Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Alasan Jokowi Turunkan Target Produksi Migas di Pemerintahan Prabowo

Presiden Jokowi sampaikan Pidato Kenegaraan dalam rangka Penyampaian RUU tentang APBN Tahun Anggaran 2025 beserta Nota Keuangan pada Rapat Paripurna Pembukaan Masa Persidangan I DPR RI Tahun Sidang 2024-2025 pada Jumat (16/8/2024). (YouTube.com/Sekretariat Presiden)
Presiden Jokowi sampaikan Pidato Kenegaraan dalam rangka Penyampaian RUU tentang APBN Tahun Anggaran 2025 beserta Nota Keuangan pada Rapat Paripurna Pembukaan Masa Persidangan I DPR RI Tahun Sidang 2024-2025 pada Jumat (16/8/2024). (YouTube.com/Sekretariat Presiden)

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko “Jokowi” Widodo menyampaikan lifting minyak diperkirakan akan mencapai 600 ribu barel per hari di 2025. Angka tersebut turun dari target 635 ribu barel per hari di 2024.

Hal itu disampaikan Jokowi dalam Sidang Paripurna DPR RI tentang rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara (RAPBN) tahun 2025. Lifting sendiri adalah jumlah produksi atau pengambilan minyak dan gas dari dalam bumi yang bisa dihasilkan dalam sehari.

“Lifting minyak diperkirakan mencapai 600 ribu barel per hari dan gas bumi mencapai 1,005 juta barel setara minyak per hari,” kata Jokowi di Gedung DPR RI, Jakarta, Jumat (16/8/2024).

Ditemui terpisah, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyatakan, penurunan tersebut disebabkan oleh kondisi lapangan migas yang mengalami penurunan produksi secara drastis. 

“Lapangannya kan memang dropnya drastis, ya kan. Lapangannya dropnya drastis,” sebut Arifin di Gedung DPR RI.

Namun, Arifin menyatakan upaya untuk memulihkan produksi telah dimulai, dengan adanya tambahan produksi di lapangan Cepu yang diharapkan dapat mengejar target hingga akhir tahun.

Menjawab pertanyaan mengenai keyakinannya terhadap pencapaian target 1 juta barel per hari, Arifin optimis target tersebut bisa tercapai dengan kerja keras dan tindakan yang serius. 

Dalam hal terobosan baru untuk mengejar target, dia menekankan pentingnya pengembangan migas non-konvensional (MNK) dan menyebutkan upaya jangka panjang untuk meningkatkan recovery factor.

“Kita ini kerja sama-sama Cina juga untuk ngangkat recovery factor juga kita dorong,” sebutnya.

Dia menambahkan, pihaknya tidak lagi hanya mengandalkan kontraktor kerja sama (KKKS) dari satu pihak, tetapi juga memperluas fokusnya ke daerah lain yang memiliki potensi besar.

Mengenai kapan program-program tersebut akan berjalan, Arifin mengungkapkan dorongan sudah dilakukan dan diharapkan dapat mulai berjalan pada akhir tahun, meskipun dia mengakui meningkatkan produksi migas memerlukan waktu.

“Udah kita dorong. Mudah-mudahan akhir tahunnya udah bisa jalan. Tapi ya untuk ngangkat produksi butuh waktu,” tambah Arifin.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Trio Hamdani
EditorTrio Hamdani
Follow Us

Latest in Business

See More

5 Ide Kreatif Mengolah Buah Hasil Panen Menjadi Produk Bernilai Jual

25 Sep 2025, 08:03 WIBBusiness