Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

10 Cara Inovatif PT Vale Bungkam Anggapan Tambang Merusak Alam 

aktivitas di fasilitas persemaian PT Vale Indonesia. (vale.com)
aktivitas di fasilitas persemaian PT Vale Indonesia. (vale.com)
Intinya sih...
  • PT Vale Indonesia mengelola tambang nikel dengan prinsip pertambangan berkelanjutan dan komitmen terhadap lingkungan.
  • Perusahaan ini menggunakan energi terbarukan dari PLTA, meminimalkan lahan terbuka yang rawan erosi, dan mereklamasi lahan bekas tambang.
  • Inovasi teknologi ramah lingkungan seperti penggunaan biodiesel, sistem pengolahan air canggih, dan bus listrik juga menjadi bagian dari upaya PT Vale Indonesia dalam menjaga kelestarian bumi.

Tanpa kamu sadari, tambang adalah bagian yang gak terpisahkan dari kehidupan modern. Dari baterai ponsel yang sekarang sedang kamu genggam, kendaraan listrik yang makin marak digunakan, perabotan rumah tangga dari baja tahan karat, hingga bahan untuk bodi mobil, semuanya bergantung pada satu bahan tambang penting, yakni nikel. Salah satu pemain utama dalam industri ini adalah PT Vale Indonesia, perusahaan yang telah menambang dan mengolah nikel matte secara terintegrasi sejak 1968 di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Lebih dari setengah abad beroperasi, PT Vale Indonesia gak hanya dikenal sebagai penghasil nikel berkualitas tinggi, tetapi juga sebagai pelopor dalam menerapkan prinsip-prinsip pertambangan berkelanjutan.

Sebagai sumber daya alam, penambangan nikel memang punya potensi mengganggu keseimbangan lingkungan jika gak dikelola dengan bijak. Namun, PT Vale Indonesia membuktikan bahwa penambangan gak harus merusak. Lewat inovasi, komitmen jangka panjang dalam menambang kebaikan, dan tanggung jawab ekologis, perusahaan ini berhasil mematahkan stereotip bahwa tambang identik dengan kerusakan alam. Penasaran bagaimana PT Vale Indonesia menjaga keselarasan antara kebutuhan industri dan kelestarian lingkungan? Simak cara inovatif yang mereka lakukan untuk membungkam anggapan negatif tentang tambang berikut!

1. Membangun tiga PLTA, bukan sekadar untuk hemat energi tapi juga bantu jaga bumi

PLTA PT Vale Indonesia. (vale.com)
PLTA PT Vale Indonesia. (vale.com)

Komitmen PT Vale Indonesia dalam mengelola dan melindungi lingkungan gak main-main lho. Mereka menerapkan standar pengelolaan lingkungan yang sesuai dengan ISO 14001:2015 serta mengikuti pedoman dari International Council on Mining and Metals (ICMM), dua standar internasional yang sangat ketat dalam isu lingkungan. Salah satu bukti nyata komitmen ini adalah pembangunan tiga pembangkit listrik tenaga air (PLTA) sebagai sumber energi utama operasional mereka. Total kapasitas dari ketiga PLTA ini mencapai 365 Megawatt (MW), sangat besar untuk menopang seluruh kebutuhan energi PT Vale Indonesia setiap harinya tanpa bergantung pada bahan bakar fosil.

Ketiga PLTA ini adalah:

  1. PLTA Larona yang dibangun pada 1975 dan mulai beroperasi pada 1979. PLTA ini punya investasi fantastis sekitar 900 juta dolar AS atau setara Rp15 triliun. Fasilitasnya terdiri dari 1 bendungan, 1 kanal beton sepanjang 6,9 km, 3 pipa besar, dan 3 turbin dengan total kapasitas 165 MW.
  2. PLTA Balambano yang dibangun pada 1995 dan resmi beroperasi pada 1999. Di dalamnya terdapat 1 bendungan, 2 pipa besar, dan 2 turbin dengan kapasitas 110 MW.
  3. PLTA Karebbe yang mulai beroperasi sejak Oktober 2011 dengan nilai investasi sekitar 410 juta dolar AS atau setara Rp6,8 triliun. Dilengkapi dengan 1 bendungan, 2 pipa besar, dan 2 turbin, PLTA ini menghasilkan daya sebesar 110 MW.

