Rincian Biaya Tim Formula 1 dalam Semusim, Tembus Triliunan!

Formula 1 (F1) tak hanya menyajikan ketegangan di lintasan balap, tapi sekaligus juga pameran teknologi. Yup, masing-masing pabrikan otomotif peserta Formula 1 saling beradu teknologi di balapan ini untuk menjadi yang terbaik.
Tak mengejutkan kalau mobil-mobil yang turun di Formula 1 sering disebut sebagai mobil tercanggih. Sebab memang begitulah faktanya. Tapi tahu gak sih kalau balapan supercepat ini membutuhkan biaya yang sangat besar.
Satu tim peserta Formula 1 bisa menghabiskan hingga ratusan juta dolar AS dalam semusim, biasanya terdiri atas 22 hingga 24 seri balapan. Biaya tersebut dibutuhkan untuk pengembangan mobil hingga logistik. Nah, berikut rincian biaya yang harus dikeluarkan tim Formula 1 dalam semusim.
1. Perkiraan biaya semusim

Menurut laporan dari Motorsport.com dan BBC Sport, biaya rata-rata yang dihabiskan oleh satu tim Formula 1 dalam semusim dapat mencapai 140 juta dolar AS hingga 500 juta dolar AS, tergantung pada skala dan strategi tim. Biaya ini meliputi pengembangan mobil, gaji pembalap, hingga logistik global untuk seluruh seri balapan.
Sejak 2021, FIA (Federation Internationale de l’Automobile) menetapkan batas biaya (budget cap) sebesar 135 juta dolar AS atau sekitar Rp2 triliun per musim untuk aspek teknis pengembangan mobil, meskipun beberapa pos pengeluaran seperti gaji pembalap dan pemasaran tidak termasuk dalam batas ini.
Untuk tim besar seperti Mercedes, Red Bull Racing, atau Ferrari, pengeluaran total dapat mencapai 400 juta dolar AS atau sekitar Rp6,2 triliun, jika seluruh elemen non-teknis juga dihitung.
2. Rincian biaya yang dikeluarkan

Pengeluaran satu tim F1 tidak hanya berfokus pada pembuatan mobil, tetapi juga mencakup banyak aspek lainnya, seperti pengembangan mobil. Ini adalah porsi anggaran terbesar dari pengeluaran tim.
Sebab pengembangan mobil mencakup banyak aspek, mulai dari desain aerodinamika, pengujian di terowongan angin, hingga penggunaan bahan komposit yang canggih. Total biayanya bisa mencapai 80-100 juta dolar AS atau sekitar Rp1,2-1,5 triliun.
Selai itu tim juga harus menggaji para pembalap. Gaji pembalap top, seperti Max Verstappen atau Lewis Hamilton, bisa mencapai 50 juta dolar AS atau sekitar Rp780 miliar per tahun. Selain itu, gaji ratusan staf tim, termasuk insinyur, mekanik, dan kru logistik, juga menambah beban biaya.
Belum lagi biaya logistik. Dengan seri balapan yang tersebar di lima benua, logistik menjadi tantangan besar. Pengiriman mobil, suku cadang, dan peralatan lain membutuhkan biaya sekitar 30-50 juta dolar AS atau sekitar Rp460-780 miliar per musim.
3. Keuntungan tim Formula 1

Meski biaya yang dikeluarkan sangat besar, tim-tim F1 juga mendapatkan keuntungan signifikan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sumber pendapatan utama tim berasal dari hadiah uang yang diberikan oleh F1 berdasarkan peringkat akhir kejuaraan konstruktor. Hadiah uang ini dapat mencapai 100 juta dolar AS atau sekitar Rp1,55 triliun untuk tim-tim teratas.
Selain itu, tim juga mendapatkan pendapatan dari sponsor dan mitra komersial. Perusahaan besar seperti Petronas, Oracle, dan Honda membayar hingga ratusan juta dolar untuk menjadi sponsor utama. Keuntungan lain adalah pengaruh merek (brand value). Tim seperti Ferrari dan Mercedes, misalnya, memanfaatkan kehadiran mereka di F1 untuk mempromosikan produk kendaraan jalan raya, meningkatkan penjualan global.
Meski membutuhkan investasi besar, Formula 1 tetap menjadi bisnis yang menguntungkan bagi tim, terutama bagi yang berhasil memanfaatkan teknologi dan strategi pemasaran dengan optimal. Kecepatan di lintasan, pada akhirnya, juga berkontribusi pada keuntungan besar di luar lintasan.