5 Perbedaan Candi Hindu dan Buddha yang Tak Banyak Diketahui

Kamu mungkin pernah mendengar tentang candi-candi yang ada di Indonesia, seperti Candi Prambanan atau Candi Borobudur. Tapi, kamu tahu gak kalau kedua candi tersebut berasal dari dua kepercayaan yang berbeda?
Meski terlihat serupa bagi sebagian orang, ternyata ada banyak perbedaan signifikan antara candi Hindu dan Buddha yang sering gak disadari. Kalau diperhatikan dengan lebih cermat, masing-masing candi punya ciri khasnya sendiri yang mencerminkan nilai-nilai kepercayaannya.
Mengetahui perbedaan ini bukan cuma menambah wawasan, tapi juga bikin kita lebih menghargai kekayaan budaya dan sejarah yang ada di Indonesia. Dari bentuk bangunan, detail ukiran, hingga tata ruangnya, semuanya punya cerita yang menarik untuk dipelajari. Berikut lima perbedaan candi Hindu dan Buddha yang sering gak disadari. Simak baik-baik ulasannya berikut ini!
1. Bentuk dan struktur bangunan

Salah satu perbedaan paling mencolok ada pada bentuk dan struktur bangunan. Candi Hindu biasanya berbentuk ramping dan tinggi, menggambarkan gunung suci atau Mahameru yang dipercaya sebagai tempat tinggal para dewa. Contoh paling terkenal adalah Candi Prambanan. Bentuknya yang menjulang memberikan kesan megah dan penuh wibawa, seolah mengarahkan pandangan langsung ke langit.
Sebaliknya, candi Buddha seperti Borobudur lebih mengutamakan bentuk yang melebar dan mendatar. Filosofi yang dipegang adalah harmoni dan keseimbangan. Borobudur sendiri berbentuk mandala, yang melambangkan alam semesta dan jalan menuju pencerahan. Ketika melihat dari atas, struktur ini seperti mengajak kita untuk memahami kehidupan dalam siklusnya.
Perbedaan ini mencerminkan kepercayaan yang fokus pada tujuan hidup masing-masing, Hindu yang menekankan spiritualitas vertikal menuju para dewa dan Buddha yang lebih pada harmoni dalam kehidupan.
2. Tata ruang dan filosofi

Kalau kamu perhatikan tata ruangnya, candi Hindu dan Buddha juga punya pola yang beda. Candi Hindu biasanya dibangun menghadap ke arah matahari terbit, karena simboliknya adalah awal kehidupan dan cahaya. Selain itu, tata letaknya sering dibuat berjenjang, dengan bagian paling suci berada di tengah atau puncak. Ini sesuai dengan konsep kosmologi Hindu yang memandang dunia dalam tingkatan hierarkis.
Candi Buddha punya pendekatan yang sedikit berbeda. Tata ruangnya sering menggambarkan perjalanan spiritual. Misalnya, Borobudur dirancang sebagai jalur ziarah yang membawa pengunjung dari dasar (kamadhatu, dunia penuh nafsu) menuju puncak (arupadhatu, dunia tanpa bentuk). Jadi, kamu gak cuma jalan-jalan, tapi juga diajak merenungkan makna hidup sambil menikmati keindahan arsitekturnya.
3. Ukiran dan relief

Detail ukiran pada kedua jenis candi juga menunjukkan perbedaan yang jelas. Candi Hindu umumnya emang penuh dengan relief yang menceritakan beragam kisah dari kitab-kitab suci Hindu seperti Ramayana atau Mahabharata. Relief ini gak cuma indah secara visual, tapi juga sarat dengan pesan moral dan spiritual. Setiap ukiran punya arti mendalam yang melibatkan para dewa, raksasa, dan manusia.
Sementara itu, ukiran di candi Buddha lebih banyak menggambarkan kehidupan Sang Buddha, ajaran Dharma, dan cerita Jataka (kisah reinkarnasi Buddha). Contohnya, di Candi Borobudur, kamu bisa menemukan ribuan panel relief yang bercerita tentang perjalanan spiritual dan kebijaksanaan.
Perbedaan fokus cerita ini mencerminkan esensi dari masing-masing kepercayaan yakni Hindu yang mengisahkan perjuangan epik, sedangkan Buddha lebih pada pembelajaran batin.
4. Ornamen dan simbol keagamaan

Ornamen yang menghiasi kedua jenis candi juga punya ciri khas. Di candi Hindu, kamu bakal sering menemukan patung dewa-dewi seperti Siwa, Wisnu, dan Brahma. Selain itu, ornamen seperti kala (wajah raksasa) dan makara (hewan mitologi) sering digunakan untuk menghias pintu masuk sebagai simbol perlindungan.
Sementara itu, candi Buddha lebih banyak dihiasi dengan aneka stupa dan patung Buddha. Stupa yang kamu temukan di candi Buddha biasanya berbentuk seperti kubah kecil yang melambangkan meditasi dan pencerahan. Di Candi Borobudur, ada ratusan stupa yang mengelilingi bagian puncaknya.
Patung Buddha dalam berbagai sikap (mudra) juga menjadi elemen penting yang menyampaikan pesan-pesan spiritual. Jadi, ornamen ini gak cuma estetis, tapi juga sarat makna.
5. Tujuan dan fungsi ritual

Terakhir, perbedaan candi Hindu dan Buddha terletak pada tujuan dan fungsi ritualnya. Candi Hindu lazimnya dipakai sebagai tempat pemujaan kepada para dewa. Upacara dilakukan untuk memohon berkah, keselamatan, atau penyucian diri. Karena itu, bagian dalam candi Hindu sering berisi ruangan khusus untuk meletakkan arca dewa yang dipuja.
Sebaliknya, candi Buddha lebih berfungsi sebagai tempat ziarah dan meditasi. Borobudur, misalnya, didesain untuk membantu peziarah memahami ajaran Buddha melalui perjalanan simbolis. Jadi, fungsi candi ini gak hanya untuk sembahyang, tapi juga untuk kontemplasi dan refleksi diri. Perbedaan fungsi ini menunjukkan bagaimana kedua kepercayaan memiliki cara unik dalam mendekatkan diri kepada yang ilahi.
Mengetahui perbedaan candi Hindu dan Buddha bukan cuma menambah pengetahuan, tapi juga membuat kita lebih menghargai kekayaan budaya yang ada di Indonesia. Setiap candi baik itu candi Hindu atau Buddha pasti menyimpan cerita, filosofi, dan keindahan yang unik. Dengan memahami hal ini, kita jadi bisa melihat betapa luar biasanya warisan nenek moyang kita yang penuh makna dan nilai sejarah. Jadi, kalau nanti kamu berkunjung ke candi, jangan cuma foto-foto, ya.