APBN Tekor Rp507,8 Triliun pada 2024

- Defisit APBN 2024 realisasi sementara Rp507,8 triliun, lebih rendah dari prediksi awal.
- Keseimbangan primer APBN 2024 defisit Rp19,4 triliun, jauh lebih rendah dari proyeksi laporan semester.
Jakarta, IDN Times - Realisasi sementara defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 mencapai Rp507,8 triliun. Defisit adalah selisih negatif antara total belanja negara dengan total pendapatan negara.
"APBN 2024 itu kita bisa tutup dengan jauh lebih baik dari yang kita prediksikan di pertengahan tahun. Kita lihat defisit di Rp507,8 triliun," kata Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers, Senin (6/1/2024).
Defisit APBN 2024 lebih rendah dibandingkan proyeksi pertengahan tahun yang sebelumnya diperkirakan sebesar Rp609,7 triliun. Angka tersebut juga lebih kecil dari target dalam APBN awal sebesar Rp522,8 triliun.
1. Realisasi keseimbangan primer dan pembiayaan APBN

Keseimbangan primer APBN 2024 mencatat defisit Rp19,4 triliun, lebih rendah dari proyeksi laporan semester (lapsem) Rp110 triliun dan target awal Rp25,6 triliun. Itu adalah selisih antara pendapatan negara dan belanja negara tanpa memasukkan pembayaran bunga utang.
Defisit total anggaran mencapai Rp2,29 triliun, yakni selisih negatif antara belanja dan pendapatan negara, termasuk pembayaran bunga utang. Realisasi pembiayaan untuk menutup defisit tercatat Rp553 triliun.
"Kita mengalami SILPA (Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran) Rp45,4 triliun. Ini juga karena ada beberapa dari sisi pembiayaan yang terus kita lakukan," sebutnya.
2. Realisasi pendapatan negara 2024 tercatat Rp2.842,5 triliun

Pendapatan negara pada 2024 tercatat sebesar Rp2.842,5 triliun, atau 101,4 persen dari target dalam APBN yang ditetapkan Rp2.802,3 triliun. Angka ini juga sedikit lebih tinggi dibandingkan proyeksi laporan semester yang mencapai Rp2.802,5 triliun.
Pendapatan perpajakan menjadi penyumbang terbesar, dengan realisasi Rp2.232,7 triliun. Penerimaan pajak mencapai Rp1.932,4 triliun, atau 97,2 persen dari target APBN, sedangkan bea dan cukai mencapai Rp300,2 triliun, atau 93,5 persen dari target.
Di sisi lain, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) mencapai Rp579,5 triliun, melebihi target APBN Rp492 triliun dan proyeksi lapsem Rp549,1 triliun.
3. Realisasi belanja negara 2024 mencapai Rp3.350 triliun

Belanja negara pada 2024 tercatat sebesar Rp3.350 triliun, atau 100,8 persen dari target yang ditetapkan dalam APBN sebesar Rp3.325,1 triliun. Namun, angkanya lebih rendah dibandingkan proyeksi dalam lapsem yang mencapai Rp3.412,2 triliun.
Belanja pemerintah pusat mencapai Rp2.486,7 triliun, atau 100,8 persen dari target APBN. Dari jumlah tersebut, belanja Kementerian/Lembaga (K/L) mencatat realisasi Rp1.315,4 triliun, mencapai 120,6 persen dari target APBN.
"Belanja non-KL di sisi lain kita bisa jaga di Rp1.171 triliun lebih rendah dari APBN awal dan juga lebih rendah dari outlook yang sempat kita prediksi di Rp1.359,4 triliun," ujar Sri Mulyani.
Transfer ke daerah mencapai Rp863,5 triliun, atau 100,7 persen dari target APBN dan lebih tinggi dari proyeksi lapsem Rp854 triliun.