Bahlil Ungkap Opsi Subsidi BBM-Listrik Disalurkan Pakai Skema BLT

- Pemerintah bentuk tim khusus atasi masalah subsidi BBM dan listrik tak tepat sasaran.
- Tim dipimpin Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, akan berikan BLT kepada masyarakat yang berhak.
- Pemerintah tetapkan anggaran subsidi kompensasi energi sebesar Rp435 triliun, namun banyak masyarakat miskin tak menikmati alokasi tersebut.
Jakarta, IDN Times - Pemerintah membentuk tim khusus untuk menyelesaikan masalah penggunaan subsidi BBM dan listrik yang tepat sasaran. Tim khusus itu dipimpin oleh Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia.
Bahlil mengatakan, salah satu solusi yang dibahas adalah pemberian subsidi BBM dan listrik dalam bentuk bantuan langsung tunai (BLT) kepada masyarakat yang berhak menerimanya.
“Kemungkinan kita akan memberikan BLT kepada masyarakat, atau ada opsi lain, atau di-blending. Ada bagian yang memang kita langsung ke rakyat, dan ada bagian yang masih subsidi seperti sekarang.,” kata Bahlil usai konferensi pers Pembahasan Usulan Program Quick Win Kementerian Bidang Perekonomian di Hotel Four Seasons, Jakarta, Minggu (3/11/2024).
1. Subsidi BBM-listrik tak dinikmati orang miskin

Bahlil mengatakan, pemerintah menetapkan anggaran subsidi kompensasi energi di tahun 2024 sebesar Rp435 triliun. Dari angka tersebut, banyak masyarakat miskin tak menikmati alokasi subsidi dan kompensasi energi itu.
“Dari Rp435 triliun itu untuk LPG Rp83 triliun. Nah kami mentengarai, dari berbagai laporan yang masuk, baik PLN maupun Pertamina, maupun BPH Migas, dari subsidi BBM dan listrik, itu melihat ada potensi yang tidak tepat sasaran,” ucap Bahlil.
2. Nilai kebocoran subsidi BBM-listrik mencapai Rp100 triliun

Lebih rinci, dia mengatakan 20-30 persen penggunaan subsidi BBM dan listrik tak tepat sasaran, dengan nilai Rp100 triliun.
“Jujur saya katakan ya, kurang lebih sekitar 20-30 persen subsidi BBM dan listrik itu berpotensi tidak tepat sasaran, dan itu gede, angkanya itu kurang lebih Rp100 triliun-lah,” ujar Bahlil.
3. Tim khusus diberi waktu 2 minggu buat cari solusi

Oleh sebab itu, Bahlil mengatakan tim khusus itu ditugaskan Presiden Prabowo Subianto untuk mencari solusi penyaluran subsidi BBM dan listrik tak tepat sasaran dalam dua minggu.
“Kalian kan gak pengin kan subsidi itu yang harusnya untuk orang miskin, saudara-saudara kita yang belum ekonominya bagus, kemudian diterima oleh saudara-saudara kita yang ekonominya bagus,” tutur Bahlil.