Dari ketiga PLTA ini, PT Vale Indonesia berhasil mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil seperti High Sulphur Fuel Oil (HSFO) dan High Speed Diesel (HSD). Lebih hebatnya lagi, penggunaan energi terbarukan ini mampu menekan emisi karbon hingga 500 ribu ton metrik CO2 per tahun, lho! Gak cuma buat operasional perusahaan, sebagian energi dari PLTA juga dibagikan ke masyarakat. Sekitar 10,7 MW kapasitasnya dialirkan ke warga Luwu Timur melalui jaringan milik PLN sehingga masyarakat sekitar pun ikut merasakan manfaatnya. Langkah ini gak cuma jadi bentuk nyata penggunaan energi baru terbarukan, tetapi juga bagian dari kontribusi PT Vale Indonesia untuk membantu Indonesia mencapai net-zero emission (NZE). Mantap, bukan?

2. Mengganti solar dengan biodiesel, buktikan tambang bisa lebih ramah lingkungan

penggunaan alat berat dengan biodiesel PT Vale Indonesia. (instagram.com/ptvaleindonesia)
penggunaan alat berat dengan biodiesel PT Vale Indonesia. (instagram.com/ptvaleindonesia)

Pemerintah Indonesia terus mendorong penggunaan energi yang lebih bersih lewat regulasi. Salah satunya melalui Peraturan Menteri (Permen) Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) No. 4 Tahun 2025. Aturan ini mendorong perusahaan untuk mengurangi ketergantungan bahan bakar fosil dan mulai beralih ke bahan bakar nabati. PT Vale Indonesia jadi salah satu perusahaan yang sigap menanggapi kebijakan ini. Demi mendukung keberlanjutan sekaligus mematuhi aturan pemerintah, PT Vale Indonesia menggunakan biodiesel sebagai bahan bakar alternatif untuk operasional perusahaannya.

Dilansir onesolution.pertamina.com, biodiesel adalah bahan bakar alternatif yang dibuat dari bahan-bahan alami, seperti minyak kelapa sawit, kedelai, jarak pagar, dan berbagai sumber nabati lainnya. Bahan-bahan ini bisa diperbarui dan jauh lebih ramah lingkungan dibandingkan bahan bakar fosil. Menariknya lagi, kendaraan atau peralatan berat milik PT Vale Indonesia gak perlu dimodifikasi secara ekstrem untuk bisa beroperasi dengan biodiesel. Dengan penggunaan biodiesel, emisi gas buang jadi lebih rendah, udara lebih bersih, dan lingkungan sekitar lebih sehat. Ini langkah nyata bahwa pertambangan tetap bisa dilakukan sambil menjaga kelestarian bumi.

3. Melakukan reklamasi dan revegetasi untuk mengembalikan alam jadi hijau

revegetasi PT Vale Indonesia. (vale.com)
revegetasi PT Vale Indonesia. (vale.com)

Aktivitas tambang seperti pengupasan lahan dan penggalian tanah memang bisa mengubah kondisi lingkungan secara signifikan. Salah satu dampaknya adalah hilangnya vegetasi alami serta risiko erosi dan sedimentasi, di mana tanah dan batuan terkikis saat hujan deras, lalu mengendap di sungai, danau, atau laut. Kalau dibiarkan, ini bisa menyebabkan pendangkalan dan gangguan ekosistem air. Tapi, PT Vale Indonesia gak tinggal diam. Mereka punya strategi khusus untuk mengendalikan dampak lingkungan di bekas area tambang, terutama dengan meminimalkan lahan terbuka yang rawan erosi.

Langkah-langkahnya cukup serius dan terstruktur. Pertama, lahan bekas tambang ditimbun kembali (overburden). Setelah itu dilakukan penataan ulang kontur tanah agar stabil. Lalu, bagian atasnya ditutup dengan top soil, yaitu lapisan tanah paling atas yang kaya akan unsur hara dan bahan organik penting bagi tanaman. Setelah lahan siap, PT Vale Indonesia melanjutkan proses reklamasi dengan menanam pohon dengan jumlah luar biasa, yaitu 1,2 juta pohon. Kerennya lagi, 62 persen dari pohon-pohon ini adalah tanaman lokal sehingga cocok dengan ekosistem asli dan bisa mendukung keanekaragaman hayati.

