Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Fakta Unik Setra Badung, Kuburan di Tengah Kota

Makam keramat Raden Ayu Siti Khotijah di area Setra Badung. (dok.Pribadi/Ari Budiadnyana)

Setra Badung atau Setra Agung Badung adalah kuburan yang terletak di tengah Kota Denpasar. Tepatnya, berada di Jalan Imam Bonjol, Desa Pemecutan Kelod, Kecamatan Denpasar Barat, Denpasar. Jika dilihat sekilas, Setra Badung terlihat tidak jauh beda dengan kuburan-kuburan lainnya.

Namun, kuburan yang awalnya dibuat untuk keluarga Raja Pemecutan ini ternyata menyimpan berbagai keunikan. Keunikan ini bisa kamu jumpai saat kamu ikut walking tour bareng Kultara untuk menelusuri area Setra Badung. Gak perlu bingung karena kamu akan mendapatkan cerita langsung dari tempat-tempat yang kamu kunjungi. Berikut keunikan-keunikan yang ada di Setra Badung.

1. Sebagai kuburan terbesar di Bali

Prosesi pelebon (ngaben) Raja Pemecutan XI di area utara Setra Badung. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Setra Badung memiliki luas lebih dari 8 hektar. Hal ini membuat kuburan ini menjadi kuburan dengan luas terbesar di Bali. Setra Badung terbagi menjadi dua yaitu Setra Gede dan Setra Bugbug. Setra Gede menjadi tempat kuburan atau prosesi ngaben bagi warga Desa Adat Denpasar. Sedangkan, Setra Bugbug digunakan untuk menguburkan orang yang tidak diketahui identitasnya, umat Hindu yang bukan berasal dari Desa Adat Denpasar, dan umat non Hindu.

Selain digunakan oleh masyarakat setempat, Setra Badung juga digunakan oleh Raja Pemecutan dan keturunan maupun keluarganya. Untuk prosesi pengabenan Raja dan keluarganya dilakukan di sisi sebelah Utara Setra Badung. Kuburan ini dipisahkan oleh sebuah jalan yang membentang di bagian tengah yaitu Jalan Batu Karu.

2. Makam keramat putri Raja Pemecutan

Makam Raden Ayu Siti Khotijah yang berada di area setra (kuburan) Badung. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Keunikan berikutnya adalah adanya sebuah makam keramat. Makam keramat ini merupakan makam dari Raden Ayu Siti Khotijah, putri dari Raja Pemecutan. Ia pindah agama menjadi agama Islam, karena menikah dengan seorang raja dari Kerajaan Bangkalan, Madura.

Cerita makam keramat ini berawal saat putri raja pulang ke Puri Pemecutan karena ada upacara penting. Saat berada di lingkungan puri, beberapa orang mendapati putri sedang melakukan sholat. Orang-orang tersebut mengira putri sedang melakukan ilmu hitam sehingga melaporkan hal tersebut ke Raja Pemecutan. Raja kemudian memerintahkan untuk membunuh putrinya sendiri.

Sebelum dibunuh, Raden Ayu Siti Khotijah mengeluarkan sebuah permintaan. Jika saat ia terbunuh nanti mengeluarkan bau harum, maka ia meminta dibuatkan makam di tempat ia dibunuh. Jika mengeluarkan bau busuk, maka memang benar ia sedang mempelajari ilmu hitam. Setelah ditusuk dengan konde yang dimiliki oleh putri raja, tubuhnya mengeluarkan bau harum. Oleh karena itu, maka dibuatkanlah sebuah makam untuk menghormati putri raja.

Selain itu, 40 orang pengikutnya dibuatkan tempat pemukiman di daerah Desa Pemogan. Sehingga, desa ini sekarang dikenal sebagai Kampung Muslim tertua di Bali. Makam ini ramai dikunjungi oleh warga yang hendak berziarah. Tak hanya berasal dari Denpasar, pengunjung juga berasal dari luar Denpasar, bahkan dari luar Bali.

3. Makam Tuan Miura Djo yang berasal dari Jepang

Makam Tuan Miura Djo di area Setra Badung. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Selain makam keramat Putri Raja Pemecutan, di area Setra Badung juga terdapat makam penting lainnya. Makam ini adalah makam seorang yang berasal Jepang bernama Tuan Miura Djo. Makam Tuan Miura Djo persis berada di sebelah barat makam keramat Raden Ayu Siti Khotijah.

Tuan Miura datang ke Bali bersama pasukan Nipon. Ia kemudian diketahui sebagai sosok tentara Nipon yang membelot dan menetap di Bali. Seperti tulisan prasasti yang berada di sebelah makamnya, Tuan Miura dikenal sebagai sosok yang ramah dan sering menolong warga dengan tulus ikhlas. Ia disebutkan sebagai orang yang pandai bergaul tanpa memandang jabatan seseorang. Tuan Miura meninggal pada 7 September 1945. Makam keramat Raden Ayu Siti Khotijah maupun makam Tuan Miura Djo merupakan bukti adanya akulturasi budaya yang kuat di Denpasar.

Walaupun Setra Badung adalah sebuah kuburan, tempat ini sering dikunjungi wisatawan yang melakukan city tour di Kota Denpasar. Kalau kamu pengen menjelajah Setra Badung, kamu bisa ikutan walking tour bareng Kultara, lho. Jika kamu mengunjungi Setra Badung, jangan lupa untuk mencicipi kuliner yang ada di sepanjang Jalan Batu Karu di area Setra Badung.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ari Budiadnyana
EditorAri Budiadnyana
Follow Us