Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apa yang Bisa Dihemat Gen Z di Kondisi Ekonomi Sekarang? 

Ilustrasi membawa uang rupiah (unsplash.com/Muhammad Daudy)
Intinya sih...
  • Gen Z perlu mengatur keuangan dengan bijak di tengah kondisi ekonomi yang tidak menentu
  • Kontrol pengeluaran untuk fashion dan liburan agar tetap aman secara finansial
  • Evaluasi langganan online dan pertimbangkan pembelian gadget hanya saat benar-benar dibutuhkan

Gen Z sangat akrab dengan teknologi dan tren gaya hidup modern. Namun, di tengah kondisi ekonomi yang semakin tidak menentu, mengatur keuangan dengan bijak menjadi hal yang wajib dilakukan tanpa mengenal generasi. Harga kebutuhan pokok naik, biaya hiburan semakin mahal, dan godaan untuk mengikuti tren terus bermunculan, membuat pengeluaran jadi sulit dikendalikan.

Menghemat bukan berarti harus hidup penuh batasan, tetapi lebih ke arah menyesuaikan gaya hidup agar lebih sustainable dan tetap bisa menikmati berbagai hal tanpa boros. Ada pengeluaran yang bisa dikurangi agar kondisi finansial tetap aman di situasi perekonomian yang semakin tidak menentu.

1. Pengeluaran untuk fashion dan tren

Ilustrasi bahan pakaian yang menyerap keringat (unsplash.com/Les Anderson)

Gen Z sangat cepat mengikuti tren, terutama dalam hal fashion. Sering kali, membeli baju atau aksesori terbaru hanya karena sedang viral, padahal belum tentu sering dipakai. Pengeluaran untuk pakaian bisa membengkak jika tidak dikontrol dengan baik.

Daripada terus mengikuti fast fashion, lebih baik memilih pakaian yang timeless dan bisa dipakai dalam berbagai kesempatan. Membeli barang secondhand atau thrifting juga bisa menjadi pilihan yang lebih hemat dan ramah lingkungan. Selain itu, mix and match outfit yang sudah ada bisa menciptakan gaya baru tanpa harus terus belanja pakaian baru.

2. Liburan

Ilustrasi naik gunung (unsplash.com/Holly Mandarich)

Gen Z sepertinya lebih rela mengeluarkan uangnya untuk merasakan pengalaman baru. Makanya liburan menjadi satu kebutuhan untuk Gen Z di masa sekarang. Banyaknya konten yang sharing destinasi wisata berikut itinerary-nya membuat informasi semakin mudah diakses dan didapat.

Baik liburan di luar kota maupun luar negeri, tentu membutuhkan biaya yang gak banyak. Lagian, liburan juga merupakan kebutuhan tersier, bukan? Para Gen Z sebaiknya kurangin menonton konten liburan yang terlalu lavish dan berusaha mengikutinya. Bukan melarang untuk liburan, ya, namun alangkah baiknya memenuhi kebutuhan seperti pengembangan diri lebih bermanfaat di masa sekarang.

3. Langganan digital yang berlebihan

Ilustrasi langganan streaming (unsplash.com/CardMapr.nl)

Sama seperti millenial, Gen Z juga rasanya ada yang kurang kalau gak langganan layanan online. Mulai dari langganan streaming film, streaming musik, gratis ongkir di e-commerce, diskon di layanan transportasi online, serta langganan aplikasi penunjang media penyimpanan digital lainnya.

Coba evaluasi layanan yang benar-benar digunakan. Jika ada langganan yang jarang dipakai, lebih baik berhenti berlangganan atau mencari alternatif gratis. Selain itu, berbagi akun dengan keluarga atau teman untuk layanan streaming bisa menjadi solusi untuk tetap menikmati hiburan dengan biaya lebih murah.

4. Konser

Ilustrasi menonton konser (unsplash.com/Redd Francisco)

Sejak pandemi usai, sepertinya promotor terus berusaha untuk membawa artis lokal dan mancanegara untuk konser di Indonesia. Mulai dari band jadul sampai banyaknya artis KPop memeriahkan konser pascapandemi. Karena udah fangirling online, pencinta konser merasa ada kewajiban untuk nonton penampilan idolanya secara langsung.

Seperti ada bisikan, "Kapan lagi [masukkan nama artis atau grup] konser di Indonesia?"

Ada lagi penggemar yang rela mengeluarkan duit lebih kalau artis idolanya gak konser di Indonesia. Mau gak mau para Gen Z penggila konser harus pergi ke negara terdekat untuk nonton. Biaya yang kelihatan harus dikeluarkan adalah pembuatan paspor kalau belum punya, penginapan, makanan, transportasi ke negara tujuan, dan transportasi selama di negara tujuan. Semuanya tentu saja lebih mahal.

5. Gadget dan teknologi

Ilustrasi gadget (unsplash.com/Ady TeenagerInRO)

Gen Z sangat bergantung pada gadget, tetapi sering kali tergoda untuk membeli perangkat terbaru meskipun yang lama masih berfungsi dengan baik. Upgrade smartphone setiap tahun atau membeli aksesoris yang tidak terlalu diperlukan bisa menjadi kebiasaan boros yang harus dikurangi.

Sebagai solusi, prioritaskan membeli gadget hanya saat benar-benar dibutuhkan. Jika ingin membeli perangkat baru, bisa mempertimbangkan membeli versi second yang masih berkualitas baik. Selain itu, merawat gadget dengan baik bisa memperpanjang usia pakai dan mengurangi kebutuhan untuk sering mengganti perangkat.

Gak ada yang salah dengan kecenderungan dalam mengeluarkan uang. Namun di situasi ekonomi sekarang, akan lebih bijak jika kamu memilih dan memilah pengeluaran. Kamu perlu menentukan mana yang prioritas dan mana yang tersier. Lebih baik kita punya tabungan untuk berjaga-jaga.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pusat Tanaman Hias
EditorPusat Tanaman Hias
Follow Us