Sampai saat ini, 4.250 lahan telah berhasil direklamasi dan direvegetasi. Pertumbuhan pohon-pohon ini pun terus dipantau dan dirawat, bukan sekadar ditanam lalu dibiarkan saja. Langkah ini adalah bentuk nyata bahwa alam bekas tambang bisa dikembalikan ke kondisi alaminya, bahkan bisa lebih hijau dan terawat jika dilakukan dengan benar. PT Vale Indonesia menunjukkan bahwa bekas tambang bukan akhir dari kehidupan alam, tapi bisa jadi awal untuk kehidupan hijau yang baru.

4. Membangun fasilitas persemaian untuk awal lingkungan jadi hijau kembali

fasilitas persemaian PT Vale Indonesia. (vale.com)
fasilitas persemaian PT Vale Indonesia. (vale.com)

PT Vale Indonesia gak cuma fokus pada penggalian tambang. Mereka juga serius memikirkan bagaimana alam bisa tumbuh kembali setelah aktivitas penambangan. Hal itu gak dimulai dari saat pohon ditanam, tetapi sejak bibitnya masih kecil. Karena itu, PT Vale membangun fasilitas persemaian, semacam rumah tumbuh bagi bibit tanaman sebelum dipindahkan ke lahan utama. Di tempat inilah bibit-bibit diproses, dirawat, dan dipastikan tumbuh sehat serta kuat agar siap ditanam di alam terbuka.

Fasilitas ini berdiri di atas lahan 2,5 ha yang termasuk luas untuk ukuran tempat persemaian. Berkat skala besar dan pengelolaan profesional, PT Vale Indonesia mampu memroduksi hingga 700 ribu bibit setiap tahun! Gak asal pilih tanaman, ada sekitar 30 jenis tanaman lokal dan endemik yang ditumbuhkan di sini. Pemilihan jenis ini penting untuk menjaga keaslian ekosistem dan mendukung keanekaragaman hayati di wilayah bekas tambang. Langkah ini juga sejalan dengan peraturan pemerintah terkait pelaksanaan kaidah pertambangan yang baik, termasuk soal pemulihan lingkungan dan pengawasan tambang. Upaya ini jadi pengingat bahwa menjaga bumi bisa dimulai dari hal paling dasar, yakni menumbuhkan kembali kehidupan dari bibit terkecil.

5. Menjaga kejernihan air lewat inovasi teknologi

pengelolaan air dan limbah cari PT Vale Indonesia. (vale.com)
pengelolaan air dan limbah cari PT Vale Indonesia. (vale.com)

Banyak orang berpikir tambang pasti bikin air keruh. Tapi, PT Vale Indonesia membuktikan sebaliknya lewat fasilitas pengelolaan air limpasan yang canggih dan terintegrasi. Untuk mencegah pencemaran sungai dan danau dari polutan air seperti total suspended solids (TSS) dan kromium heksavalen (Cr6+), PT Vale Indonesia membangun sistem pengendali di seluruh area tangkapan air, yakni wilayah yang biasanya menampung dan mengalirkan air hujan ke badan air seperti sungai atau danau.

Dua fasilitas utama yang dibangun PT Vale Indonesia adalah Pakalangkai Waste Water Treatment yang beroperasi sejak 2013 serta Lamella Gravity Settler (LGS) yang beroperasi sejak 2014. Pakalangkai Waste Water Treatment memiliki 85 kolam pengendapan yang ampuh mengurangi pencemaran badan air. Sedangkan LGS merupakan hasil riset selama dua tahun bersama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Menariknya, PT Vale Indonesia adalah perusahaan pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi LGS. Sistem ini biasa digunakan untuk penjernihan air baku untuk air minum. Di fasilitas ini, air limbah diolah hingga menjadi jernih, dan bisa dimanfaatkan lebih lanjut sebagai air layak minum.

LGS PT Vale Indonesia memiliki 17 kolam pengendapan dengan total kapasitas hingga 16 juta meter kubik. Untuk memastikan kualitas air tetap terjaga, tim khusus mengambil sampel air setiap empat jam sekali dan langsung diuji di laboratorium. Jadi, meski area sekitar sudah ditambang lebih dari 50 tahun, air di Danau Matano, Mahalona, dan Towuti tetap jernih. Ketiga danau ini berada dekat dengan wilayah tambang dan masih jadi sumber air bersih bagi masyarakat sekaligus pemasok daya untuk PLTA. PT Vale Indonesia berhasil menjaga keseimbangan antara aktivitas tambang dan kelestarian sumber daya air. Tambang jalan terus, air tetap bersih, nih!

