Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Perasaan Ini Bisa Bikin Kalian Jadi Boros Tanpa Sadar

Ilustrasi menerima uang tunai. (ANTARA FOTO/Arif Firmansyah)
Ilustrasi menerima uang tunai. (ANTARA FOTO/Arif Firmansyah)

Jakarta, IDN Times - Percaya gak sih kalau perasaan hati itu bisa membuatmu kalap saat berbelanja? Saat sedang putus cinta misalnya, banyak orang membeli sesuatu bukan karena membutuhkannya tapi semata untuk mengusir rasa kehilangan.

Perasaan memang bisa mempengaruhi seseorang dalam menghabiskan uang. Dan perasaan itu bukan semata perasaan sedih saja, tapi juga rasa marah, rasa takut, rasa bersalah, hingga rasa bersyukur.

Untuk mengetahui seperti apa perasaan yang mampu mempengaruhi cara kalian mengeluarkan uang, simak uraian berikut ini seperti dikutip dari laman resmi asuransi CAR!

1. Perasaan bersyukur bisa memengaruhi pengambilan keputusan finansial

Ilustrasi bersyukur (unsplash.com/AmadeoValar)
Ilustrasi bersyukur (unsplash.com/AmadeoValar)

Perasaan bersyukur tentu membuat pengambilan keputusan finansial menjadi lebih baik. Sebuah riset mengatakan, jika kondisi tersebut dapat mengurangi 'ketidaksabaran' berlebihan dalam ekonomi. Menerima keadaan apa adanya bisa mencegah kita membeli barang untuk jangka panjang yang sebenarnya mungkin tidak diperlukan.

Untuk itu, sebelum memutuskan untuk bertransaksi sebuah barang yang tidak akan dipakai dalam waktu dekat, cobalah tuliskan 10 hal yang membuat kamu bersyukur saat ini. Mungkin kamu akan berubah pikiran.

2. Sedih juga jadi faktor saat mengeluarkan uang

Ilustasi jomblo (pexels.com/cottonbro)
Ilustasi jomblo (pexels.com/cottonbro)

Bukan rahasia lagi jika berbelanja bisa membuat kita merasa lebih baik dan sejenak melupakan rasa sedih. Kegiatan tersebut bahkan sering dijadikan terapi bagi orang-orang yang patah hati. Dikutip dari situs Dailyworth, peneliti Harvard University mengatakan jika rasa sedih memang meningkatkan jumlah uang yang kita akan habiskan dan menjadikan kita tidak sabar.

Saat merasa terpuruk, kita juga jadi merelakan keuntungan lebih besar di masa depan untuk nilai yang lebih kecil untuk sekarang. Karena itu, kamu jadi lebih mudah tergoda penawaran diskon. Untuk itu, hindari mengisi waktu dengan pergi ke pusat perbelanjaan ketika sedang merasa sedih jika tak ingin dompet jadi tipis!

3. Merasa bersalah juga bisa memengaruhi seseorang dalam menghabiskan uang

Freepik
Freepik

Kondisi satu ini sering 'mengganggu' kondisi finansial ibu bekerja. Karena merasa bersalah dengan anak, mereka sering memanjakan buah hati dengan hadiah atau fasilitas yang mahal. Orang yang merasa bersalah juga bisa menghabiskan uang untuk orang lain daripada diri sendiri.

Sisi baiknya, perasaan bersalah membuat kita lebih banyak beramal. Solusi untuk mengatasinya adalah dengan memberi batasan pada diri sendiri. Berusahalah untuk tetap setia pada rancangan keuangan awal.

4. Takut masuk dalam salah satu alasan seseorang mengeluarkan uang

pbskids.org
pbskids.org

Siapa sangka rasa takut juga bisa mempengaruhi kehidupan finansial. Namun perasaan tersebut dapat mengubah cara kita mengeluarkan uang secara lebih positif. Misalnya ketika kamu khawatir tidak punya uang di masa depan, kamu pasti jadi lebih sering menabung atau membeli asuransi.

Sayangnya, rasa takut juga bisa berimbas pada pengambilan keputusan finansial secara negatif. Ketakutan dapat membuat kamu membesar-besarkan resiko serta mempertanyakan diri sendiri. Contohnya ketika melihat bila pasar modal tengah melemah, kamu akan memikirkan ulang keputusan untuk membeli saham. Untuk itu, libatkanlah penasihat keuangan untuk mengambil keputusan secara lebih jernih.

5. Saat marah juga bisa menjadi alasan seseorang mengeluarkan uang

ilustrasi marah (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi marah (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Berbeda dengan rasa sedih, marah dapat menyebabkan kamu mengambil resiko yang lebih besar. Terutama ketika pilihan yang sudah dibuat sedang dipertanyakan. Hal itu dilakukan karena kamu tidak mau mengakui kesalahan. Berani ambil resiko memang dibutuhkan seorang investor atau pengusaha karena bisa membantu mereka mengembangkan usaha. Namun masalah datang ketika kamu sampai berani mempertaruhkan aset berharga, misalnya dana pensiun.

Untuk menghindari kerugian libatkanlah pihak ketiga, misalnya perencana keuangan. Perencana keuangan bisa membuat kamu menyingkirkan rasa marah dalam pengambilan keputusan sehingga pilihan yang diambil lebih rasional.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sunariyah Sunariyah
Dwi Agustiar
Sunariyah Sunariyah
EditorSunariyah Sunariyah
Follow Us