Kenapa Banyak Spot Instagramable yang Justru Gak Diminati?

- Spot Instagramable terlalu fokus pada estetika visual tanpa mempertimbangkan kenyamanan pengunjung.
- Akses yang sulit, harga tiket mahal, dan kurangnya pengalaman menyebabkan tempat tersebut tidak diminati.
- Narasi atau cerita di balik spot Instagramable, fasilitas dasar, dan pembatasan aturan berfoto juga menjadi alasan utama ketidakdiminati.
Spot Instagramable kini mudah ditemukan hampir di setiap destinasi wisata. Mulai dari kafe, taman tematik, hingga sudut kota pun ikut didesain agar terlihat menarik di media sosial. Namun, tak jarang tempat-tempat tersebut justru sepi pengunjung meskipun tampak viral secara online. Kenapa bisa begitu?
Banyak tempat yang terlalu fokus mengejar estetika, tapi lupa bahwa kenyamanan, pengalaman, dan cerita di baliknya juga penting. Generasi saat ini bukan hanya ingin berfoto, tapi juga merasakan suasana dan tentunya merasa nyaman selama berkunjung.
Yuk, kita bahas lebih dalam lima alasan utama kenapa banyak spot Instagramable yang justru gak diminati. Simak sampai akhir, ya!
1. Terlalu fokus pada visual hingga mengabaikan kenyamanan

Banyak spot Instagramable yang dibuat hanya untuk terlihat menarik di kamera, tanpa mempertimbangkan kenyamanan pengunjung. Tempat duduk yang minim atau bahkan tidak ada sama sekali sering membuat pengunjung cepat lelah dan ingin segera pergi.
Akses yang sulit dijangkau jadi kendala. Ditambah lagi, perlindungan dari cuaca, seperti kanopi atau area berteduh, sering kali diabaikan demi menjaga estetika visual. Akibatnya, pengunjung harus rela kepanasan atau kehujanan hanya demi sebuah foto. Estetika memang penting, tapi jika kenyamanan diabaikan, orang enggan untuk datang kembali.
2. Harga tiket yang tidak seimbang dengan pengalaman

Tak sedikit pengunjung merasa bahwa harga tiket masuk ke spot Instagramable terlalu mahal dibandingkan dengan apa yang mereka dapatkan. Memang tempatnya terlihat indah di foto, tapi jika tidak ada aktivitas atau interaksi yang berarti, maka nilai kunjungannya jadi terasa hambar.
Mereka membandingkan biaya masuk dengan pengalaman lain yang lebih menyenangkan. Saat satu tempat hanya menawarkan latar foto tanpa pengalaman tambahan, pengunjung merasa rugi.
Alih-alih puas, mereka merasa seperti membayar hanya untuk menjadi fotografer dadakan. Ketidakseimbangan ini yang membuat banyak orang enggan datang lagi.
3. Kurangnya nilai budaya atau cerita di balik tempat

Spot Instagramable yang hanya mengandalkan visual tanpa narasi atau cerita di baliknya sering kali dianggap membosankan. Banyak anak muda yang kini lebih tertarik pada tempat yang punya makna atau nilai budaya tertentu. Tanpa informasi menarik, tempat tersebut jadi terasa kosong dan tidak meninggalkan kesan.
Keindahan visual memang bisa memikat di awal, tapi narasi adalah yang membuat pengalaman jadi berkesan. Ketika tidak ada unsur storytelling yang kuat, pengunjung merasa tidak ada alasan untuk datang lagi. Padahal, sedikit konteks atau cerita bisa membuat satu spot jadi lebih hidup dan bermakna.
4. Fasilitas penunjang yang minim

Fasilitas dasar sering kali diabaikan di spot Instagramable karena lebih fokus pada tampilan luar. Toilet bersih, tempat parkir yang memadai, dan area makan yang nyaman sering kali dianggap sebagai hal sekunder. Padahal, bagi banyak pengunjung, keberadaan fasilitas ini sangat menentukan apakah mereka betah atau tidak.
Jika tempatnya bagus, tapi tidak ada tempat istirahat atau sulit mencari makanan, pengalaman jadi kurang menyenangkan. Banyak pengunjung akhirnya merasa kapok datang ke tempat yang terlalu repot. Hal kecil seperti ini justru punya pengaruh besar terhadap tingkat kunjungan jangka panjang.
5. Terlalu banyak aturan pose dan larangan

Beberapa tempat memiliki terlalu banyak aturan mengenai cara berfoto atau area yang boleh diakses. Pembatasan ini memang bertujuan menjaga properti, tapi sering kali malah membuat pengunjung merasa terkekang. Ketika seseorang datang untuk menikmati dan mengekspresikan diri tapi malah dibatasi, kesan yang timbul jadi negatif.
Apalagi jika staf terlalu sering menegur atau mengawasi, suasana jadi terasa tidak santai. Alih-alih merasa bebas berekspresi, pengunjung merasa seperti sedang mengikuti aturan ketat di museum. Hal ini jelas membuat mereka enggan datang kembali atau bahkan tidak ingin merekomendasikan tempat tersebut ke orang lain.
Spot Instagramable memang bisa menarik perhatian secara visual, tapi itu belum tentu cukup untuk membuat orang tertarik datang dan kembali. Kenyamanan, harga yang sesuai, nilai budaya, fasilitas memadai, dan kebebasan berekspresi adalah aspek penting yang tak boleh diabaikan.