Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Alasan Motor Trail Gak Pakai Transmisi Automatik

Ilustrasi motor trail (Pexels/Gareth Davies)

Saat ini motor bertransmisi automatik (matik) telah menguasai jalanan, mulai dari jalanan pedesaan hingga jalanan perkotaan yang super padat. Kepraktisan, efisiensi bahan bakar, serta desain yang semakin beragam menjadikan motor matik pilihan utama pengendara. 

Namun ada satu 'dunia' yang belum dirambah motor matik, yakni dunia motor trail. Yup, sampai saat ini belum banyak pabrikan otomotif yang memproduksi motor trail bertransmisi automatik. Bukan mereka tidak bisa, tapi dunia offroad memang dunia yang berbeda. 

Berikut beberapa alasan mengapa transmisi automatik jarang sekali digunakan pada motor trai.

1. Kontrol lebih baik di medan terjal

Ilustrasi motor trail (Pexels/Daniel)

Motor trail dirancang untuk bisa melewati medan yang sulit, berbatu, atau licin. Dengan transmisi manual, pengendara bisa mengatur tenaga dan kecepatan dengan lebih akurat sesuai kondisi medan.

Transmisi manual memberikan fleksibilitas untuk mengatur torsi pada putaran mesin tertentu, yang membantu menjaga stabilitas, terutama saat menanjak atau menuruni medan terjal.

Sementara pada transmisi otomatis, kontrol ini cenderung terbatas karena perpindahan gigi dilakukan secara otomatis berdasarkan RPM, yang kadang tidak sesuai dengan kebutuhan pengendara di medan yang bervariasi.

2. Motor trail membutuhkan torsi besar

Ilustrasi motor trail (Pexels/Rodolfo Clix)

Motor trail memerlukan torsi tinggi di putaran rendah agar dapat melewati rintangan seperti bebatuan, tanjakan curam, atau lumpur. Transmisi manual memudahkan pengendara untuk menahan torsi pada gigi rendah tanpa harus melaju kencang.

Pada transmisi automatik, pengendara mungkin merasa kesulitan mempertahankan torsi tersebut karena sistem otomatis cenderung meningkatkan gigi lebih cepat, yang dapat mengurangi daya dorong saat melewati rintangan.

3. Transmisi automatik lebih kompleks

Ilustrasi motor trial (Pexels/carlos Vidal)

Sistem transmisi automatik umumnya menambah bobot dan kompleksitas mekanis pada motor. Sementara bagi motor trail, bobot ringan sangat penting untuk manuver, keseimbangan, dan kelincahan di medan off-road.

Menambahkan transmisi automatik berpotensi membuat motor menjadi lebih berat dan mengurangi kemampuannya untuk bermanuver dengan lincah. Ini juga berpengaruh pada suspensi dan keseimbangan motor yang dapat mempengaruhi pengendalian di medan yang sulit.

4. Transmisi automatik kurang handal di medan sulit

Motor Trail (motorcycles.honda.com.au)

Transmisi otomatis sering kali memerlukan teknologi dan komponen yang lebih kompleks, seperti kopling otomatis atau variabel kontinu (CVT). Ini bisa membuat motor lebih mahal, yang mungkin kurang diminati di segmen pasar motor trail.

Selain itu, medan offroad yang menantang dapat mengakibatkan komponen transmisi otomatis lebih mudah rusak atau memerlukan perawatan lebih sering. Dalam kondisi berat, transmisi manual cenderung lebih tahan lama dan lebih mudah diperbaiki jika terjadi kerusakan.

5. Transmisi manual lebih menyenangkan

Motor Trail (yamaha-offroad-experience.co.uk)

Banyak pengendara motor trail lebih menyukai transmisi manual karena memberikan pengalaman berkendara yang lebih aktif. Mereka merasa lebih terlibat dalam mengendalikan tenaga motor dan menikung di medan yang sulit.

Pengaturan gigi secara manual memungkinkan mereka untuk merasakan mesin lebih langsung, yang dianggap penting untuk meningkatkan keterampilan dan mengendalikan motor di medan ekstrem.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us