Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Asosiasi Pilot Garuda Tolak Syarat PCR untuk Naik Pesawat

Ilustrasi pesawat. (IDN Times/Aditya Pratama)

Jakarta, IDN Times - Asosiasi Pilot Garuda (APG) menolak tes PCR sebagai syarat perjalanan naik pesawat bagi masyarakat. (Plt) Presiden APG, Capt. Donny Kusmanagri menyatakan keberatan dalam aturan yang tertuang dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 53 tahun 2O2l dan SE Kementerian Perhubungan Nomor 88 tahun 2021.

"Kami dari Asosiasi Pilot Garuda menyatakan keberatan dengan SE tersebut," kata Doony dalam keterangan tertulis, Senin (25/10/2021).

1. Memberatkan masyarakat dan memukul sektor pariwisata

Tes acak siswa yang ikuti PTMT di Kota Bandung. IDN Times/Debbie Sutrisno

Donny mengatakan kebijakan pemberlakuan tes PCR untuk naik pesawat akan memberatkan calon penumpang. Hal itu berdampak langsung kepada berkurangnya tingkat keterisian pesawat yang pada akhirnya memukul sektor pariwisata.

"Mengingat dampak dari aturan tersebut terhadap industri penerbangan dan pariwisata, kami berharap agar Kementerian dan pihak-pihak terkait melakukan peninjauan kembali dengan tetap memperhatikan kondisi perkembangan penanganan pandemi COVID-19 di lndonesia," ujarnya.

2. Sistem pencegahan virus di pesawat sudah canggih

Pengunjung mengamati pesawat Garuda Indonesia bercorak khusus dengan visual masker pada bagian moncong pesawat di Hanggar GMF AeroAsia Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (8/12/2020) (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)

Donny mengatakan bahwa pesawat sudah dilengkapi dengan teknologi pencegahan virus bernama HEPA filter. Alat ini berfungsi mencegah penularan virus di dalam pesawat dan berdasarkan penelitian dari berbagai pihak menunjukkan angka penularan COVID-19 di pesawat sangat kecil dibandingkan dengan moda transportasi lainnya.

"Prokes yang ketat serta persyaratan vaksinasi juga diterapkan baik bagi awak pesawat maupun penumpang," katanya.

3. Alasan pemerintah berlakukan tes PCR untuk naik pesawat

Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito berpose usai memberikan keterangan di Kantor Presiden, Jakarta (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

Diberitakan sebelumnya, Juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito menjelaskan, hasil tes RT-PCR dinilai lebih sensitif dibandingkan hasil tes antigen dalam menjaring kasus positif. Ini diharapkan dapat mengisi celah penularan yang mungkin ada untuk optimalisasi pencegahan dan penularan.

Selain itu, karena pemerintah sedang menguji coba penerapan tanpa penjarakan atau seat distancing dengan kapasitas penuh. "Ini sebagai bagian uji coba pelonggaran demi pemulihan ekonomi di tengah kasus yang terkendali," ujarnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Helmi Shemi
EditorHelmi Shemi
Follow Us