Anindya Bakrie: Indonesia Makkah-nya Dekarbonisasi

- Indonesia bisa menjadi pemimpin dekarbonisasi di Asia Pasifik
- Anindya Novyan Bakrie meyakini bahwa Indonesia memiliki beragam sumber daya alam untuk mencapai Net Zero Emissions (NZE) pada 2060 mendatang
- Indonesia memiliki potensi investasi elektrifikasi sebesar 1,6 triliun dolar AS untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya
Jakarta, IDN Times - CEO Bakrie and Brothers, Anindya Novyan Bakrie meyakini bahwa Indonesia adalah Makkah-nya dekarbonisasi. Hal itu merujuk pada kemungkinan Indonesia menjadi pemimpin dalam upaya dekarbonisasi di Asia Pasifik.
Indonesia merupakan negara dengan beragam aneka sumber daya alam (SDA) yang bisa menjadi modal dalam mencapai Net Zero Emissions (NZE) pada 2060 mendatang.
"Anda bisa bicara tentang tenaga surya, tenaga hidro, tenaga angin, panas bumi, dan lain sebagainya. Jadi kami beruntung, kami diberkahi begitu banyak biodiversitas yang ada di bawah tanah dan hal lain di atas tanah membuat Indonesia sungguh mampu menjadi pemimpin dalam dekarbonisasi ini. Saya bisa bilang bahwa Indonesia adalah Makkah-nya dekarbonisasi," tutur pria yang karib disapa Anin tersebut dalam Indonesia Sustainability Forum (ISF) 2024 di Jakarta, Jumat (6/9/2024).
1. Sumber daya di bawah dan atas tanah

Anin menjelaskan, Indonesia memiliki SDA melimpah yang ada dalam perutnya. Hal itu yang bisa menjadi kunci bagi Indonesia menjadi pemain kunci dalam isu penanganan perubahan iklim global.
"Sumber daya di bawah tanah yang dimiliki Indonesia luar biasa. Kami (Indonesia) adalah Kami adalah penghasil nikel terbesar di dunia, dan juga penghasil timah, bauksit, dan tembaga," kata Anin.
Tidak hanya di bawah tanah, di atas tanah pun Anin mengatakan Indonesia memiliki semua teknologi energi terbarukan yang terbukti dapat digunakan dengan harga terjangkau saat ini.
2. Pendapatan per kapita harus ditingkatkan

Meski begitu, Anin melihat bahwa SDA saja tidak cukup untuk mewujudkan dekarbonisasi di Indonesia melainkan perlu adanya upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya agar ekonomi bisa tumbuh lebih tinggi.
Indonesia kini menjadi satu dari 20 negara top dunia yang tergabung dalam G20. Anin menyatakan, Indonesia saat ini kemungkinan ada di peringkat 14 dengan nilai produk domestik bruto (PDB) sebesar 1,5 triliun dolar AS.
"Namun, jika Anda menghitungnya mungkin jumlahnya kurang dari 5.000 dolar AS per kapita. Jadi, kita juga perlu menumbuhkan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia secara adil dan itu adalah suatu keharusan karena kita tidak boleh meninggalkan siapapun," kata Anin.
3. Elektrifikasi jadi kunci

Elektrifikasi kemudian disebut Anin juga memegang kunci agar dekarbonisasi di Indonesia bisa berjalan mulus.
Presiden Komisaris PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) itu mengatakan, elektrifikasi di Indonesia punya potensi investasi sebesar 1,6 triliun dolar AS.
"Tetapi sekali lagi, investasi adalah satu hal. Sangat penting bagi Indonesia untuk mencapai status sebagai negara dengan penduduk berpendapatan besar. Bukan hanya investasi, tetapi investasi yang memiliki banyak nilai tambah bagi negara. Jadi Anda mengolah investasi tersebut sehingga kita dapat mengekspor produk bernilai tambah. Mengekspor bahan mentah adalah satu hal, tetapi mengekspor barang jadi adalah hal lain," beber Anin.