79 Persen Masyarakat Percaya Jokowi Mampu Bebaskan Krisis Indonesia

Jakarta, IDN Times - Sebanyak 79 persen masyarakat percaya Presiden Joko "Jokowi" Widodo mampu membawa Indonesia keluar dari krisis ekonomi, imbas COVID-19. Sementara, sebanyak 21 persen sisanya menyatakan tidak percaya. Hal itu terungkap melalui survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC).
"Keadaan ekonomi rumah tangga dan nasional memang sangat berat. Pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2020 anjlok -5,32 persen dibanding kuartal II tahun lalu, dan terendah dalam 20 tahun terakhir," ungkap peneliti SMRC Saidiman Ahmad dalam konferensi pers virtual, Minggu (9/8/2020).
1. Pemerintah ingin menggenjot investasi, tapi kurang menarik di mata investor

Untuk mendongkrak ekonomi nasional, kata Saidiman, salah satu strategi yang dilakukan adalah menggenjot investasi. Pemerintah mengharapkan investasi dari luar negeri. Sayangnya, investasi di Indonesia dinilai kurang menarik dibanding negara-negara tetangga.
"Di antaranya terlalu birokratis, labor force yang kurang kompetitif, dan lain-lain," ujar dia.
2. Sentimen masyarakat terhadap investor asing cenderung negatif

Berdasarkan hasil survei SMRC, masyarakat juga pada umumnya kurang positif dalam menilai investor dari luar negeri. Sebanyak 54 persen warga tidak setuju dengan pendapat semakin banyak pengusaha luar buka usaha, semakin baik ekonomi Indonesia.
"Yang setuju hanya 37 persen," kata Saidiman.
Kendati, sentimen terhadap investor dari luar negeri negatif, ada sedikit variasi dilihat dari tiga kasus asal negara investor, yaitu Malaysia, Tiongkok, dan Jepang. Hanya 30 persen warga yang setuju pengusaha dari Tiongkok yang membuka usaha di Indonesia akan membuat perekonomian membaik.
"Sementara, yang setuju dengan pengusaha Malaysia 33 persen, dan lebih tinggi untuk pengusaha dari Jepang sebesar 41 persen. Meskipun secara umum negatif, tetapi sentimen terhadap investor dari Jepang lebih positif," ujar Saidiman.
3. Survei SMRC dilakukan pada 1.203 responden

Survei SMRC dilakukan pada 29 Juli hingga1 Agustus 2020 melalui wawancara telepon kepada 1.203 responden yang terpilih secara random. Responden berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah. Sedangkan, margin of error sebesar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen, asumsi simple random sampling.
Sampel hasil survei divalidasi dengan membandingkan komposisi demografi sampel dan populasi hasil sensus Badan Pusat Statistik (BPS). Demografi tersebut meliputi provinsi, gender, desa-kota, umur, etnis, dan agama.