Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Tips Camping di Musim Kemarau, Waspadai Udara Dingin Malam dan Pagi

ilustrasi camping (pexels.com/Amit Chowdhury)
ilustrasi camping (pexels.com/Amit Chowdhury)

Camping atau berkemah di alam terbuka bisa menjadi alternatif kegiatan pereda stres yang gak memerlukan biaya tinggi. Daripada kamu bosan dengan rutinitas kerja, hiburan yang ada di gadget, dan jalan-jalan di mal yang ujung-ujungnya belanja impulsif mending camping. Apalagi bila tak jauh dari tempat tinggalmu terdapat lokasi berkemah yang cukup indah.

Dirimu dapat camping sendirian atau bersama teman. Namun, bermalam di alam terbuka selalu ada tantangannya. Kalau berkemah dilakukan di musim hujan tentu kerepotannya bertambah. Tanah menjadi becek, kamu sulit berkegiatan di luar tenda, bahkan bisa saja bukitnya longsor. 

Sementara camping bertepatan dengan musim kemarau juga mesti berhadapan dengan panas matahari yang luar biasa, perubahan suhu yang drastis pada malam serta pagi hari, dan udara yang berdebu. Kamu perlu mempersiapkan diri dengan matang agar baik ketika berangkat maupun pulang dalam keadaan sehat dan selamat. Perhatikan tujuh tips berikut agar berkemah tetap menyenangkan, meski saat musim kemarau.

1. Bawa baju hangat untuk malam dan pagi yang dinginnya menggigit

ilustrasi camping (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi camping (pexels.com/cottonbro studio)

Terkadang orang mengidentikkan musim kemarau hanya dengan cuaca yang panas sekali di siang hari. Ini memang benar, tetapi justru pada malam sampai pagi hari suhu akan turun drastis.

Perbedaan suhu ketika siang dengan malam dan pagi dapat mencapai lebih dari 10 derajat Celsius. Apalagi saat kamu berada di alam terbuka, udara dan angin dinginnya bakal amat terasa.

Walaupun tidak ada hujan sama sekali, tetaplah membawa pakaian hangat yang mampu menangkal udara dingin. Lengkap dengan tudungnya atau bawa kupluk agar telinga dan pipi cukup hangat. Kaus kaki juga sebaiknya yang tebal agar kamu dapat tidur lebih lelap di malam hari. Celana panjang bisa didobel dengan celana pendek agar tubuh tetap hangat.

2. Pakai masker biar debu gak masuk ke saluran napas

ilustrasi camping (pexels.com/Ali Kazal)
ilustrasi camping (pexels.com/Ali Kazal)

Masalah berikutnya ketika berkemah di musim kemarau adalah debu. Terutama jika lokasi kemah berupa lapangan. Rumput yang mengering bahkan mati membuat tanah beterbangan sepanjang waktu.

Sebaiknya kamu memakai masker ketika beraktivitas di luar tenda. Jangan sampai pulang-pulang nanti dirimu mengalami infeksi saluran pernapasan. Tenda juga segera ditutup kembali setelah dirimu keluar atau masuk agar bagian dalamnya tetap bersih.

Hindari berpikir masker hanya untuk mencegah penularan penyakit dari manusia ke manusia melalui udara. Partikel debu yang banyak terhirup pun berbahaya khususnya bila kamu punya riwayat alergi atau asma.

Jika di sekitar lokasi camping tersedia cukup air, dirimu dapat menyiram sekitar tenda. Ini bertujuan agar tanahnya tak seketika beterbangan setiap ada orang yang berjalan atau terkena angin.

3. Memilih bahan makanan yang lebih awet terkena sinar matahari

ilustrasi camping (pexels.com/Te Ta)
ilustrasi camping (pexels.com/Te Ta)

Tantangan selanjutnya adalah menjaga bahan-bahan makanan yang dibawa. Panas matahari sepanjang siang akan membuat bekal makanan lebih cepat rusak. Khususnya sayuran, buah-buahan, sumber protein hewani, bahkan tahu dan tempe. Jika kamu ingin membawa sayuran untuk sumber serat, pilih yang tak mudah layu.

Kubis dan sawi putih cenderung lebih tahan di udara panas daripada sayuran hijau seperti kangkung dan bayam. Pilih buah yang berkulit tebal seperti semangka dan melon buat disantap bareng teman-teman.

Makanan kaleng juga perlu disediakan, karena tetap menjadi alternatif bahan yang paling tahan terhadap paparan sinar matahari dan waktu perjalanan. Hitung keperluan bahan makanan sesuai lama waktu berkemahmu.

