Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Risiko Aquaplaning yang Terjadi Saat Hujan Lebat

ilustrasi mobil saat hujan
ilustrasi mobil saat hujan (pexels.com/NHP&Co)
Intinya sih...
  • Kendaraan sulit dikendalikan akibat hilang traksi
  • Risiko tergelincir mendadak di kecepatan stabil
  • Potensi tabrakan beruntun karena reaksi lambat
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Hujan lebat sering kali membawa suasana yang lebih adem, tetapi kondisi jalan justru dapat berubah jadi tantangan besar bagi siapa pun yang sedang berkendara. Salah satu risiko paling serius adalah aquaplaning, yaitu kondisi ketika ban kehilangan traksi karena terangkat lapisan air. Situasi ini membuat kendaraan sulit dikendalikan dan berpotensi memicu kecelakaan yang gak terduga. Fenomena tersebut bukan hanya dialami pengemudi baru saja, tetapi juga pengemudi berpengalaman ketika kondisi jalan sedang penuh genangan.

Karena itu, pembahasan tentang risiko aquaplaning ini terasa semakin penting supaya banyak pengendara bisa lebih waspada saat menghadapi hujan deras di perjalanan. Ada begitu banyak faktor yang membuat aquaplaning muncul tanpa tanda-tanda yang jelas. Makanya, mari memahami beberapa risikonya agar bisa lebih siap dan lebih percaya diri saat memegang setir. Yuk lebih peduli sama keselamatan bareng-bareng sebelum terlambat.

1. Kendaraan sulit dikendalikan akibat hilang traksi

ilustrasi mobil saat hujan
ilustrasi mobil saat hujan (pexels.com/Erik Mclean)

Risiko pertama yang paling sering terjadi saat aquaplaning adalah hilangnya traksi sehingga kendaraan terasa sangat sulit diarahkan. Kondisi ban yang melayang di atas air membuat pergerakan setir terasa gak responsif. Situasi ini bisa membuat kendaraan bergerak ke arah yang gak diinginkan meski pengemudi sudah berusaha menahan atau mengoreksi arah kemudi.

Saat traksi hilang, reaksi panik sering muncul dan justru memperburuk keadaan. Banyak orang refleks menginjak rem lebih dalam padahal langkah tersebut bisa membuat kendaraan makin tidak stabil. Karena itu, memahami bahwa hilang traksi adalah kondisi serius dapat meningkatkan kewaspadaan dan membantu mengambil keputusan yang lebih tepat ketika kondisi darurat terjadi.

2. Risiko tergelincir mendadak di kecepatan stabil

ilustrasi mengemudi mobil saat hujan
ilustrasi mengemudi mobil saat hujan (pexels.com/Matheus Bertelli)

Banyak pengendara menganggap aquaplaning hanya terjadi saat kendaraan melaju sangat cepat, padahal kondisi ini juga dapat muncul di kecepatan stabil. Bahkan dengan kecepatan sedang, genangan yang cukup dalam sudah mampu mengangkat ban sehingga kendaraan tergelincir. Situasi ini sering mengejutkan karena datang tiba-tiba dan tanpa gejala yang jelas.

Tergelincir mendadak dapat membuat kendaraan keluar jalur atau bergeser ke sisi jalan tanpa kontrol. Ketika ini terjadi, jarak aman dengan kendaraan lain menjadi sangat penting untuk meminimalkan risiko benturan. Menyadari bahwa kecepatan sedang pun tetap berpotensi memicu aquaplaning membantu banyak pengendara lebih berhati-hati saat melalui jalur basah.

3. Potensi tabrakan beruntun karena reaksi lambat

ilustrasi lalu lintas saat hujan
ilustrasi lalu lintas saat hujan (pexels.com/Thể Phạm)

Risiko lain yang sering muncul adalah tabrakan beruntun yang disebabkan oleh reaksi kendaraan yang melambat saat aquaplaning. Ketika ban kehilangan kontak dengan permukaan jalan, kendaraan membutuhkan jarak lebih panjang untuk berhenti. Hal ini membuat pengereman mendadak gak efektif dan justru memicu benturan dengan kendaraan di depan.

Kemungkinan tabrakan beruntun makin tinggi apabila kondisi lalu lintas sedang padat atau ketika banyak kendaraan lain juga kesulitan menjaga stabilitas. Situasi ini menjadi lebih berbahaya karena efek domino dapat terjadi dalam hitungan detik. Memahami potensi tabrakan beruntun membuat pengemudi lebih sadar untuk menjaga jarak aman, terutama saat hujan deras.

4. Risiko terseret ke arah berlawanan akibat arus air

ilustrasi mobil parkir saat hujan
ilustrasi mobil parkir saat hujan (pexels.com/Erik Mclean)

Arus air di jalanan yang deras sering kali bergerak ke arah tertentu dan dapat menyeret kendaraan yang sedang aquaplaning. Ketika ban gak lagi menyentuh aspal dengan stabil, arus air dapat mendorong kendaraan ke sisi lain jalan. Kondisi ini sangat berbahaya terutama apabila kendaraan terbawa ke jalur berlawanan.

Selain itu, arus air yang kuat juga dapat memaksa kendaraan mendekati bahu jalan atau drainase. Situasi semacam ini berpotensi menimbulkan kerusakan kendaraan maupun kecelakaan yang lebih serius. Risiko terseret arus air ini membuat pengemudi perlu lebih waspada terhadap kondisi jalan yang tampak seperti aliran kecil.

5. Cara efektif menghindar agar tetap aman saat hujan lebat

ilustrasi mengemudi mobil saat hujan
ilustrasi mengemudi mobil saat hujan (pexels.com/Pixabay)

Menghindari aquaplaning sebenarnya dapat dilakukan dengan beberapa langkah sederhana namun sering diabaikan. Salah satunya adalah menjaga kondisi ban tetap prima, mulai dari tekanan udara sampai kedalaman alur ban. Mengurangi kecepatan ketika melihat genangan juga menjadi cara paling dasar untuk menekan risiko kendaraan melayang di atas air.

Selain itu, menjaga jarak aman dan menghindari manuver mendadak dapat membantu kendaraan tetap stabil saat melewati jalan basah. Pengemudi juga disarankan memilih jalur yang gak terlalu tergenang jika memungkinkan. Dengan kombinasi beberapa langkah tersebut, peluang terjadinya aquaplaning dapat ditekan secara signifikan.

Memahami risiko aquaplaning membantu setiap pengendara lebih siap menghadapi hujan lebat di perjalanan. Dengan kesadaran yang lebih tinggi, banyak kecelakaan sebenarnya dapat dicegah sebelum terjadi. Sekarang saatnya lebih peduli terhadap kondisi jalan, kondisi ban, dan cara berkendara yang aman demi perjalanan yang lebih tenang dan selamat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us

Latest in Automotive

See More

Perbedaan Karakter Rem Motor ABS dan Non-ABS, Yuk Pahami Dulu!

23 Nov 2025, 14:05 WIBAutomotive