Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

2 Alasan Warren Buffett Lebih Tahan Krisis Pasar Dibanding Elon Musk

Warren Buffett (instagram.com/officialwarrenbuffett)
Warren Buffett (instagram.com/officialwarrenbuffett)
Intinya sih...
  • Buffett fokus pada pertumbuhan jangka panjang dan investasi stabil.
  • Musk mengambil risiko tinggi dengan pembelian platform media sosial X.
  • Afiliasi Musk dengan pemerintahan Trump menurunkan harga saham Tesla.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Elon Musk, CEO Tesla, dan Warren Buffett, CEO Berkshire Hathaway, termasuk di antara orang terkaya di dunia. Dilansir GOBankingRates, Musk menempati posisi teratas dengan kekayaan bersih lebih dari 400 miliar dolar, sementara Buffett berada di jajaran top 10 dengan kekayaan sekitar 150 miliar dolar, menurut Forbes.

Keduanya telah melewati gejolak ekonomi dan investasi gagal, namun tetap berhasil mengumpulkan kekayaan jauh melebihi kebanyakan orang di dunia. Meski sama-sama sukses, Musk dan Buffett memiliki gaya, sikap, dan kepribadian yang sangat berbeda.

Musk dikenal berani mengambil risiko dan gaya flamboyannya, sedangkan Buffett lebih berhati-hati dan mendasarkan keputusan pada penelitian serta strategi jangka panjang. Di tengah ketidakpastian ekonomi saat ini, pendekatan Buffett dianggap lebih mampu menghadapi gejolak pasar.

1. Ketahanan vs risiko

Ilustrasi investasi (freepik.com)
Ilustrasi investasi (freepik.com)

Kepribadian dan strategi investasi Buffett ditandai dengan kesabaran dan fokus pada pertumbuhan jangka panjang. Buffett cenderung berinvestasi pada perusahaan yang tahan banting dan menawarkan pertumbuhan stabil, seperti Apple dan Coca-Cola, yang mampu bertahan di tengah krisis finansial.

Sebaliknya, Musk mengambil pendekatan risiko tinggi. Contohnya, pembelian platform media sosial X (sebelumnya Twitter) pada 2022 senilai 44 miliar dolar, yang nilai bersihnya kemudian turun di bawah 10 miliar dolar.

Selain itu, afiliasi Musk dengan pemerintahan kontroversial Donald Trump pada 2025 sempat menurunkan harga saham Tesla sebelum tarif perdagangan mengganggu pasar. Kecenderungan Musk terhadap risiko membuatnya sulit mencapai ketahanan yang dimiliki Buffett.

2. Diversifikasi vs fokus terbatas

Ilustrasi portofolio investasi (freepik.com)
Ilustrasi portofolio investasi (freepik.com)

Strategi Buffett mengutamakan portofolio terdiversifikasi, mencakup berbagai sektor seperti komoditas konsumen, energi, asuransi, dan teknologi. Dengan begitu, jika satu sektor mengalami penurunan, sektor lain dapat menjaga stabilitas kekayaannya.

Sementara itu, Musk lebih banyak berinvestasi pada dirinya sendiri, melalui SpaceX, Tesla, dan X. Strategi ini menguntungkan saat bisnis berkembang, tetapi kontroversi atau gejolak pasar bisa menimbulkan kerugian besar.

Elon Musk (x.com/elonmusk)
Elon Musk (x.com/elonmusk)

Secara keseluruhan, meski Elon Musk memiliki kekayaan lebih besar, kekayaan Warren Buffett jauh lebih stabil dan kurang terpengaruh fluktuasi pasar. Sementara banyak investor kehilangan miliaran dolar sepanjang 2025 akibat volatilitas pasar dan keputusan risiko tinggi, kekayaan Buffett justru terus bertambah berkat pendekatan investasinya yang hati-hati, berlandaskan analisis mendalam, dan berfokus pada nilai jangka panjang, sekaligus mengutamakan diversifikasi portofolio untuk meminimalkan risiko kerugian.

Perbandingan Elon Musk dan Warren Buffett menunjukkan bahwa di tengah ketidakpastian ekonomi dan gejolak pasar global, strategi investasi yang hati-hati, berfokus pada nilai jangka panjang, serta portofolio yang terdiversifikasi seperti yang diterapkan Buffett, terbukti lebih efektif dalam mempertahankan dan menumbuhkan kekayaan dibandingkan pendekatan risiko tinggi yang diambil Musk.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us

Latest in Business

See More

Dampak Tarif AS, Sebanyak 250 Ribu Pekerja di Afsel Terancam Dipecat

04 Sep 2025, 14:22 WIBBusiness