berber masih menghuni Maroko, oleh sebab itu bahasa tersebut menjadi populer. Perlu diketahui bahwa Berber merupakan keturunan orang pertama yang menghuni Maroko, sekitar 40 persen populasi di Maroko adalah orang Berber.

Selain kedua bahasa resmi ini, sekitar sepertiga penduduk Maroko menggunakan bahasa Prancisn dan bahkan merupakan bagian dari kurikulum sekolah di Maroko. Bahasa Arab Standar dan bahasa Prancis diajarkan sebagai bahasa asing pertama di sekolah.

Bahasa Arab yang digunakan di Maroko merupakan bahasa Arab Maroko yang sedikit berbeda dengan bahasa Arab standar. Namun bahasa Arab Standar dan bahasa Prancis banyak digunakan oleh orang Maroko.

 

3. Negara Afrika pertama yang masuk semifinal Piala Dunia

ilustrasi Timnas Maroko di Piala Dunia 2022 (goal.com)

Sepakbola merupakan olahraga yang terpopuler di Maroko. Baik pria maupun wanita menyukai olahraga ini. Tim sepakbola di negara ini rajin mengikuti turnamen sepakbola lokal maupun global. Bahkan kejuaraan sepakbola telah diselenggarakan di negara ini sejak awal abad ke-20.

Menariknya lagi, Timnas Maroko yang dijuluki Atlas Lions berhasil masuk ke babak semifinal Piala Dunia 2022 yang diselenggarakan di Doha, Qatar, dari tanggal 20 November-18 Desember 2022. Dengan lolos ke semifinal Piala Dunia 2022 atau World Cup Qatar 2022™, maka Timnas Maroko berhasil memecahkan rekor sebagai negara Afrika sekaligus negara Arab pertama pertama yang masuk ke semifinal Piala Dunia, dikutip dari laman CNN.

Timnas Maroko berhasil masuk ke semifinal World Cup Qatar 2022™ setelah berhasil mengalahkan Timnas Portugal dengan skor 1-0. Keberhasilan Timnas Maroko mengalahkan Portugal ini mendapat sambutan meriah dari para suporternya, bahkan para memimpin politik dunia juga ikut memuji kesuksesan Atlas Lions  yang berhasil mengalahkan Spanyol, Belgia dan Portugal, yang semuanya menduduki peringkat 10 besar FIFA di turnamen ini. 

Selain itu, kesuksesan Atlas Lions ini juga mendapat pujian dari beberapa bintang sepakbola terbesar di Afrika hingga Shakira, yang merupakan penyanyi  asal Kolombia yang pernah menyanyikan lagu untuk Piala Dunia tahun 2010.

Sebelumnya, tiga negara Afrika juga berhasil masuk ke perempat final, yaitu Kamerun pada Piala Dunia 1990, Senegal pada Piala Dunia 2002, dan Ghana pada Piala Dunia 2010. Namun ketiganya gagal melaju ke semifinal.

 

 

4. Marrakesh merupakan ibu kota kebudayaan Afrika pada tahun 2020

ilustrasi pemandangan di Marrakesh (arabamerica.com)

Marrakesh merupakan kota terbesar keempat di Maroko. Kota ini kaya akan sejarah arsitektur, dan budaya.

Marrakesh juga adalah salah satu kota kekaisaran terpenting di Maroko. Oleh sebab itu, gak heran jika kota yang indah ini terpilih sebagai "Ibukota Kebudayaan" Afrika pada tahun 2020.

Dilansir World Atlas, Ali Ibn Yusuf yang merupakan seorang raja dari reruntuhan Almoravid membangun tembok merah untuk menjaga kota ini. Banyak bangunan merah juga dibangun di dalam kota. Oleh sebab itu, kota Marrakesh mendapat sebutan "Kota Merah" atau "Kota Orche". Kota Marrakesh mempunyai banyak souk (pasar), tembok, gerbang tua, taman, dan alun-alun pasar. 