6. Mengolah asap tanur jadi udara ramah lingkungan

Bag House System PT Vale Indonesia. (vale.com)
Bag House System PT Vale Indonesia. (vale.com)

Proses peleburan nikel di industri tambang memang gak lepas dari penggunaan tanur, yakni tungku besar bersuhu tinggi yang bisa menghasilkan asap dan partikel debu di udara. Tapi, bukan berarti PT Vale Indonesia membiarkan udara tercemar begitu saja. Sebagai bentuk tanggung jawab terhadap lingkungan, PT Vale Indonesia menerapkan dua sistem canggih untuk memastikan emisi tetap bersih dan aman sesuai baku mutu yang ditetapkan pemerintah, yakni Bag House System yang dipasang langsung di tanur peleburan untuk menyaring dan menangkap partikel debu dari proses peleburan nikel. Udara yang dilepaskan kembali ke lingkungan pun jadi lebih bersih dan bebas debu.

Selanjutnya juga ada Electrostatic Precipitator System yang bekerja menggunakan prinsip elektrostatik. Sistem ini dipasang di tanur pereduksi dan pengeringan nikel. Teknologi ini bertujuan agar emisi debu yang dikeluarkan juga memenuhi baku mutu yang ditetapkan pemerintah. Kombinasi dua teknologi ini membuat emisi dari kegiatan pertambangan PT Vale Indonesia tetap terkendali dan sesuai standar lingkungan yang berlaku di Indonesia. Ini bukan cuma soal kepatuhan, tetapi juga bentuk nyata komitmen untuk menjaga kualitas udara di sekitar wilayah operasional. Dengan begitu, proses industri tetap berjalan, dan masyarakat tetap bisa bernapas lega.

7. Mengganti boiler konvensional dengan sistem elektrik untuk menghemat bahan bakar fosil

boiler elektrik PT Vale Indonesia. (vale.com)
boiler elektrik PT Vale Indonesia. (vale.com)

Untuk meleburkan nikel, dibutuhkan uap panas bertekanan tinggi yang dihasilkan oleh alat bernama boiler. Nah, boiler ini biasanya menggunakan bahan bakar HSFO, jenis bahan bakar fosil yang menghasilkan emisi cukup tinggi. Tapi, sejak Mei 2019, PT Vale Indonesia mengambil langkah besar dengan mengganti sistem boiler konvensional menjadi boiler elektrik. Lewat sistem baru ini, PT Vale Indonesia tak lagi membutuhkan bahan bakar fosil dan berhemat bahan bakar hingga 67.047 barel per tahun. Sebagai gantinya, energi listrik dari PLTA digunakan sehingga lebih ramah lingkungan.

Investasi untuk sistem ini pun gak main-main, yaitu sebesar 3,9 juta dolar AS atau sekitar Rp65 miliar. Tapi, ini sepadan dengan hasil yang dicapai demi produksi yang tetap berjalan, namun, nol emisi. Langkah ini memperkuat komitmen PT Vale Indonesia dalam mendukung keberlanjutan industri dan lingkungan secara bersamaan sehingga PT Vale Indonesia bisa melebur nikel tanpa harus melebur masa depan bumi.

8. Menguji coba HVO, bahan bakar nabati ramah lingkungan

kerja sama PT Vale Indonesia dengan Pertamina untuk uji coba HVO. (instagram.com/ptvaleindonesia)
kerja sama PT Vale Indonesia dengan Pertamina untuk uji coba HVO. (instagram.com/ptvaleindonesia)

Dalam upaya mengurangi bahan bakar fosil dari operasional tambang, PT Vale Indonesia bekerja sama dengan Pertamina Patra Niaga untuk menguji coba penggunaan Hydrotreated Vegetable Oil (HVO), yakni bahan bakar nabati yang diproses melalui hidrogenisasi minyak nabati. Menariknya, HVO diproduksi di dalam negeri dan mampu memberikan kinerja setara dengan solar konvensional, sehingga bisa langsung digunakan pada kendaraan dan peralatan tambang bertenaga diesel.

