5 Metode Survei Pasar yang Tepat untuk Membuka Cabang Baru

Membuka cabang baru merupakan langkah besar dalam mengembangkan bisnis. Namun, tanpa informasi yang akurat tentang pasar di lokasi baru, keputusan tersebut bisa menjadi bumerang. Survei pasar menjadi kunci penting dalam menentukan apakah lokasi tersebut cocok untuk ekspansi.
Melalui survei pasar, pelaku usaha dapat memahami preferensi konsumen, potensi kompetitor, hingga daya beli masyarakat setempat. Memilih metode survei yang tepat sangatlah penting untuk mendapatkan data yang relevan dan akurat. Tidak semua metode cocok digunakan di setiap situasi, karena faktor biaya, waktu, hingga karakteristik target pasar ikut memengaruhi efektivitas survei.
Berikut adalah lima metode survei pasar yang bisa diterapkan saat ingin membuka cabang baru, lengkap dengan kelebihan dan cara penerapannya yang dilansir dari Business News Daily.
1. Survei kuesioner langsung

Metode ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner secara langsung kepada calon konsumen di area yang menjadi target lokasi cabang baru. Biasanya dilakukan di tempat umum seperti pasar, pusat perbelanjaan, atau jalan-jalan strategis. Kuesioner berisi pertanyaan seputar kebutuhan konsumen, kebiasaan belanja, hingga minat mereka terhadap jenis produk atau layanan yang ditawarkan.
Kelebihan dari metode ini adalah interaksi langsung antara penanya dan responden, yang memungkinkan klarifikasi jika ada pertanyaan yang tidak dipahami. Namun, metode ini membutuhkan tenaga survei yang cukup banyak dan waktu pelaksanaan yang lebih lama. Meski begitu, hasilnya tergolong akurat karena responden berasal dari lingkungan sekitar yang menjadi target pasar cabang baru.
2. Observasi lapangan

Metode observasi dilakukan dengan cara mengamati langsung perilaku konsumen dan aktivitas bisnis di lokasi yang diincar. Tim survei bisa mencatat pola belanja, jam-jam ramai, demografi pengunjung, hingga keberadaan dan kekuatan kompetitor di sekitar. Observasi dapat dilakukan dalam beberapa hari untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh.
Keunggulan dari observasi adalah keotentikan data yang diperoleh karena tidak dipengaruhi oleh opini responden. Observasi juga berguna untuk mendeteksi potensi pasar yang tidak selalu bisa diukur lewat kuesioner. Namun, metode ini membutuhkan kejelian dan sistem pencatatan yang rapi agar data yang dikumpulkan bisa dianalisis secara objektif.
3. Survei online

Dengan berkembangnya teknologi dan penggunaan media sosial, survei online menjadi metode yang sangat efisien. Pelaku usaha bisa menyebarkan formulir kuesioner melalui platform seperti Google Forms, Instagram Story, atau WhatsApp. Targetnya adalah calon konsumen yang berada di lokasi sekitar cabang baru atau yang memiliki ketertarikan terhadap produk sejenis.
Survei online menawarkan kemudahan dalam distribusi dan pengumpulan data, serta biaya yang jauh lebih rendah dibandingkan metode konvensional. Kelemahannya, tidak semua kalangan masyarakat aktif secara digital, sehingga hasilnya bisa bias jika target pasar cabang adalah kelompok yang tidak terbiasa dengan internet. Meski begitu, ini tetap menjadi metode yang sangat efektif untuk menjangkau responden dalam jumlah besar secara cepat.
4. Wawancara mendalam

Wawancara mendalam dilakukan secara tatap muka dengan responden tertentu untuk mendapatkan informasi yang lebih dalam tentang kebutuhan dan pandangan mereka. Biasanya dilakukan terhadap tokoh masyarakat, pelanggan potensial, atau pelaku bisnis lokal yang memahami kondisi pasar setempat.
Topik bisa mencakup kebiasaan konsumsi, daya beli, hingga preferensi terhadap merek tertentu. Metode ini menghasilkan wawasan yang sangat kaya dan berguna untuk strategi pemasaran cabang baru. Meski jumlah responden lebih sedikit, kualitas data yang diperoleh sangat tinggi.
Kekurangannya adalah proses ini memerlukan waktu, tenaga, dan keahlian dalam melakukan wawancara agar hasilnya tidak bias. Namun, jika dilakukan dengan benar, wawancara mendalam bisa menjadi fondasi yang kuat dalam membuat keputusan bisnis.
5. Focus group discussion

Focus Group Discussion adalah metode survei yang melibatkan sekelompok orang (biasanya 6–10 orang) dalam satu diskusi terfokus. Diskusi dipandu oleh seorang moderator yang menggali opini dan persepsi peserta mengenai topik tertentu, seperti minat terhadap produk, ekspektasi terhadap layanan, hingga respons terhadap rencana pembukaan cabang baru.
Peserta FGD dipilih berdasarkan kesesuaian dengan target pasar. Keunggulan FGD adalah kemampuannya mengungkap opini yang tidak muncul dalam survei individual. Interaksi antar peserta juga bisa memberikan insight baru dan memperlihatkan kecenderungan pasar.
Kelemahannya, diskusi bisa menjadi tidak terarah jika moderator tidak berpengalaman, dan kadang-kadang satu pendapat dominan dapat memengaruhi peserta lain. Meski demikian, FGD adalah metode yang sangat bernilai dalam memahami pasar secara psikologis dan sosiologis.
Survei pasar bukan hanya sekadar formalitas sebelum membuka cabang baru, tetapi bagian dari strategi penting dalam mengukur peluang dan risiko. Memilih metode yang sesuai dengan kebutuhan, anggaran, dan kondisi lapangan akan membantu bisnis mengambil keputusan yang lebih tepat.