3 Alasan Toyota Fortuner dan Pajero Sport Rentan Terguling Saat Ngebut

Toyota Fortuner dan Mitsubishi Pajero Sport memang sangat populer di Indonesia. Sebab keduanya memiliki desain yang sporty dan mesin dengan performa tinggi. Karena itu banyak pengguna kedua SUV ini yang sering memacu mobil mereka dengan kecepatan tinggi di jalan tol.
Padahal, seperti layaknya SUV lainnya, Pajero Sport dan Fortuner tidak didesain untuk kebut-kebutan. Karena itu akan sangat berisiko kalau mobil sebongsor Fortuner dan Pajero Sport dipakai ngebut.
Nah, berikut tiga alasan utama kenapa jangan pernah memacu Toyota Fortuner dan Pajero Sport dengan kecepatan tinggi.
1. Dimensi besar sulit bermanuver

Baik Toyota Fortuner maupun Mitsubishi Pajero Sport memiliki dimensi yang jauh lebih besar dibandingkan dengan mobil penumpang biasa. Fortuner memiliki panjang sekitar 4.795 mm dan lebar 1.855 mm, sedangkan Pajero Sport sedikit lebih panjang dengan ukuran 4.825 mm dan lebar 1.815 mm. Dimensi besar ini memengaruhi kemampuan kendaraan untuk bermanuver, terutama saat harus menghindari hambatan mendadak di jalan tol.
Ketika melaju di kecepatan tinggi, mobil dengan dimensi besar membutuhkan ruang yang lebih luas untuk berbelok atau mengubah jalur. Ini menjadi tantangan ketika lalu lintas padat atau ketika pengemudi lain membuat manuver mendadak. Selain itu, bobot kendaraan yang berat membuat jarak pengereman lebih panjang, meningkatkan risiko kecelakaan jika terjadi pengereman mendadak.
2. Ground clearance tinggi, rentan terguling

Salah satu keunggulan SUV seperti Fortuner dan Pajero Sport adalah ground clearance yang tinggi. Fortuner memiliki ground clearance sekitar 225 mm, sementara Pajero Sport sedikit lebih rendah di angka 218 mm. Meskipun ini ideal untuk melewati medan kasar, ground clearance tinggi justru menjadi kelemahan saat kendaraan dipacu di jalan tol dengan kecepatan tinggi.
Ground clearance tinggi berarti pusat gravitasi kendaraan berada lebih jauh dari tanah. Ketika pengemudi melakukan manuver tajam, seperti menghindari kendaraan lain atau saat melewati tikungan, ada risiko kendaraan kehilangan stabilitas dan terguling. Risiko ini meningkat pada kecepatan di atas 100 km/jam, terutama jika jalan licin akibat hujan atau jika ban dalam kondisi kurang baik.
3. Kurang aerodinamis

Sport Utility Vehicle (SU) seperti Toyota Fortuner dan Mitsubishi Pajero Sport tidak dirancang untuk aerodinamis yang optimal pada kecepatan tinggi. Desain bodi yang besar dan tinggi menciptakan hambatan udara (drag) yang lebih besar dibandingkan dengan mobil sedan atau hatchback. Akibatnya, kendaraan harus bekerja lebih keras untuk melawan hambatan udara, meningkatkan konsumsi bahan bakar dan membuat kendaraan kurang stabil pada kecepatan tinggi.
Selain itu, hambatan udara yang tinggi juga menyebabkan mobil lebih sulit dikendalikan saat melaju kencang, terutama jika ada angin kencang dari samping. Ini bisa membuat kendaraan bergeser dari jalur, meningkatkan risiko kecelakaan, terutama di jalan tol yang sering memiliki angin lintas. Kurangnya aerodinamis juga memengaruhi kemampuan pengereman, karena gaya dorong dari angin dapat memperpanjang jarak berhenti.