100 Hari Kerja Prabowo, Begini Kondisi Ekonomi versi Survei Indikator

- 47,8% responden nilai kondisi ekonomi selama 100 hari kerja Prabowo sedang, 28,2% baik, 20,8% buruk.
- 47,9% responden nilai tak ada perubahan kondisi ekonomi Indonesia dibandingkan tahun lalu.
- 64,2% responden tak memiliki tabungan rumah tangga, hanya 35,8% yang memiliki.
Jakarta, IDN Times - Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto sudah melewati masa 100 hari kerja sejak dilantik pada 20 Oktober 2024 lalu. Di 100 hari kerja itu, Indikator merilis hasil survei evaluasi kinerja Prabowo dan Kabinet Merah-Putih, yang salah satunya terkait kondisi ekonomi.
Survei itu dilakukan menggunakan sampel 1.220 orang yang tersebar di seluruh provinsi Indonesia, dengan tingkat kepercayaan 95 persen, serta toleransi kesalahan kurang lebih 2,9 persen.
Pada kondisi ekonomi, 47,8 persen responden menilai sedang, dan 28,2 persen menilai baik. Lalu, 20,8 persen responden menilai kondisi ekonomi Indonesia selama 100 hari kerja Prabowo buruk, 1,6 persen menilai sangat buruk, dan 1,4 persen menilai sangat baik.
1. Kondisi ekonomi dinilai tak ada perubahan dari tahun lalu

Jika dibandingkan dengan tahun lalu, 47,9 persen responden menilai kondisi ekonomi Indonesia tak ada perubahan, 31,6 persen menilai lebih baik, dan 3,4 persen menilai jauh lebih baik. Namun, ada 14,3 persen responden menilai kondisi ekonomi selama 100 hari kerja Prabowo lebih buruk, dan 1,7 persen menilai jauh lebih buruk.
Begitu juga dengan kondisi ekonomi rumah tangga dibandingkan dengan tahun lalu, di mana 44,7 persen responden menilai tak ada berubahan, 32,5 persen menilai lebih baik, dan 3,6 persen menilai jauh lebih baik. Namun, 17,6 persen responden menilai kondisi ekonomi rumah tangga lebih buruk, dan 1,5 persen menilai jauh lebih buruk.
2. Sebagian besar responden menilai harga kebutuhan pokok lebih tidak terjangkau

Dari sisi pengeluaran masyarakat, 39,8 persen responden menilai harga kebutuhan pokok lebih tidak terjangkau dibandingkan tahun lalu. Bahkan, 10,2 persen responden menilainya jauh lebih tidak terjangkau.
Namun, ada 34,9 persen responden menilainya tidak ada perubahan, 12,6 persen menilai lebih terjangkau, dan hanya 1,8 persen menilai jaluh lebih terjangkau.
3. Mayoritas responden merasa pendapatannya tak bertambah

Kemudian, dalam setahun terakhir, 53,1 persen responden merasa pendapatan rumah tangganya tak meningkat alias sama saja. Hanya 18,4 persen responden yang mengaku pendapatannya meningkat, dan 0,8 persen jauh meningkat. Namun, ada 22,9 persen responden mengaku pendapatannya menurun, dan 4,3 persen mengaku pendapatannya jauh menurun.
Dari tabungan rumah tangga, hanya 35,8 persen responden yang mengaku memilikinya, dan 64,2 persen mengaku tak memilikinya. Kemudian, khususnya responden yang memiliki tabungan, mayoritas alias 47,3 persen responden merasa tabungannya tak meningkat, 31,8 persen meningkat, 1,4 persen jauh meningkat, 19 persen menurun, dan 0,2 persen menurun.