Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Perang Dagang yang Mengubah Ekonomi Global

ilustrasi perang dagang (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)
Intinya sih...
  • Perang dagang adalah perseteruan ekonomi yang mengganggu stabilitas perdagangan antara negara dengan kebijakan protektif
  • Konflik ini terjadi saat negara membatasi impor, menaikkan tarif bea masuk, atau menerapkan regulasi ketat yang menyulitkan produk luar masuk

Perang dagang bukan hanya soal senjata atau kekuatan militer, melainkan perseteruan ekonomi yang mengganggu stabilitas perdagangan antara dua negara dengan hubungan dagang erat. Konflik ini biasanya muncul ketika salah satu pihak merasa dirugikan dan mulai menerapkan kebijakan protektif demi melindungi kepentingan ekonominya.

Perang dagang terjadi ketika suatu negara membatasi impor, menaikkan tarif bea masuk, atau mengeluarkan regulasi ketat yang menyulitkan produk luar masuk ke pasarnya. Contohnya, konflik dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang terus berlanjut dengan tarif tinggi pada berbagai komoditas utama. Simak bagaimana perang dagang dapat mengguncang perekonomian global.

1. Apa itu perang dagang dan bagaimana terjadi?

Perwakilan Amerika Serikat dan China berdiskusi tentang perang dagang (commons.wikimedia.org/Tia Dufour, White House)

Konflik perdagangan muncul ketika dua negara atau lebih menerapkan kebijakan yang saling merugikan demi melindungi industri dalam negerinya. Kebijakan ini dapat berupa larangan impor, kenaikan pajak barang masuk, atau persyaratan ketat yang menyulitkan produk luar negeri menembus pasar domestik. Dalam jangka panjang, langkah-langkah semacam ini dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi global.

Contoh perang dagang yang paling terkenal terjadi antara AS dan China. Kebijakan Presiden AS Donald Trump yang menaikkan bea masuk baja dan aluminium dari China menyebabkan China membalas dengan menaikkan tarif produk pertanian dari AS seperti kedelai, buah, dan minuman anggur. Kedua negara ini saling bergantung secara ekonomi, sehingga pembatasan impor justru membuat kondisi perdagangan semakin sulit.

2. Dampak perang dagang terhadap ekonomi negara yang terlibat

Perwakilan Amerika Serikat dan China berdiskusi tentang perang dagang (commons.wikimedia.org/Office of U.S. Secretary of Treasury)

Ketika perang dagang terjadi, dampaknya bukan hanya dirasakan oleh negara yang terlibat langsung, tetapi juga oleh sektor industri dan konsumennya. Misalnya, dengan meningkatnya tarif impor baja dan aluminium, perusahaan-perusahaan manufaktur di AS kesulitan mendapatkan bahan baku dengan harga terjangkau. Hal ini menyebabkan harga produksi melonjak dan pada akhirnya dibebankan kepada konsumen.

Di sisi lain, China juga mengalami dampak yang serupa. Pembatasan impor produk pertanian AS membuat harga bahan pangan di China menjadi lebih mahal, sekaligus menghambat ekspor produk-produk China ke AS.

Kondisi tersebut memperlambat pertumbuhan ekonomi kedua negara dan memicu ketidakstabilan pasar global. Tak jarang, perang dagang juga berdampak pada meningkatnya angka pengangguran akibat berkurangnya investasi di sektor industri.

3. Pengaruh perang dagang terhadap negara lain

Perwakilan Amerika Serikat dan China berdiskusi tentang perang dagang (commons.wikimedia.org/Tia Dufour, White House)

Dampak dari perang dagang antara dua negara besar seperti AS dan China tidak hanya dirasakan oleh mereka saja, tetapi juga oleh negara-negara lain yang memiliki keterkaitan ekonomi dengan keduanya. Dalam beberapa kasus, negara lain bisa mendapat keuntungan dari perang dagang ini, misalnya dengan menjadi pemasok alternatif bagi produk yang terkena tarif tinggi. Namun, di sisi lain, ketidakpastian ekonomi akibat perang dagang dapat membuat investor ragu untuk menanamkan modalnya di negara-negara yang terdampak.

Kendati demikian, ada juga dampak negatif yang bisa terjadi. Misalnya, ketika China meningkatkan ekspor baja ke negara lain akibat pembatasan dari AS, produsen baja lokal di negara-negara tersebut bisa mengalami tekanan besar karena harus bersaing dengan harga yang lebih rendah dari China. Di sisi lain, negara yang tadinya mengandalkan ekspor ke AS atau China juga bisa kehilangan pasar mereka akibat aturan proteksionis yang semakin ketat.

4. Perang dagang di masa lalu dan pelajarannya

Donald Trump dan Liu He (commons.wikimedia.org/PAS China)

Perang dagang memang bukan fenomena baru di dalam sejarah ekonomi dunia. Salah satu contoh paling terkenal, Smoot-Hawley Tariff Act pada 1930 yang diberlakukan oleh AS. Kebijakan ini menaikkan tarif impor hingga 20 persen, dengan tujuan melindungi industri dalam negeri dari persaingan global.

Sayangnya, kebijakan tersebut justru memperparah Depresi Besar (Great Depression). Itu karena banyak negara membalas dengan kebijakan serupa yang memperlambat perdagangan internasional secara drastis.

Pelajaran yang bisa diambil dari peristiwa ini bahwa proteksionisme yang berlebihan sering kali berujung pada kontraksi ekonomi, bukan pertumbuhan. Negara-negara yang terlibat perang dagang cenderung mengalami perlambatan ekonomi karena perdagangan yang terganggu dan meningkatnya harga barang di pasar domestik.

Selain itu, ketidakpastian akibat perang dagang juga dapat menghambat investasi asing dan mengurangi kepercayaan pasar terhadap stabilitas ekonomi jangka panjang.

5. Senjata yang digunakan dalam perang dagang

Donald Trump dan Liu He (commons.wikimedia.org/Office of White House Press Secretary)

Perang dagang tidak hanya dilakukan dengan menaikkan tarif impor. Ada berbagai strategi lain yang sering digunakan negara-negara yang terlibat, seperti pembatasan investasi asing, manipulasi nilai tukar mata uang, dan penerapan standar kualitas yang ketat pada produk impor.

Selain itu, negara-negara juga kerap menerapkan subsidi besar-besaran kepada industri domestik mereka agar dapat bersaing di pasar global dengan harga yang lebih rendah. Misalnya, AS pernah membatasi investasi China dalam sektor teknologi demi menjaga dominasi mereka di bidang industri digital.

Di sisi lain, beberapa negara juga menurunkan nilai mata uang mereka untuk membuat produk ekspor mereka lebih kompetitif di pasar internasional. Semua strategi ini bertujuan untuk menjaga keunggulan ekonomi negara yang bersangkutan, meskipun dalam jangka panjang bisa berdampak negatif bagi perdagangan global.

Perang dagang memang bisa membuka peluang, tetapi dampaknya sering kali lebih merugikan dan meluas. Tanpa strategi ekonomi yang matang, negara bisa terjebak dalam konflik berkepanjangan. Kebijakan perdagangan yang cerdas dan seimbang menjadi kunci untuk menjaga stabilitas ekonomi global.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us