8 Sisi Gelap Korea Selatan yang Tak Semanis Kisah Drama Korea

Ketenaran drama Korea dan idol KPop yang meroket membuat Korea Selatan menjadi destinasi terpopuler di dunia. Selain liburan, sebagian orang ingin sekolah di Korea Selatan.
Mungkin kamu pernah membayangkan nyamannya hidup di sana. Bisa bertemu aktor dan aktris dengan penampilan menawan, hingga puas menikmati kuliner khas Korea Selatan yang nikmat.
Padahal, hidup di Korea Selatan gak seindah yang ada di drama Korea, lho. Meski menjadi salah satu negara yang indah, tetapi ada beberapa sisi gelap dari realita kehidupan di Korea Selatan. Ada apa saja? Simak informasi selengkapnya di bawah ini!
1. Memiliki obsesi tinggi terhadap universitas

Kompetisi untuk masuk ke universitas sudah masuk level yang menyiksa. Bahkan, banyak siswa SD (Sekolah Dasar) yang berlomba-lomba mengikuti kursus usai sekolah, yang berlangsung hingga malam hari. Tujuannya biar mereka bisa masuk universitas bergengsi saat sudah dewasa nanti.
2. Jam kerja yang berlebihan
Korea Selatan menjadi salah satu negara dengan jam kerja tertinggi di dunia. Budaya kerja di Korea Selatan sering melibatkan jam kerja panjang, serta tingginya ekspektasi terhadap produktivitas.
Para karyawan di sana sering menghadapi tekanan untuk bekerja lembur. Gak heran kalau mereka sering mengalami kelelahan ekstrem akibat bekerja.
3. Penghasilan aktor dan aktris yang tidak adil

Para aktor dan aktris Korea mendapatkan bayaran yang tidak adil. Mereka dibayar bukan per adegan, melainkan hanya dibayar dalam hitungan per episode.
Misalnya jika mereka melakukan 50 adegan, maka honor yang diterima sama dengan jika mereka melakukan 10 adegan.
4. Standar penampilan yang tinggi
Budaya di Korea Selatan selalu mengutamakan penampilan. Bahkan, orang tua di sana sangat menganjutkan anak-anak mereka untuk operasi plastik.
Uniknya, mereka menawarkan operasi plastik sebagai hadiah ulang tahun anaknya. Jika penampilan tak sesuai standar mereka, maka akan kesulitan mendapatkan kerja. Maka dari itu, mereka selalu berusaha untuk berbusana rapi dan stylish.
5. Biaya hidup yang tinggi

Kisaran biaya hidup di sana minimal Rp30 juta per bulan untuk menengah ke bawah. Jika memiliki anak, maka biaya hidup yang dikeluarkan bisa mencapai Rp40 juta per bulan. Sedangkan, biaya sewa rumah ukuran kos sekitar Rp4 juta-Rp6 juta per bulan.
Tingginya biaya hidup di Korea Selatan berdampak ke generasi tua. Ada banyak lansia yang akhirnya harus tinggal sendirian, bahkan gak memiliki rumah.
6. Angka bunuh diri yang tinggi

Masyarakat Korea Selatan bekerja dengan sangat keras, karena dunia kerja mereka sangat kompetitif. Jadi, gak heran jika mereka sering mengalami stres, depresi, dan bunuh diri. Kematian akibat bekerja berlebihan pun menjadi hal yang biasa di sana.
7. Banyak warganya yang menolak untuk menikah
Jika kamu perhatikan, kebanyakan warga Korea Selatan menikah di usia 30 tahun ke atas. Ini karena biaya hidup di sana sangat tinggi, termasuk biaya nikah yang mahal. Mereka lebih mengutamakan karir terlebih dahulu.
Selain itu, mereka harus melalui masa wajib militer sekitar dua tahun. Biasanya wajib militer dijalani sebelum mereka bekerja. Jadi, masa muda mereka sudah digunakan untuk sekolah, wajib militer, dan bekerja keras.
8. Tingginya kasus bullying

Kasus bullying di Korea Selatan sangat tinggi, karena mereka menanggung tekanan dan tuntutan hidup yang luar biasa. Misalnya, di usia 13 tahun sudah harus belajar untuk masuk kuliah, sehingga gak merasakan momen bermain dengan teman-teman. Akhirnya mereka stres dan selalu menahan emosi tersebut.
Selain itu, waktu jam sekolah yang panjang membuat mereka kerap melampiaskan emosi kepada teman-teman sekolah. Mereka juga memiliki budaya iljin, yakni ada siswa yang merasa berkuasa di sekolah. Jika ada kasus bullying, guru-guru di sana pun gak mau bertanggung jawab.
Itulah informasi tentang sisi gelap kehidupan di Korea Selatan yang gak banyak orang tahu. Setelah mengetahui fakta-fakta di atas, kamu masih tertarik tinggal di Korea Selatan?