Mengenal Slowcation, Tren Wisata yang Bakal Booming di Tahun 2024

Liburan jadi lebih seru dan anti buru-buru

Laporan dari Pinterest Predicts melalui Newsroom Pinterest menyebutkan bahwa slowcation dinilai menjadi salah satu tren wisata yang bakal melejit. Mayoritas gen Z dan millenial akan memilih destinasi wisata yang lebih tenang dan tidak perlu terlalu buru-buru soal waktu berlibur dan jadwal yang begitu padat.

Slowcation berasal dari kata "slow" dan "vacation" yang berfokus pada pengalaman berwisata bukan hanya sekedar pemilihan destinasi wisata yang dituju.

Konsep slowcation seakan membawa angin segar bagi para pelancong yang rindu berwisata namun tetap aman. Hal ini dikarenakan setelah dua tahun lebih kita ditempa bersama lewat pandemi COVID-19, kini fokus wisatawan bukan hanya mengejar soal mau berlibur ke mana tapi bagaimana pilihan tempat wisata ini dapat menjadi sumber ketenangan, sarana pelepas penat sekaligus memulihkan kesehatan mental bagi setiap individu pelancong.

Lalu, apa aja sih karakteristik dari wisata slowcation yang bakal jadi tren wisata di tahun 2024 ini? Mari kita bahas satu per satu yuk!

1. Menyajikan keindahan alam dan ketenangan bagi setiap individu pelancong

Mengenal Slowcation, Tren Wisata yang Bakal Booming di Tahun 2024ilustrasi destinasi wisata pantai yang jarang dilirik pelancong (unsplash.com/Ruben Sukatendel)

Salah satu karakteristik dari gaya berwisata slowcation adalah bagaimana destinasi wisata bisa memberikan sajian pemandangan alam yang memberikan ketenangan dan relaksasi bagi pelancong yang datang.

Di dalam konsep slowcation, tujuan wisata dipilih dengan cermat oleh pelancong untuk menawarkan pengalaman berwisata dengan nuansa alam yang memukau dan menenangkan, seperti pegunungan yang hijau, pantai yang sepi, atau pedesaan yang damai. Wisatawan mungkin sudah jenuh dengan tempat wisata yang sudah terkenal dan mencoba beralih ke destinasi yang jarang dijamah namun menarik untuk dikunjungi. 

Tak cuma visualnya yang menarik untuk dilirik, keberadan destinasi wisata dengan konsep slowcation juga menyediakan aktivitas rekreasi dan hiburan sederhana. Pihak pengelola wisata biasanya menyediakan ruang terbuka dan kegiatan-kegiatan di alam terbuka, seperti hiking, bersepeda, atau sekadar bersantai di tepi danau atau sungai.

Melalui fasilitas ini, wisatawan tentunya ingin merasakan pengalaman berwisata yang jauh lebih menyenangkan sekaligus sebagai sarana pelepas penat setelah disibukkan dengan rutinitas pekerjaan di tengah perkotaan yang begitu padat.

2. Berinteraksi langsung dengan masyarakat lokal di sekitar destinasi wisata

Mengenal Slowcation, Tren Wisata yang Bakal Booming di Tahun 2024ilustrasi masyarakat lokal di sekitar destinasi wisata (unsplash.com/Tyler Morgan)

Slowcation memberikan wisatawan untuk dapat berinteraksi langsung dengan masyarakat lokal di kawasan destinasi wisata. Mereka tidak hanya asyik berlibur namun bisa mendengarkan cerita lokal, merasakan keramah tamahan penduduk sekitar akan keberadaan pelancong yang berkunjung ke destinasi wisata, dan mengeksplorasi aspek-aspek budaya yang mungkin tidak dapat mereka peroleh dalam perjalanan wisata konvensional.

Selain itu, interaksi langsung dengan masyarakat lokal juga dapat mendorong pertukaran pengetahuan dan pengalaman antara para pelancong dan penduduk setempat. Wisatawan dapat belajar lebih dalam tentang kehidupan lokal, tradisi, dan seni yang ada di destinasi tersebut. Sementara penduduk setempat dapat menambah wawasan tambahan mengenai dunia luar dan memperoleh manfaat dari pertumbuhan ekonomi yang dihasilkan oleh destinasi wisata.

