Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bandara Kediri: Dibangun Gudang Garam, Dikelola AP I

Bandara Internasional Dhoho Kediri menjadi Proyek Strategis Nasional (PSN) bandara pertama yang dibangun dengan pembiayaan swasta murni, alias tanpa suntikan APBN. (ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/hp)

Jakarta, IDN Times - PT Angkasa Pura I (Persero) akan menjadi pengelola dari Bandara Internasional Dhoho Kediri (Bandara Kediri), Jawa Timur. Bandara tersebut dimiliki oleh PT Gudang Garam Tbk.

"Kita posisinya sebagai operator. Jadi operatornya Angkasa Pura I, pengelolanya kita," kata Direktur Utama AP I, Faik Fahmi kepada awak media di Jakarta, Rabu (12/4/2023).

1. AP I tak keluarkan modal dalam proyek pembangunan Bandara Kediri

Direktur Utama Angkasa Pura I, Faik Fahmi (IDN Times/Ridwan AJi Pitoko)

Faik mengatakan bandara tersebut sepenuhnya dibangun oleh Gudang Garam. AP I tak mengeluarkan modal sepeser pun untuk proyek pembangunan bandara tersebut.

"Jadi seluruh pembangunan, capex yang dikeluarkan untuk Bandara Kediri itu semua ditanggung oleh Gudang Garam. Peran kita hanya sebagai pengelola bandara saja, operatornya AP I. Dari mulai pembebasan tanah, pembangunan terminal, sisi airside, landside, semua mereka," ujar Faik.

2. AP I bakal kelola Bandara Kediri selama 30 tahun

Jajaran Direksi PT Angkasa Pura I (AP I). (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Dalam kontrak kerja sama AP I dan Gudang Garam, perusahaan pelat merah itu akan mengelola Bandara Kediri selama 30 tahun.

"Kita sebagai pihak yang ditunjuk untuk mengoperasikan bandara tersebut," ujar Faik.

3. Gudang Garam dan AP I bakal bagi-bagi pendapatan dari Bandara Kediri

Mata uang Rupiah (ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN)

Faik menjelaskan, kerja sama Gudang Garam dan AP I nantinya akan menghasilkan pendapatan yang dibagi sesuai ketentuan, dan juga pos pemasukan lainnya.

"Ada management fee, revenue sharing," ucap Faik.

Dia mengatakan, bandara tersebut dibangun untuk memenuhi kebutuhan penumpang di Jawa Timur untuk angkutan udara. Sebab, permintaan pesawat di Jawa Timur sangat tinggi.

"Kalau kita lihat Juanda ini kapasitas 20 juta. Sebelum pandemik COVID-19 saja sudah 20 juta. Dan tren ke depan, kebutuhan bandara di wilayah Jawa Timur kan perlu ditingkatkan, opsinya adalah Kediri. Dan ini juga bisa untuk mengakomodir pertumbuhan untuk mengakomodir marketnya yang cukup besar dari Jawa Timur," ujar Faik.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
Vadhia Lidyana
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us