Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Sejarah Pura Penambang Badung, Cagar Budaya di Kota Denpasar

Bagian depan Pura Penambang Agung (dok.pribadi/Natalia Indah)

Pura Penambang Badung atau Pura Tambang Badung merupakan pura tertua dan warisan budaya umat Hindu di Bali. Pura ini sudah berdiri sebelum Anglurah Pemecutan pertama berkuasa, pernah diperluas serta dipugar oleh Bhatara Sakti Raja Badung, dan kemudian diempon oleh Puri Agung Pemecutan.

Sebagai cagar budaya di Bali, khususnya Kota Denpasar, pura ini menjadi saksi bisu perkembangan zaman dan bisa menjadi destinasi wisata sejarah.

Penasaran seperti apa dan ada apa saja di dalam pura tersebut? Yuk, simak informasi lengkap tentang Pura Penambang Badung sebagai cagar budaya di Kota Denpasar yang informasinya bisa didapat melalui walking tour bareng Kultara berikut ini.

1. Lokasi dan jam operasional Pura Penambang Badung

Wantilan Pura Penambang Agung (dok.pribadi/Natalia Indah)

Pura Penambang Badung bisa kamu temukan di Banjar Pemedilan Kerandan, Desa Pemecutan Denpasar, Kecamatan Denpasar Barat. Pura ini berada di sebelah barat Pasar Pasah Pemedilan, dengan area yang sangat strategis dan mudah diakses.

Perjalanan menuju pura ini bisa menggunakan kendaraan bermotor dengan waktu tempuh sekitar 40 menit dari Bandara I Gusti Ngurah Rai atau sekitar 10 menit dari pusat Kota Denpasar. Kamu pun bisa berjalan kaki menuju kemari, sambil mengikuti walking tour  bersama Kultara di seputar Kawasan Heritage Gajah Mada Denpasar.

Sebagai tempat sembahyang umat Hindu, pura ini dibuka setiap hari selama 24 jam penuh. Jika kamu ingin berkunjung untuk melihat dan berwisata, kamu bisa datang sejak pagi hari atau saat tidak ada upacara di sini.

2. Sejarah Pura Penambang Badung

Area utama Pura Penambang Agung (dok.pribadi/Natalia Indah)

Dilansir dari ebooks.denpasartourism.com, dulunya pura ini bernama Pura Taman kemudian berubah menjadi Pura Ayu Panesteran Panembahan Badung, hingga akhirnya menjadi Pura Penambang Badung. Pura ini didirikan pada awal berdirinya Kerajaan Badung oleh Kyai Jambe Pule yang bergelar Kyai Anglurah Pemecutan I.

Nama Pura Penambang sendiri berkaitan erat dengan anugerah yang diterima Kyai Jambe Pule di Gunung Batukaru yang berupa pecut dan tambang. Sehingga pura ini dimaknai sebagai tali pengikat keluarga serta warga Pemecutan.

Pura ini mempunyai luas sekitar 2 hektar, dan mengalami proses rehab yaitu pada tahun 1928 dan 1990. Di dalamnya, berdiri berbagai pelinggih atau bangunan suci, termasuk juga paibon atau ikatan keluarga dari semua warga yang berjasa dalam pendirian Kerajaan Badung.

3. Daya tarik Pura Penambang Badung

Beberapa pelinggih di Pura Penambang Agung (dok.pribadi/Natalia Indah)

Pura Penambang Badung dibagi menjadi 3 mandala. Mandala pertama atau pintu masuk pura, berupa Candi Bentar yang dihiasi dengan 2 buah meriam yang dikenal dengan nama Gora dan Gori. Kemudian ada mandala kedua yang berupa bangunan terbuka sebagai wantilan pura.

Berikutnya, ada madya mandala atau area utama yang paling luas dan dipenuhi dengan pelinggih. Saat memasuki area utama ini, kamu akan melewati sebuah candi kurung yang dihiasi 2 buah arca di kanan dan kiri, yang disebut dengan arca Jaksa dan Jaksi. Suasana di bagian ini, mirip dengan kerajaan-kerajaan pada zaman dahulu. Jajaran pelinggih yang menghiasi utama mandala tersusun apik, sesuai dengan fungsi serta kedudukannya masing-masing.

Di samping itu, ada tradisi unik yang dilaksanakan di Pura Penambang Badung. Di antaranya adalah tradisi Tari Baris Tangklong yang dipentaskan saat Penampahan Galungan. Lalu, ada tradisi Siyat Sampian yang dilaksanakan pada waktu Manis Kuningan.

Dilansir dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, Pura Penambang Badung telah diinventarisasi oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Bali pada tahun 2016 dengan nomor 3/14-09/STS/12. Kini, pura ini bisa menjadi destinasi wisata sejarah di Kota Denpasar. Jalan-jalan sambil mengenal sejarah di Pura Penambang Badung ini terselenggara atas kerja sama IDN Times Community bareng Kultara pada tanggal 23 November lalu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Natalia Indah Kartikaningrum
EditorNatalia Indah Kartikaningrum
Follow Us