4. Siangnya kenakan pakaian lengan panjang yang tipis dan sunscreen

ilustrasi camping (pexels.com/Quang Nguyen Vinh)
ilustrasi camping (pexels.com/Quang Nguyen Vinh)

Di siang hari, dingin memang kurang terasa dibandingkan malam dan pagi. Akan tetapi, panas matahari sangat menyengat karena awan bisa sama sekali tidak ada. Kalau kamu tidak memakai kaus lengan panjang, kulit tangan mudah sekali terbakar. Begitu pula bagian tengkuk akan kemerahan, gatal, dan kasar. Maka pilih kaus lengan panjang dengan kerah atau bawa dua macam jaket.

Jaket tebal yang lebih hangat untuk malam hari dan jaket yang lebih tipis tapi melindungi kulit dari paparan sinar matahari buat siangnya. Jangan lupa memakai tabir surya atau sunscreen agar kulit tidak terbakar. Kombinasi tabir surya dan pilihan pakaian yang tepat menjaga kulitmu tetap sehat sepulang berkemah.

5. Siapkan alas tidur yang cukup empuk

ilustrasi camping (pexels.com/Ivan Samkov)
ilustrasi camping (pexels.com/Ivan Samkov)

Berkemah di atas tanah yang becek oleh hujan tentu menyulitkan. Kecuali, kamu memakai ranjang lipat sehingga lebih nyaman. Namun, camping di puncak kemarau juga membuat tidur menjadi penuh tantangan. Pasalnya, tanah amat keras saking keringnya. Rumput pun sudah botak-botak sehingga tidak bisa menjadi alas alami yang empuk.

Permukaan tanah juga tidak rata bahkan terasa ada batu yang menyembul di sana sini sehingga seluruh badan dapat sakit, apabila kamu hanya tidur beralaskan tikar. Bawalah matras yang cukup empuk untuk meningkatkan kualitas tidurmu. Juga bantal kecil apabila tas ranselmu terlalu besar atau keras buat menopang kepala. Di tengah cuaca ekstrem puncak kemarau, dirimu membutuhkan tidur yang cukup dari segi waktu dan nyenyak. 

6. Bawa cukup air putih, vitamin, obat-obatan, dan minyak angin

ilustrasi camping (pexels.com/Kampus Production)
ilustrasi camping (pexels.com/Kampus Production)

Kalau daerahnya sangat kering, memperoleh air untuk direbus sendiri mungkin juga sulit. Mungkin juga kalaupun ada air, kebersihannya tidak dapat dipastikan bahkan sudah keruh karena bercampur endapan tanah.

Jangankan air yang layak dikonsumsi, buat mandi saja barangkali terbatas. Oleh karena itu, penting sekali untukmu tetap membawa air mineral sendiri dalam jumlah yang cukup. 

Jangan sampai kamu dehidrasi karena suhu di siang hari amat panas. Bawa pula vitamin untuk menjaga daya tahan tubuh, obat-obatan yang biasa dikonsumsi jika dirimu mengalami gangguan kesehatan, serta minyak angin. Untuk vitamin sebaiknya mulai dikonsumsi beberapa hari sebelum kamu berangkat camping biar tubuh dalam keadaan fit.

7. Hati-hati saat menyalakan api

ilustrasi camping (pexels.com/Vietnam Tri Duong Photographer)
ilustrasi camping (pexels.com/Vietnam Tri Duong Photographer)

Selain memperhatikan kebutuhan diri selama berkemah, kamu juga wajib peduli pada lingkungan. Di puncak kemarau, kawasan hutan mudah sekali terbakar. Apalagi dengan adanya percikan api dari kegiatanmu memasak atau membuat api unggun. Jangan sembarangan meninggalkan nyala api meski sebentar saja. Dirimu mesti bergantian dengan teman untuk menjaganya.

Sediakan pula air di dekat kalian atau kain basah untuk langkah pertama apabila tiba-tiba api menjalar ke rerumputan kering di sekitarnya. Jangan terlambat mengatasinya dan api dengan cepat menyebar ke mana-mana. Ketika aktivitas memasak atau api unggun selesai, pastikan api sudah padam sempurna. Tinggalkan lokasi setelah tak ada lagi setitik pun bara atau asap.

Kalau ada larangan menyalakan api, ikuti saja alternatif memasak makanan yang disediakan oleh pengelola kawasan kemah. Semua ketentuan dibuat untuk keamanan bersama. Termasuk lingkungan yang tak boleh rusak hanya karena aktivitas camping para pengunjung.

Berkemah di puncak musim kemarau memang lebih mungkin dilakukan daripada di puncak musim hujan. Akan tetapi, kamu tetap harus berhati-hati dan melakukan persiapan yang cukup. Supaya baik ketika dirimu berangkat maupun pulang berjalan dengan lancar, tetap sehat, serta tidak mengganggu kelestarian lingkungan. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us