Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

10 Kesalahan Pendaki saat Melakukan Pendakian Tektok

Jalur pendakian Gunung Merbabu
Jalur pendakian Gunung Merbabu (unsplash.com/Falaq Lazuardi)
Intinya sih...
  • Logistik minim membuat energi cepat habis, pastikan logistik kamu cukup.
  • Perlengkapan keselamatan yang terlewat meningkatkan risiko, bawa headlamp, raincoat, dan emergency blanket.
  • Keberangkatan yang terlalu siang membuat perjalanan terjebak gelap, mulai mendaki terlalu sore bisa membuat waktu turun jadi mepet dengan datangnya malam.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pendakian tektok adalah pendakian naik dan turun gunung yang dilakukan dalam satu hari tanpa menginap. Dengan adanya pendakian tektok ini membuat pendaki harus bergerak cepat dengan fokus penuh.

Meski terlihat simpel dan mudah dicoba, ternyata pendakian tektok justru menuntut persiapan yang lebih matang. Kesalahan kecil bisa berujung risiko besar di jalur pendakian, lho. Supaya hal yang tak diinginkan terjadi, berikut beberapa kesalahan pendaki saat melakukan pendakian tektok. Salah satunya mungkin sering kamu lakukan, nih!

1. Logistik minim membuat energi cepat habis

ilustrasi makanan di gunung
ilustrasi makanan di gunung (unsplash.com/Vital Sinkevich)

Perjalanan panjang bakal terasa jauh lebih berat ketika makanan dan minuman yang dibawa tidak cukup untuk menemani naik–turun gunung seharian. Tubuh cepat kehilangan tenaga, karena jalur menanjak butuh banyak asupan dibanding jalan santai biasa. Jangan mengandalkan warung di pos-pos tertentu, karena belum tentu akan buka 24/7, pastikan logistik kamu cukup.

2. Perlengkapan keselamatan yang terlewat meningkatkan risiko

ilustrasi perlengkapan mendaki
ilustrasi perlengkapan mendaki (commons.wikimedia.org/Dan DeChiaro)

Benda seperti headlamp, raincoat, dan emergency blanket mungkin terasa remeh, tetapi ketiganya sangat menolong ketika cuaca berubah tiba-tiba. Turun dalam kondisi gelap tanpa lampu membuat arah perjalanan mudah membingungkan. Dengan perlindungan yang tepat, tubuh tetap hangat dan kamu bisa tetap melihat jalur pendakian dengan terang walau cuaca kurang bersahabat.

3. Keberangkatan yang terlalu siang membuat perjalanan terjebak gelap

ilustrasi jalur pendakian
ilustrasi jalur pendakian (commons.wikimedia.org/Aji purwahusada)

Mulai mendaki terlalu sore membuat waktu turun jadi mepet dengan datangnya malam. Saat cahaya mulai hilang, jalur terlihat semakin samar dan langkah harus jauh lebih hati-hati. Kondisi ini bukan hanya memperlambat pendakian, tetapi juga membuat tubuh lebih cepat lelah karena harus terus mengatur pijakan.

4. Memaksa jalan dalam tempo cepat membuat tenaga cepat terkuras

ilustrasi mendaki gunung
ilustrasi mendaki gunung (pexels.com/Kamaji Ogino)

Berjalan terlalu cepat sejak awal bikin tubuh kehabisan tenaga sebelum medan mencapai bagian yang lebih berat. Jalur tektok menuntut pendakian yang konstan, bukan terburu-buru lalu kehabisan napas di tengah jalan. Begitu tubuh mulai melemah di awal, sisa perjalanan menuju puncak akan terasa jauh lebih menantang.

