Mobil Formula E vs Formula 1: Siapa Tercepat?

- F1 masih juara kecepatan dengan mobil terbaru mencapai 370 km/jam dan akselerasi 0-100 km/jam dalam 2,6 detik.
- Formula E Gen3 memiliki kecepatan maksimum sekitar 320 km/jam dan akselerasi 0-100 km/jam sekitar 2,8 detik, lebih rendah dari F1.
- F1 menggunakan mesin hybrid bensin, sementara Formula E sepenuhnya listrik dan ramah lingkungan.
Dalam dunia balap mobil, dua nama besar yang sering menjadi bahan perbandingan adalah Formula E dan Formula One (F1). Keduanya memang berasal dari ajang balap roda empat profesional, namun punya karakter yang sangat berbeda.
Formula E dikenal sebagai balapan mobil listrik masa depan, sedangkan F1 sudah lama identik dengan kecepatan dan teknologi super canggih. Nah, bagaimana jika keduanya dibandingkan dari sisi kecepatan dan performa? Yuk, kita bahas satu per satu!
1. Kecepatan: F1 masih juara

Kalau berbicara soal kecepatan, Formula One masih jadi juaranya. Mobil F1 terbaru bisa mencapai kecepatan maksimum sekitar 370 km/jam, tergantung pada trek dan pengaturan mobil. Mobil-mobil ini juga dapat berakselerasi dari 0 hingga 100 km/jam dalam waktu sekitar 2,6 detik. Dengan tenaga mesin lebih dari 1.000 horsepower (daya kuda) dan bobot mobil yang ringan, tidak heran jika F1 masih menjadi raja lintasan dalam hal kecepatan.
Di sisi lain, mobil Formula E generasi terbaru (Gen3) memiliki kecepatan maksimum sekitar 320 km/jam. Memang sedikit lebih rendah dibandingkan F1, tapi untuk mobil listrik yang dirancang balapan di tengah kota dengan tikungan tajam dan lintasan sempit, kecepatan ini sudah luar biasa. Akselerasi mobil Formula E dari 0 hingga 100 km/jam juga tidak kalah cepat, yakni sekitar 2,8 detik.
2. Teknologi: Bahan bakar vs listrik

Perbedaan paling mencolok antara Formula E dan F1 ada pada sumber tenaga. Mobil F1 menggunakan mesin hybrid berbahan bakar bensin, sementara Formula E sepenuhnya mengandalkan motor listrik dan baterai. Ini membuat Formula E lebih ramah lingkungan, karena tidak menghasilkan emisi gas buang selama balapan.
Mobil Formula E Gen3 dilengkapi dengan motor listrik 350 kW (sekitar 470 hp) dan baterai berkapasitas 51 kWh. Selain itu, mereka juga menggunakan sistem regenerasi energi saat pengereman, yang bisa mengisi ulang baterai hingga 40 persen selama balapan.
Sementara itu, mesin F1 punya teknologi hybrid yang sangat kompleks, dengan sistem energi kinetik dan panas yang juga disimpan dan digunakan kembali. Tapi tetap saja, F1 menghasilkan emisi lebih tinggi dibanding Formula E.
3. Suasana pertandingan

Formula One biasa digelar di sirkuit permanen seperti Monza, Silverstone, atau Suzuka, yang memang dirancang untuk balapan kecepatan tinggi. Sedangkan Formula E lebih sering balapan di jalanan kota, seperti di Jakarta, Roma, atau New York.
Lintasan Formula E biasanya lebih sempit dan teknikal, sehingga balapan terasa lebih menegangkan karena penuh strategi dan aksi salip-menyalip dalam ruang terbatas.
Selain itu, suara yang dihasilkan juga sangat berbeda. F1 dikenal dengan suara menggelegar dari mesin V6 turbo hybrid-nya, sedangkan Formula E jauh lebih senyap dengan suara khas motor listrik yang mendesing.
So, kalau kamu suka kecepatan ekstrem dan suara mesin yang memekakkan telinga, F1 adalah pilihan yang tepat. Tapi kalau kamu peduli dengan masa depan energi bersih dan ingin melihat bagaimana teknologi listrik diterapkan dalam balapan, Formula E bisa jadi tontonan yang lebih menarik.