5 Gua Bawah Tanah di Gunungkidul sebagai Wisata Alam

Gunungkidul merupakan sebuah kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta yang sebagian besar wilayahnya berupa daerah karst. Sisi selatan berbatasan langsung dengan laut dan terdapat sejumlah wisata alam berupa gua yang menarik untuk dikunjungi. Uniknya, gua yang berada di Gunungkidul ini gak hanya menyajikan stalaktit dan stalagmit, tetapi juga sungai bawah tanah.
Nah, supaya semakin seru, kamu bisa mencoba menyusuri sungai bawah tanah yang ada di dalam gua. Aktivitas ini gak semengerikan yang kamu pikir, kok. Sebab, dilakukan dengan menggunakan perahu karet bersama rombongan. Ada pemandu yang juga akan menemani perjalanan kita.
Penasaran bagaimana keseruannya? Berikut beberapa referensi gua bawah tanah di Gunungkidul, Yogyakarta, sebagai ide liburanmu selanjutnya.
1. Gua Tanding
Gua Tanding diambil dari nama orang yang menemukannya pertama kali, yakni Harto Tanding. Secara administratif, gua itu terletak di Gelaran 2, Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul. Kamu bisa mengunjunginya setiap hari, mulai pukul 06.00 hingga 17.00 WIB.
Saat berkunjung, aktivitas yang wajib kamu lakukan adalah menyusuri gua menggunakan perahu karet seperti rafting. Kamu akan diajak untuk masuk ke dalam Gua Tanding yang panjangnya 450 meter. Kemudian, menyusuri sungai bawah tanah sambil dipandu guide lokal dan mengamati stalaktit maupun stalagmit.
Kamu juga bisa berswafoto di beberapa spot menarik yang ada di dalam gua. Selain itu, selama penyusuran, kamu akan dibekali pelampung, helm, sepatu karet, dan headlamp. Setelah penyusuran selesai, kamu dapat mencoba terapi ikan di spot berbeda.
2. Gua Jomblang

Bila kamu ingin mengunjungi tempat yang lebih menantang, maka bisa menuju Gua Jomblang. Gua ini terletak di Desa Pacarejo, Kecamata Semanu, Kabupaten Gunungkidul. Meski sama-sama gua bawah tanah, tetapi Gua Jomblang merupakan gua vertikal.
Gua Jomblang konon terbentuk akibat runtuhnya tanah dan vegetasi karena proses geologi. Runtuhan tersebut menghasilkan sinkhole berukuran sekitar 50 meter. Sementara itu, bagian dasar gua menjadi tempat konservasi tumbuhan purba.
Vertical caving menjadi salah satu aktivitas yang sering dilakukan untuk menyusuri gua ini. Terdapat empat jalur dengan kedalaman berbeda yang dapat dilalui pengunjung, yakni jalur 15 meter, 40 meter, 60 meter, dan 80 meter. Kamu bisa jalan kaki pada jalur 15 meter, meski medan yang dilalui terjal.
3. Gua Kalisuci
Hanya berjarak sekitar 2,5 kilometer dari Gua Jomblang, kamu akan menjumpai Gua Kalisuci yang masih berada di Desa Pacarejo, Kecamata Semanu, Kabupaten Gunungkidul. Gua Kalisuci lebih ramah untuk pemula, karena menggunakan cara cave tubing untuk menyusuri gua.
Sungai bawah tanahnya cukup panjang dan beberapa spot seperti berada di antara ngarai, sehingga kamu akan merasakan sensasi derasnya jeram sungai yang menantang. Sebelum melakukan aktivitas cave tubing, kamu bisa menggunakan ban pelampung atau kayak.
Sepanjang menyusuri Kalisuci, kamu akan melewati beberapa gua, antara lain Gua Suci, Luweng Senglat, Geleng, dan Buri Omah. Kamu akan disuguhi indahnya stalaktit dan stalagmit Gua Kalisuci dan tebing karst dengan batuan yang berwarna-warni saat menyusuri sungai.
4. Gua Pindul
Gua Pindul merupakan wisata gua bawah tanah yang paling terkenal dibandingkan ketiga tempat sebelumnya. Gua ini terletak di kawasan yang sama dengan Gua Tanding, tepatnya di Dusun Gelaran, Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul. Aktivitas utamanya pun serupa, yaitu cave tubing.
Saat berkunjung ke Gua Pindul, kamu akan diajak menyusuri sungai bawah tanah yang panjangnya sekitar 350 meter dengan lebar 5 meter, dan kedalamannya 1–10 meter. Di tengah gua, terdapat spot yang menyerupai kolam besar dan kerap menjadi tempat beristirahat sejenak untuk pengunjung. Selama menyusuri gua, pemandu akan menjelaskan beberapa spot penting yang punya kenampakan unik.
Di sisi lain, asal-usul Gua Pindul punya cerita yang dipercaya masyarakat berawal dari perjalanan Joko Singlulung. Ia menyusuri hutan lebat, sungai, dan gua untuk mencari ayahnya.
Ketika menyusuri tujuh aliran sungai di bawah gua, kepalanya terbentur batu besar yang kemudian dinamai Gua Pindul. Pindul merupakan kependekan dari pipi gebendul, artinya pipi yang terbentur.
5. Gua Jlamprong
Satu lagi gua bawah tanah yang bisa kamu kunjungi saat berada di Gunungkidul, yakni Gua Jlamprong. Gua ini merupakan salah satu dari tiga gua yang ada di Desa Wisata Mojo. Berlokasi di Desa Ngeposari, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul.
Meskipun terletak di kawasan desa wisata, tapi belum sepopuler keempat gua sebelumnya. Gua Jlamprong punya tingkat kesulitan sedang dengan panjang lorong mencapai 581 meter. Titik terdalam gua mencapai 12 meter di bawah permukaan tanah.
Jika ingin menyusuri gua, kamu perlu perencanaan yang matang dan mempertimbangkan cuaca. Ketika musim hujan, sungai bawah tanahnya berpotensi meluap, karena mendapat suplai air berlebih dari Embung Jlamprong. Namun, masih ada keunikan lain bisa kamu lihat pada waktu tertentu, yaitu aktivitas migrasi kelelawar dari satu gua ke gua lainnya.
Kelima gua bawah tanah di Gunungkidul tersebut bisa kamu kunjungi untuk menikmati liburan yang seru dan menantang. Gak cuma disuguhi stalaktit dan stalagmit yang menjadi ciri khas gua di daerah karst, tapi juga sungai bawah tanah. Gimana, sudah siap untuk menikmati keseruannya?