Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenapa Pajak Mobil Diesel Lebih Mahal Dibandingkan Mobil Bensin?

mitsubishi-motors.co.id
mitsubishi-motors.co.id
Intinya sih...
  • Pajak mobil diesel lebih mahal karena dihitung berdasarkan persentase nilai jual kendaraan bermotor (NJKB) yang tinggi.
  • Mobil diesel dijual dengan harga lebih mahal karena teknologi mesin yang kompleks, torsi besar, dan daya tahan mesin kuat.
  • Mesin diesel menghasilkan emisi partikel lebih banyak, sehingga dikenai disinsentif pajak untuk mendorong penggunaan kendaraan ramah lingkungan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kalau kamu pernah membandingkan pajak tahunan mobil diesel dan bensin, mungkin kamu bertanya-tanya, “Kenapa pajak mobil diesel terasa lebih mahal, ya?” Padahal, dari luar, dua mobil ini kadang tampak mirip-mirip saja.

Nah, berikut beberapa alasan yang membuat pajak tahunan mobil diesel lebih mahal dibandingkan mobil bensin di kelas yang sama.

1. Nilai jual mobil diesel biasanya lebih tinggi

Isuzu Panther (isuzu-mobil.github.io)
Isuzu Panther (isuzu-mobil.github.io)

Pajak kendaraan di Indonesia dihitung berdasarkan persentase dari Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB). Semakin tinggi nilai jual sebuah mobil, semakin besar juga pajak yang harus dibayar. Di sinilah mobil diesel sering kalah dibanding mobil bensin.

Mobil bermesin diesel biasanya dijual dengan harga lebih mahal dibanding varian bensinnya, walaupun model dan fiturnya mirip. Ini karena mesin diesel punya teknologi yang lebih kompleks, torsi yang lebih besar, dan daya tahan mesin yang lebih kuat. Jadi wajar kalau NJKB-nya lebih tinggi, dan otomatis pajaknya ikut naik.

Misalnya, SUV diesel seperti Hyundai Santa Fe atau Pajero Sport cenderung punya harga jual lebih tinggi dibanding Honda CR-V atau Toyota Fortuner versi bensin. Akibatnya, pajak tahunannya juga terasa lebih berat.

2. Emisi dan regulasi yang ketat

Ilustrasi drifting (Pexels/Harrison Haines)
Ilustrasi drifting (Pexels/Harrison Haines)

Alasan berikutnya lebih ke arah kebijakan lingkungan. Mesin diesel dikenal menghasilkan emisi partikel lebih banyak dibandingkan mesin bensin. Meskipun sekarang mesin diesel modern sudah jauh lebih bersih, tetap saja di atas kertas, emisi gas buangnya lebih tinggi.

Beberapa daerah, terutama di kota besar seperti Jakarta, menerapkan disinsentif pajak untuk kendaraan yang dianggap menyumbang polusi lebih besar. Misalnya, ada tambahan biaya pajak berdasarkan emisi gas buang. Karena mobil diesel dinilai lebih “kotor” dibanding bensin, beban pajaknya bisa lebih besar di wilayah tertentu.

Ini menjadi salah satu upaya pemerintah untuk mendorong penggunaan kendaraan yang lebih ramah lingkungan.

3. Mobil diesel biasanya dipakai untuk kendaraan berat

Ilustrasi truk (ctctrucking.com/)
Ilustrasi truk (ctctrucking.com/)

Mobil diesel terkenal karena mesinnya kuat dan cocok untuk kendaraan besar atau untuk membawa beban berat. Jadi tidak heran kalau mobil-mobil diesel kebanyakan berbentuk SUV, MPV besar, atau pick-up. Semakin berat kendaraan, biasanya konsumsi jalan dan potensi kerusakan jalan juga meningkat.

Karena alasan ini, di beberapa daerah, kendaraan dengan bobot besar dikenakan pajak yang lebih tinggi. Jadi meskipun kamu hanya pakai SUV diesel untuk jalan-jalan santai ke mall, sistem pajak tetap menganggap mobilmu sebagai kendaraan berat yang perlu bayar pajak lebih besar dibanding hatchback kecil bermesin bensin.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us