Kenapa Isuzu MU-X Kalah Tenar Dibanding Pajero Sport dan Fortuner?

- Isuzu punya SUV diesel, MU-X, tapi kurang populer dibanding Fortuner dan Pajero Sport.
- Kurangnya popularitas Isuzu di mobil penumpang karena identik dengan niaga, sedikit iklan, dan teknologi terbatas.
- MU-X kurang bertenaga dan fitur, serta jaringan dealer yang kurang luas membuat nilai jualnya rendah.
Kalau membahas mobil Sport Utility Vehicle (SUV) bermesin diesel, secara otomatis kita akan langsung tertuju ke Toyota Fortuner dan Mitsubishi Pajero Sports. Padahal mobil SUV yang beredar di Indonesia bukan hanya dua mobil itu saja.
Isuzu misalnya punya MU-X. Seperti Fortuner dan Mitsubishi Pajero Sports, Isuzu MU-X pun dibekali mesin diesel. Hanya aja mobil satu ini memang kalah populer dibandingan Fortuner dan Mitsubishi Pajero Sports.
Kira-kira kenapa nasib Isuzu MU-X berbeda jauh dengan Fortuner dan Mitsubishi Pajero Sports, ya?
1. Isuzu identik dengan mobil niaga

Salah satu alasan kenapa MU-X kurang populer adalah kurangnya popularitas merek Isuzu di segmen mobil penumpang. Di Indonesia, nama Isuzu lebih identik dengan mobil niaga seperti truk dan pikap. Lihat saja website resmi mereka, dari sekian banyak mobil yang dijual, hanya ada satu mobil penumpang, yakni MU-X.
Jadi, ketika mereka mencoba masuk ke segmen SUV menengah, seperti yang dihuni Pajero Sport dan Fortuner, orang-orang langsung membandingkan dengan dua nama besar itu yang sudah lebih dulu eksis dan punya banyak fans.
Apalagi MU-X cenderung jarang muncul di iklan, media sosial, atau review otomotif lokal. Akibatnya, banyak calon pembeli bahkan tidak tahu kalau mobil ini ada atau sudah diperbarui. Bisa dibilang, Isuzu seperti gak niat menjual MU-X.
2. Fitur dan teknologi kurang menonjol

Isuzu MU-X dibekali mesin 1.9L diesel yang bisa menyemburkan tenaga 150 hp dengan torsi 350 Nm. Mesin ini dikenal irit dan tangguh. Tapi kalau dibandingkan dengan Fortuner dan Pajero Sport yang punya opsi mesin 2.4L hingga 2.8L dengan tenaga di atas 170 hp, MU-X terlihat kurang bertenaga di atas kertas.
Begitu juga soal fitur. MU-X memang punya kelengkapan dasar seperti 6 airbag, traction control, dan sistem multimedia layar sentuh. Tapi teknologi semi-otomatis seperti adaptive cruise control, lane departure warning, atau blind spot monitoring baru hadir di varian tertinggi, yang harganya mendekati rivalnya yang lebih populer.
Jadi, kalau harganya tidak berbeda jauh dengan Fortuner atau Pajero Sport, kebanyakan orang mungkin akan lebih memilih Fortuner atau Pajero Sport. Selain itu, Isuzu juga kurang aktif dalam menghadirkan pembaruan berkala. Sementara Toyota dan Mitsubishi rutin menyegarkan model mereka dengan facelift atau fitur baru.
3. Jaringan dan layanan purnajual

Hal lain yang bikin MU-X agak ketinggalan adalah soal jaringan dealer dan layanan purna jual. Meskipun Isuzu punya banyak bengkel, sebagian besar fokusnya tetap ke kendaraan komersial. Jadi buat pemilik MU-X, mencari suku cadang atau servis cepat bisa sedikit lebih repot dibanding punya Fortuner atau Pajero Sport, yang punya dukungan luas dari Toyota dan Mitsubishi di berbagai kota.
Belum lagi soal harga jual kembali. Di pasar mobil bekas, nama besar Toyota dan Mitsubishi bikin Fortuner dan Pajero Sport jauh lebih dicari. Sementara MU-X, meskipun tangguh, masih dianggap “mobil yang asing” oleh banyak orang. Ini bikin nilai jualnya lebih cepat turun dibanding para rival.
Kalau kamu bisa memilih, mana yang akan kamu beli di antara Fortuner, Mitsubishi Pajero Sport, atau Isuzu MU-X?