Baca Juga: Libur dan Cuti Bersama 2024 Jadi 29 Hari Karena Pemilu

3. Mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dari keberadaan pelancong saat mengunjungi destinasi wisata

Mengenal Slowcation, Tren Wisata yang Bakal Booming di Tahun 2024ilustrasi masyarakat lokal menyediakan layanan perahu bagi wisatawan (unsplash.com/Ibnu Ciptas)

Adanya konsep slowcation dalam tren wisata juga memberikan dampak positif terhadap perekonomian di sekitar destinasi wisata. Melalui kolaborasi langsung dengan POKDARWIS atau Kelompok Sadar Wisata, para pelancong diberikan kesempatan untuk mempromosikan destinasi lokal, mendukung produk-produk dari pelaku UMKM lokal, serta berpartisipasi dalam kegiatan yang diadakan oleh komunitas setempat. Selain itu, kehadiran para wisatawan yang berkunjung ke destinasi tersebut juga membawa efek multiplier (pengganda) bagi masyarakat lokal.

Dampak positif ini tercermin dalam peningkatan pendapatan bagi pedagang lokal, pengelola akomodasi dan penginapan, dan penyedia layanan wisata lainnya. Destinasi wisata berbasis slowcation merespons baik keberadaan pelancong dengan menyajikan pengalaman berbelanja langsung di toko-toko atau stan lokal, menyelenggarakan kursus memasak tradisional, mengadakan kelas pembuatan kerajinan tangan seperti gerabah dan keramik, atau menghadirkan kegiatan tur wisata yang dipandu oleh guide dari penduduk setempat.

Semua ini tidak hanya menciptakan peluang ekonomi tambahan, tetapi juga memperkaya pengalaman wisatawan dengan memperkenalkan mereka pada aspek-aspek unik dari budaya dan gaya hidup lokal.

4. Sarana menepi sejenak dari rutinitas pekerjaan dan hiruk-pikuk sehari-hari

Mengenal Slowcation, Tren Wisata yang Bakal Booming di Tahun 2024ilustrasi bersantai sekaligus menikmati pemandangan alam (unsplash.com/Valdemaras D.)

Keberadaan destinasi wisata dengan konsep slowcation tentu banyak diburu pelancong untuk menepi sebentar dari aktivitas pekerjaan yang begitu padat sekaligus memulihkan stamina setelah dihajar dengan rutinitas sehari-hari. Pelancong membutuhkan jujukan destinasi wisata yang menenangkan sekaligus menyegarkan.

Destinasi slowcation menjadi pilihan idaman wisatawan karena menawarkan ketenangan, jauh dari hiruk-pikuk kehidupan perkotaan, dan memberikan pengalaman yang memungkinkan pelancong untuk benar-benar meresapi setiap momen liburan.

Di tempat wisata yang menawarkan slowcation, atmosfernya lebih kondusif untuk melepaskan beban pikiran dan menikmati waktu dengan lebih rileks. Mulai dari pemandangan alam yang menakjubkan, kegiatan-kegiatan santai, hingga interaksi yang akrab dengan masyarakat lokal, semuanya dirancang untuk memberikan pengalaman yang melepas stres dan menyegarkan pikiran. Hal ini menjadi suatu peluang bagi pelancong untuk merenung, beristirahat, dan mengisi ulang energi, sehingga mereka datang dengan semangat baru saat kembali ke rutinitas sehari-hari.

5. Menikmati liburan santai tanpa perlu buru-buru

Mengenal Slowcation, Tren Wisata yang Bakal Booming di Tahun 2024ilustrasi pelancong menikmati wakeboarding (unsplash.com/Benjamin Klaver)

Jika kamu adalah orang yang santai dalam menikmati liburan dan sudah komitmen untuk menata jadwal berlibur, mungkin konsep slowcation ini pilihan yang tepat bagi kamu yang ingin liburan tapi tidak perlu ribet. 

Tren wisata slowcation dinilai jadi pilihan tepat bagi para pelancong yang tidak perlu khawatir soal jadwal liburan yang begitu padat. Mereka bisa dengan santai berlibur menikmati destinasi wisata pilihan sekaligus bisa membangun interaksi antar pelaku wisata di daerah. Misalnya seniman, wisatawan lokal, pegiat UMKM, maupun masyarakat yang berada di sekitar tempat wisata.

Pelancong bisa memanfaatkan kesempatan berlibur dengan gaya slowcation ini untuk tidak hanya sekedar melepas penat tapi mereka juga bisa mengenal kehidupan lokal dan kebudayaan masyarakat. Jadi, sudah ada rencana belum tahun 2024 mau liburan ke mana? Jangan lupa terapkan tren ini biar liburanmu makin santuy.

 

Baca Juga: [QUIZ] Dari Lagu NCT Dream Favoritmu, Intip Wisata Tahun Baru 2024 yang akan Kamu Kunjungi!

Reyvan Maulid Photo Verified Writer Reyvan Maulid

Penyuka Baso Aci dan Maklor

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Febrianti Diah Kusumaningrum

Berita Terkini Lainnya