Di sana juga terdapat Jemaa el-Fnaa yang disebut sebagai alun-alun pasar terbesar dan tersibuk di Afrika. Alun-alun ini menawarkan pemandangan sekilas tentang kebudayaan orang Maroko. Penari Chleuh, pendongeng, pesulap, hingga pawang ular menghibur para pengunjung alun-alun ini sehingga wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri mengunjungi Jemaa el-Fnaa

Souk Marrakesh yang merupakan pasar tradisional juga terletak di tepi Jemaa el-Fnaa. Selain itu ada pula taman, kafe, dan hotel yang terletak di sekitar alun-alun.

 

5. Kota terbesar Maroko bukan di ibu kotanya

ilustrasi pemandangan kota Rabat (journeywonders.com)

Jika biasanya ibu kota suatu negara menjadi kota terbesar dari negara tersebut, maka berbeda dengan di Maroko. Ibu kota Maroko adalah Rabat, namun kota terbesarnya adalah Casablanca dengan luas mencapai 84,94 mil persegi (219,9 kilometer persegi), dan jumlah penduduk lebih dari 3,7 juta jiwa.

Rabat adalah kota terbesar ke-7 di Maroko dengan luas mencapai 45,17 mil persegi (116,9 kilometer persegi) dan jumlah penduduk mencapai 1,8 juta jiwa. Selain dianggap sebagai kota terbesar di Maroko, Casablanca juga merupakan kota terbesar di wilayah Maghreb Afrika. 

Bangunan di Casablanca yang juga jadi bangunan paling terkenal di Maroko adalah Masjid Hassan II. Masjid Hassan II merupakan masjid terbesar kedua di Afrika (sesudah Masjid Djama El Djazair di Aljazair selesai dibangun pada tahun 2019) dan merupakan salah satu dari sepuluh masjid terbesar di dunia.

Casablanca juga merupakan pelabuhan Angkatan Laut Kerajaan Maroko dan jadi pelabuhan terbesar di Afrika Utara.

 

6. Maroko merupakan salah satu negara yang menjadi rumah bagi gurun panas terbesar di dunia

ilustrasi berjalan di Gurun Sahara (morroccanjourneys.com)

Gurun Sahara merupakan gurun panas terbesar di dunia yang terletak di Afrika Utara. Dilansir JustFunFacts, Gurun Sahara mencakup sebagian besar Aljazair, Chad, Mesir, Libya, Mauritania, Mali, Maroko, Niger, Sahara Barat, Sudan, dan Tunisia.

Luas permukaan Gurun Sahara mencapai 9.200.000 kilometer persegi (3.600.000 mil persegi) termasuk Gurun Libya dan mencakup seperempat benua Afrika. Gurun Sahara mempunyai salah satu iklim yang paling keras di dunia dan menjadi gurun terpanas. 

Pada siang hari, suhu di Gurun Sahara bisa mencapai 58°C (136°F), namun suhu beku tidak jarang  terjadi di malam hari. Suhunya bisa mencapai -6°C (22°F). Separuh Gurun Sahara menerima curah hujan kurang dari 2 sentimeter (0,79 inci) per tahun dan sisanya menerima hingga 10 sentimeter (3,9 inci) per tahun.

Curah hujan sangat jarang terjadi. Namun saat hujan turun bisa terjadi begitu lama setelah periode kering yang berlangsung selama bertahun-tahun.

Demikian deretan fakta seputar Maroko. Maroko gak hanya negara yang indah namun penduduknya juga orang yang toleran dan ramah terhadap orang asing. Bahkan makanan-makanan di Maroko juga terkenal lezat.

Sedikit tips, jika mengunjungi negara ini, kamu mungkin perlu menarik uang di ATM terlebih dahulu sebab banyak taksi dan banyak bisnis serta vendor tidak menerima pembayaran dengan kartu kredit di Maroko. Beberapa vendor kemungkinan juga bisa menerima Euro. Namun tetap saja, kamu perlu menarik uang di ATM untuk mendapatkan beberapa Dirham untuk perjalananmu.

 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febrianti Diah Kusumaningrum
EditorFebrianti Diah Kusumaningrum
Follow Us