Uji coba dilakukan pada truk tambang berbobot 100 ton, dan hasilnya mencengangkan lho. HVO mampu menurunkan emisi gas rumah kaca dalam siklus hidup (life-cycle greenhouse gas emissions) hingga 80 persen. Dengan langkah ini, PT Vale Indonesia menjadi pelopor penggunaan HVO di industri pertambangan nikel. Ini bukan cuma soal efisiensi energi, tapi juga bentuk komitmen jangka panjang terhadap inovasi hijau dan keberlanjutan.

9. Membangun taman kehati untuk keanekaragaman hayati

Taman Kehati Sawerigading Wallacea. (vale.com)
Taman Kehati Sawerigading Wallacea. (vale.com)

PT Vale Indonesia paham betul bahwa menjaga keanekaragaman hayati sama pentingnya dengan menggerakkan roda industri. Karena itu, mereka menghadirkan Taman Kehati Sawerigading Wallacea, yakni sebuah ruang konservasi yang jadi rumah bagi flora dan fauna lokal di Sorowako. Nama taman ini pun sarat makna. Sawerigading adalah tokoh dalam epos kuno La Galigo yang merupakan cucu Batara Guru, sang penguasa bumi. Sementara Wallacea adalah garis yang mengindikasikan keanekaragaman hayati di Indonesia. Kombinasi keduanya mencerminkan identitas dan semangat konservasi taman ini.

Di dalam taman, berbagai koleksi tumbuhan ditanam dan dikelola sebagai arboretum hijau. Bibit-bibit dari taman ini secara rutin didonasikan ke berbagai daerah lewat program penghijauan. Tak hanya tanaman, taman ini juga menjadi habitat bagi puluhan rusa dan kupu-kupu yang hidup bebas di penangkaran, sehingga memperkaya keragaman hayati di dalamnya. Menariknya, Taman Kehati Sawerigading Wallacea juga dibuka untuk umum sebagai tempat wisata edukasi. Jadi, selain melestarikan alam, PT Vale Indonesia juga mengajak masyarakat untuk mengenal dan mencintai lingkungan lebih dekat.

10. Meluncurkan bus listrik buatan anak negeri

bus listrik PT Vale Indonesia. (vale.com)
bus listrik PT Vale Indonesia. (vale.com)

Bagi PT Vale Indonesia, era kendaraan listrik bukan sekadar tren, melainkan sebuah peluang. PT Vale Indonesia memanfaatkan momentum ini untuk memperkuat komitmennya dalam menurunkan emisi karbon lewat peluncuran bus listrik buatan Indonesia, pertama di Sulawesi Selatan. Bus ini gak hanya ramah lingkungan, tetapi juga dirancang untuk melindungi karyawan saat mobilitas menuju tempat kerja. Dengan kapasitas 48 penumpang dan tenaga maksimal 240 kW atau setara 320 HP, performanya justru melampaui bus konvensional. Baterainya berkapasitas 315 kWh, cukup untuk menempuh jarak hingga 250 km dalam satu kali pengisian.

Teknologi air suspension yang disematkan juga memberik kenyamanan lebih saat menaikinya. Menariknya lagi, pengisian daya bus ini memanfaatkan listrik dari PLTA milik PT Vale Indonesia yang artinya emisi karbon bisa ditekan sambil tetap hemat energi. Ini juga berdampak pada efisiensi biaya operasional perusahaan dalam jangka panjang.

Lewat berbagai inisiatif nyata dalam merawat alam dan mengelola sumber daya secara berkelanjutan, PT Vale Indonesia membuktikan bahwa kegiatan tambang tak harus identik dengan kerusakan. Dari energi bersih, rehabilitasi lahan, konservasi keanekaragaman hayati, hingga inovasi teknologi ramah lingkungan, semua langkah yang diambil menunjukkan bahwa PT Vale Indonesia gak hanya menambang nikel, mereka juga sedang #MenambangKebaikan untuk lingkungan dan masyarakat sekitar. Komitmen ini bukan hanya soal bisnis, tetapi tentang tanggung jawab bersama demi masa depan bumi. Semoga langkah-langkah berani dan berpihak pada alam ini bisa jadi inspirasi bagi banyak pihak untuk ikut ambil bagian. Karena menjaga lingkungan gak harus menunggu besar, cukup mulai dari langkah kecil, dari sekarang, dan dari diri sendiri. Karena perubahan besar selalu #StartsWithMe.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kidung Swara Mardika
EditorKidung Swara Mardika
Follow Us