5. Informasi cuaca yang diabaikan mengacaukan rencana perjalanan

ilustrasi memeriksa kondisi cuaca
ilustrasi memeriksa kondisi cuaca (pexels.com/Tekeshwar Singh)

Gunung punya cuaca yang berubah cepat, sehingga mendaki tanpa mengecek kondisi real time bisa jadi masalah besar. Hujan atau kabut tebal membuat jalur licin dan pandangan menyempit, sehingga langkah harus semakin pelan. Perubahan kecil seperti ini bisa menggeser seluruh perkiraan waktu pendakian tektok yang sudah direncanakan.

6. Tidak memiliki batas waktu putar balik membuat perjalanan rawan

ilustrasi mendaki gunung
ilustrasi mendaki gunung (pexels.com/Oksana Abramova)

Tanpa target jam untuk berhenti atau kembali, perjalanan sering berlanjut terlalu lama sampai matahari hampir tenggelam. Kondisi seperti ini membuat pendaki harus pulang dalam cahaya minim yang tidak ramah untuk medan berbatu. Akhirnya perjalanan terasa lebih melelahkan karena seluruh fokus tersedot untuk memastikan bahwa pijakan aman.

7. Meremehkan kebutuhan air akhirnya dehidrasi

ilustrasi minum air
ilustrasi minum air (unsplash.com/Mineragua Sparkling Water)

Mengejar waktu sering membuat orang menahan minum, padahal tubuh sudah bekerja ekstra keras di jalur pendakian yang terus naik. Ketika cairan kurang, kepala terasa sempoyongan dan langkah jadi makin tidak mantap. Dehidrasi yang muncul perlahan-lahan membuat pendakian terasa jauh lebih berat dari seharusnya.

8. Panik saat tersesat dan sulit berpikir jernih

ilustrasi mendaki gunung
ilustrasi mendaki gunung (pexels.com/Александр Максин)

Kehilangan jejak jalur utama pendakian sering memicu panik yang justru membuat pikiran semakin tidak fokus. Keputusan yang diambil buru-buru biasanya membawa langkah ke arah yang semakin jauh dari rute sebenarnya. Di keadaan seperti ini, satu keputusan kecil bisa menentukan apakah perjalanan makin mudah atau makin menyusahkan.

9. Tetap mendaki meski sedang cedera atau kurang fit

ilustrasi mendaki gunung saat sedang kurang tidur
ilustrasi mendaki gunung saat sedang kurang tidur (pexels.com/Kamaji Ogino)

Naik gunung saat sedang cedera atau tidak sehat membuat tubuh cepat kelelahan, karena beban fisik terasa dua kali lebih berat. Jalur berbatu dan menanjak jadi lebih sulit dilalui karena gerakan harus ditahan. Situasi ini bukan hanya memperlambat pendakian, tetapi juga memperbesar risiko cedera bertambah parah.

10. Ikut tren tektok tanpa kesiapan fisik dan mental

ilustrasi pendaki
ilustrasi pendaki (pexels.com/Nans 82)

Banyak orang tertarik mencoba pendakian tektok karena sedang populer, padahal perjalanan naik turun gunung dalam waktu sehari saja jelas penuh butuh fisik yang benar-benar siap. Ketika tenaga mulai menurun, fokus ikut hilang dan langkah makin tidak teratur. Kurangnya persiapan membuat pendakian yang seharusnya menyenangkan berubah jadi ujian mental di tengah jalur.

Pendakian tektok membutuhkan disiplin, perhitungan waktu, dan kesiapan perlengkapan yang tepat. Mengabaikan hal-hal kecil dapat berdampak besar pada keselamatan diri kamu apalagi kalau kamu tergolong pendaki pemula. Jadi, semakin matang persiapan, semakin kecil pula risiko yang harus dihadapi selama berada di jalur pendakian. Semoga, kesalahan-kesalahan di atas gak kamu lakukan saat ingin mencoba pendakian tektok!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Naufal Al Rahman
EditorNaufal Al Rahman
Follow Us

Latest in Travel

See More

5 Barang Ringan Wajib Bawa Saat Tektokan di Cuaca Ekstrem, Biar Aman!

25 Nov 2025, 15:26 WIBTravel