Amil Zakat: Pengertian, Syarat, Tugas, dan Perannya di Masyarakat

- Amil zakat adalah individu atau kelompok yang bertanggung jawab untuk mengelola zakat, baik oleh pemerintah maupun masyarakat
- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) merupakan lembaga resmi pemerintah yang mengelola zakat secara profesional dan transparan di Indonesia
Dalam sistem pengelolaan zakat di Indonesia, ada pihak khusus yang bertanggung jawab untuk menghimpun dan menyalurkan dana zakat kepada yang berhak menerimanya. Pihak tersebut dikenal sebagai amil zakat, yang berperan penting dalam memastikan distribusi zakat dilakukan dengan adil dan tepat sasaran.
Amil zakat adalah elemen utama dalam sistem zakat yang diangkat secara resmi, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, untuk menjalankan tugasnya sesuai syariat Islam. Simak lima penjelasan tentang amil zakat berikut ini!
1. Apa itu amil zakat?

Amil zakat adalah individu atau kelompok yang diangkat untuk mengelola zakat, baik yang dibentuk oleh pemerintah maupun masyarakat dengan persetujuan pemerintah. Berdasarkan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 8 Tahun 2011, amil zakat memiliki kewajiban mengurus zakat dari tahap pengumpulan hingga pendistribusian kepada mustahik.
Di Indonesia, tugas ini dilaksanakan oleh Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), yang merupakan lembaga resmi pemerintah untuk mengelola zakat secara profesional dan transparan.
Keberadaan amil zakat sangat krusial karena memastikan zakat dapat dikelola dengan baik sehingga manfaatnya bisa dirasakan secara luas oleh masyarakat yang membutuhkan. Mereka bertanggung jawab dalam pencatatan, verifikasi, serta penyaluran dana agar tidak terjadi penyelewengan. Selain itu, amil zakat juga berperan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan kewajiban zakat melalui berbagai program edukasi dan sosialisasi.
2. Syarat menjadi amil zakat

Tidak semua orang bisa menjadi amil zakat karena ada persyaratan tertentu yang harus dipenuhi. Seseorang yang ingin menjadi amil zakat harus memenuhi beberapa syarat utama seperti beragama Islam, telah mencapai usia balig, memiliki akal sehat, dan dapat dipercaya (amanah). Selain itu, calon amil zakat juga harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang hukum zakat serta memahami cara pengelolaannya agar zakat dapat disalurkan dengan tepat.
Beberapa syarat lain yang juga diperhatikan adalah kemampuan dalam memahami fiqih zakat, memiliki pendengaran dan penglihatan yang baik, serta bukan dari keturunan Bani Hasyim. Selain itu, amil zakat harus memiliki integritas tinggi agar dapat menjalankan tugasnya dengan jujur dan profesional. Mereka juga wajib memahami administrasi dan manajemen zakat agar distribusi dapat dilakukan secara efisien dan transparan.
3. Tugas-tugas amil zakat

Amil zakat memiliki peran utama dalam mengelola zakat sebelum didistribusikan kepada mustahik. Mereka bertanggung jawab dalam mencatat setiap transaksi zakat agar dana yang terkumpul dapat diaudit dengan transparan. Selain itu, mereka juga memastikan zakat disalurkan sesuai dengan delapan golongan mustahik yang berhak menerimanya.
Tugas-tugasnya meliputi:
- Pengumpulan zakat, yang mencakup pendataan wajib zakat, penentuan besaran zakat, serta memastikan setiap muzakki (pembayar zakat) telah memenuhi kewajibannya. Amil zakat juga memiliki tanggung jawab untuk memberikan edukasi kepada muzakki mengenai kewajiban zakat dan cara penghitungannya. Selain itu, mereka harus memastikan bahwa dana zakat yang terkumpul tercatat dengan rapi agar dapat diaudit secara transparan.
- Pemeliharaan zakat, yaitu menjaga keamanan dan kelangsungan dana zakat agar tetap dapat dimanfaatkan secara optimal sebelum disalurkan. Proses ini mencakup pencatatan yang akurat serta pengawasan ketat untuk mencegah penyalahgunaan dana. Selain itu, dana zakat yang terkumpul sering kali ditempatkan dalam instrumen keuangan syariah agar tetap produktif hingga waktunya disalurkan kepada mustahik.
- Pendistribusian zakat, yang mencakup penyaluran kepada mustahik sesuai dengan ketentuan yang berlaku, sehingga zakat bisa sampai kepada yang benar-benar berhak menerimanya. Selain itu, amil zakat dilarang menerima hadiah dari muzakki sebagai bentuk imbalan atas tugas yang dilakukannya. Larangan ini bertujuan untuk menjaga integritas dan profesionalisme dalam pengelolaan zakat.
4. Pentingnya lembaga amil zakat di Indonesia

Keberadaan amil zakat dalam bentuk lembaga resmi seperti Baznas sangat penting dalam menjaga transparansi dan akuntabilitas pengelolaan zakat. Dengan adanya lembaga ini, zakat yang terkumpul dapat dikelola secara sistematis dan tepat sasaran.
Selain Baznas, terdapat juga Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang didirikan oleh masyarakat dan telah mendapatkan izin dari pemerintah untuk menjalankan fungsi yang sama. Kehadiran lembaga-lembaga ini membantu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya zakat serta memastikan dana yang dihimpun benar-benar memberikan manfaat bagi mereka yang membutuhkan.
Selain itu, lembaga amil zakat juga berperan dalam menyalurkan dana secara lebih terorganisir sehingga bantuan dapat diberikan dengan lebih efektif. Dengan adanya regulasi yang jelas, lembaga-lembaga ini dapat memastikan bahwa setiap dana zakat digunakan sesuai dengan prinsip keadilan dan transparansi.
5. Peran amil zakat dalam masyarakat

Amil zakat bukan hanya sekadar pengelola dana zakat, tetapi juga memiliki peran sosial yang signifikan. Mereka berfungsi sebagai jembatan antara muzakki dan mustahik, memastikan hak-hak mereka terpenuhi dengan baik. Selain itu, amil zakat juga berperan dalam edukasi dan sosialisasi pentingnya zakat kepada masyarakat, sehingga lebih banyak orang sadar akan kewajibannya dalam membayar zakat.
Dengan sistem yang tertata dan pengelolaan yang profesional, amil zakat dapat membantu mengurangi kesenjangan sosial serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Mereka juga memiliki peran dalam memberikan pendampingan ekonomi kepada mustahik agar dapat mandiri secara finansial. Selain itu, amil zakat turut berkontribusi dalam pembangunan infrastruktur sosial seperti fasilitas kesehatan dan pendidikan bagi masyarakat kurang mampu.
Amil zakat adalah pilar utama dalam sistem ekonomi Islam yang berperan dalam menciptakan kesejahteraan sosial. Dengan adanya amil zakat, proses penghimpunan dan pendistribusian zakat dapat dilakukan secara profesional dan transparan, sehingga manfaatnya lebih luas. Oleh karena itu, dukungan masyarakat terhadap keberadaan amil zakat sangat penting untuk memastikan keberlanjutan dan efektivitas pengelolaan zakat di Indonesia.