Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

AHY: Utang Woosh Jangan Hambat Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya

IMG-20250909-WA0022.jpg
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) (IDN Times/Ilman Nafi'an)
Intinya sih...
  • AHY menekankan pemerintah masih mencari opsi terbaik untuk menyelesaikan utang Woosh ke China, termasuk kemungkinan kontribusi Kemenkeu. Tunggu arahan Presiden Prabowo.
  • Presiden Prabowo belum memberikan arahan khusus terkait kereta cepat Jakarta-Surabaya. Pemerintah punya komitmen tinggi untuk memperkuat konektivitas infrastruktur di Indonesia.
  • Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa tidak mau membebani APBN untuk membayar utang proyek Whoosh. Ada usulan Danantara agar pembayaran utang Whoosh.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menanggapi polemik utang Kereta Cepat Jakarta Bandung (Woosh) yang membengkak hingga Rp81,3 triliun.

AHY mengatakan, utang proyek Woosh harus diselesaikan agar tak menghambat rencana besar pemerintah, proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya. Kendati, AHY menekankan wacana ini belum mencapai keputusan final.

"Karena memang utang yang harus segera diselesaikan ini juga tidak boleh menghambat rencana besar kita untuk mengembangkan konektivitas berikutnya. Tadi Jakarta sampai dengan Surabaya," kata AHY di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (20/10/2025).

1. Pemerintah masih tunggu arahan Prabowo

AHY saat diwawancarai media di Sumba Timur. (Dok Humas Setda Provinsi NTT)
AHY saat diwawancarai media di Sumba Timur. (Dok Humas Setda Provinsi NTT)

AHY menambahkan, pemerintah masih terus menggodok berbagai opsi untuk menyelesaikan polemik utang Woosh ke China. Termasuk apakah utang tersebut sepenuhnya diambil alih BPI Danantara atau ada kontribusi Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

Namun, ia belum mau membocorkan apa saja opsi yang telah dikantongi pemerintah sambil menunggu arahan Presiden Prabowo Subianto.

"Kami masih menunggu arahan Pak Presiden juga sambil terus mengembangkan berbagai opsi yang paling baik dan berkelanjutan," kata dia.

2. Wacana Jakarta-Surabaya belum dibahas serius

IMG-20250709-WA0003.jpg
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) saat memberikan sambutan dalam acara retreat di Pacitan. (Dok. Partai Demokrat)

AHY menambahkan, Presiden Prabowo belum memberikan arahan khusus terkait kelanjutan kereta cepat Jakarta-Surabaya. Namun, ia memastikan, pemerintah punya komitmen tinggi untuk memperkuat konektivitas infrastruktur di Indonesia.

Dia menilai, konektivitas antarwilayah bukan hanya terpaku pada kereta cepat Jakarta-Surabaya, tapi juga kereta logistik.

"Belum dibahas secara khusus tadi yang jelas, konektivitas ini terus akan kami kawal dan bicara konektivitas tentu tidak terlepas dari bagaimana kita ingin mengoptimalkan fungsi dan peran dari kereta api secara nasional," kata AHY.

3. Menkeu ogah bebani APBN bayar utang Woosh

IMG-20251013-WA0009.jpgi
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa saat ditemui di Gedung Bea Cukai. (IDN Times/Triyan).

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa memberikan sinyal tak mau membebani APBN untuk membayar utang proyek Whoosh. Hal itu dia ungkapkan usai rapat perdana Dewan Pengawas (Dewas) Danantara di Wisma Danantara, Jakarta Selatan, Rabu (15/10/2025).

Usulan Danantara agar pembayaran utang Whoosh dibantu APBN turut dibahas dalam rapat itu. Menurut Purbaya, sumbangan dividen BUMN di atas Rp80 triliun per tahun, sehingga seharusnya cukup mencicil utang Woosh Rp2 triliun per tahun ke China.

"Kan Danantara terima dividen dari BUMN kan, hampir Rp90 triliun lah. Itu cukup setiap Rp2 triliun pembayaran tahunan untuk kereta api cepat," kata Purbaya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us

Latest in Business

See More

5 Alasan Orang Cerdas Masih Bisa Terjebak dalam Investasi Bodong

20 Okt 2025, 23:55 WIBBusiness