Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Tips Masak Hemat Gas di Gunung, Pendaki Wajib Tahu!

Ilustrasi masak di gunung
Ilustrasi masak di gunung (pexels.com/Taryn-Elliott)
Intinya sih...
  • Pilih menu simpel yang cepat matang untuk menghemat gas
  • Siapkan bahan sebelum berangkat agar waktu masak lebih efisien
  • Gunakan api kecil, tapi stabil untuk konsumsi gas yang lebih efisien
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Membawa bekal mendaki gunung gak sekadar soal makanan enak, tapi juga soal strategi, biar perjalanan tetap nyaman. Bayangkan kalau gas cepat habis, sementara kamu masih harus masak buat sarapan atau makan malam di camp, ribet banget, kan?

Maka dari itu, penting banget tahu cara masak yang hemat gas. Dengan trik yang tepat, bekalmu bisa dimasak dengan efisien, perut kenyang, dan perjalanan tetap seru tanpa drama kehabisan bahan bakar. Ini beberapa tips masak hemat gas di gunung selama mendaki yang bisa kamu praktikkan.

1. Pilih menu simpel yang cepat matang

ilustrasi mi instan
ilustrasi mi instan (pexels.com/Taryn Elliott)

Tips paling utama adalah pintar pilih menu. Sebaiknya jangan memilih menu yang memakan waktu terlalu lama untuk matang, misalnya, potongan daging tebal atau jenis sayuran yang teksturnya keras.

Pilih makanan instan, seperti mi, sereal instan, sosis, telur, atau lauk kering siap makan. Menu cepat matang bikin waktu masak jadi singkat dan gas gak terbuang sia-sia.

2. Siapkan bahan sebelum berangkat

ilustrasi bahan masak
ilustrasi bahan masak (pexels.com/Marcelo Verfe)

Salah satu penyebab boros gas adalah waktu persiapan di gunung yang lama. Bayangkan kalau kamu masih harus cuci, kupas, atau potong bahan di lokasi. Gas terbuang karena kompor menyala lebih lama.

Lebih baik siapkan semua bahan sejak rumah, misalnya, sayuran sudah dicuci, dipotong, bahkan dimasukkan ke wadah. Tinggal masak begitu sampai di camp, deh!

3. Gunakan api kecil, tapi stabil

ilustrasi peralatan masak di gunung
ilustrasi peralatan masak di gunung (pexels.com/Taryn Elliott)

Banyak pendaki salah kaprah dengan menyalakan api besar biar masakan cepat matang. Padahal, api besar justru bikin gas cepat habis dan masakan sering gak matang merata. Trik hematnya, gunakan api kecil atau sedang tapi stabil. Dengan cara ini, panas menyebar rata dan konsumsi gas jadi lebih efisien.

4. Manfaatkan nesting dan tutup panci

ilustrasi panci (freepik.com/EyeEm)
ilustrasi panci (freepik.com/EyeEm)

Tutup panci sering disepelekan padahal fungsinya luar biasa. Kalau kamu menutup panci saat memasak, panas akan tetap tertahan di dalamnya sehingga proses memasak jadi lebih cepat dan makanan pun bisa matang lebih singkat.

Ditambah lagi, nesting atau peralatan masak khusus outdoor memang didesain biar panas merata. Jadi, jangan lupa selalu gunakan nesting dan tutup panci biar hemat gas.

5. Masak bareng, jangan sendiri-sendiri

ilustrasi makan saat camping
ilustrasi makan saat camping (pexels.com/Ivan Samkov)

Kalau kamu mendaki bareng teman, usahakan masak untuk banyak orang sekaligus. Kalau setiap orang masak terpisah, pemakaian gas jadi lebih boros, karena kompor harus dinyalakan berulang kali. Dengan sistem masak bareng, penggunaan gas jadi lebih efisien, waktu makan juga lebih kompak, dan pastinya bikin suasana makin seru.

6. Bawa lauk instan siap makan

ilustrasi masak di gunung
ilustrasi masak di gunung (pexels.com/Taryn Elliott)

Selain makanan cepat matang, kamu juga bisa bawa lauk instan siap makan seperti abon, rendang kemasan, nuget, atau ikan kaleng. Lauk jenis ini gak perlu dimasak lama, cukup dipanaskan sebentar atau bahkan bisa langsung dimakan. Strategi ini ampuh banget untuk menghemat gas, terutama di malam hari saat energi sudah terkuras.

Mengatur bahan bakar di gunung itu penting banget, apalagi kalau pendakianmu lebih dari satu malam. Dengan menerapkan tips masak hemat gas di gunung ini, kamu gak cuma bisa menghemat logistik, tapi juga bikin perjalanan lebih nyaman. Ingat, efisiensi di gunung bukan berarti mengurangi kenyamanan, tapi bagaimana caranya semua bisa tercukupi dengan bijak.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Naufal Al Rahman
EditorNaufal Al Rahman
Follow Us

Latest in Travel

See More

[QUIZ] Dari Wilayahnya, Ini Situs Warisan Dunia di Indonesia yang Bisa Kamu Kunjungi

06 Sep 2025, 20:30 WIBTravel