Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bangun Infrastruktur Pakai Utang, Sri Mulyani: RI Mampu Bayar Kembali

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati dalam acara ground breaking pengembangan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Minggu (22/1/2023). (dok. YouTube uinmlg)

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati memastikan Indonesia mampu membayar utang yang digunakan untuk pembangunan negara, termasuk pembangunan infrastruktur.

Dia mengatakan, pembiayaan dari utang melalui penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) atau Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) merupakan instrumen pembiayaan kreatif untuk mendanai proyek-proyek pembangunan Tanah Air.

"Kami ingin sampaikan bahwa dalam tiga tahun ini keuangan negara bekerja luar biasa, termasuk melalui penggunaan instrumen utang yang akan kita bayar kembali. Indonesia mampu membayar kembali," kata Sri Mulyani dalam acara ground breaking pengembangan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Minggu (22/1/2023).

1. Sri Mulyani sebut tak ada negara yang kaya karena menunda pembangunan

Ilustrasi Uang. (IDN Times/Aditya Pratama)

Menurut Sri Mulyani, pembangunan negara dan juga investasi harus terus dilakukan. Bahkan, dia mengatakan tak ada negara yang menunggu kaya untuk melakukan pembangunan.

"Pembangunan harus diselenggarakan, tidak boleh ditunda. Tidak ada pembangunan menunggu sampai negaranya kaya, karena tidak akan kaya kalau tidak ada pembangunan. Jadi ini seperti telur dan ayam. Untuk memutusnya kita memang menggunakan instrumen keuangan negara," ujar Sri Mulyani.

2. RI tarik utang Rp10 triliun buat bangun perguruan tinggi Islam

ilustrasi utang negara (IDN Times/Aditya Pratama)

Adapun terkait investasi, menurut Sri Mulyani perlu dilakukan, khususnya kepada generasi muda di Indonesia. Salah satu bentuknya ialah dengan membangun dan mengembangkan sejumlah universitas negeri Islam. Hal itu diperlukan demi menciptakan penerus bangsa yang berkualitas.

Untuk investasi tersebut, Indonesia mendapat pinjaman dari dua lembaga dunia, yakni Islamic Development Bank (IDB) senilai Rp7,3 triliun yang sudah dibayar sebagian dan tersisa Rp2,75 triliun. Kemudian, dari Saudi Fund for Development (SFD) senilai Rp2,7 triliun.

"Kalau generasi yang masih muda tidak dilakukan investasi di bidang pendidikan hari ini, masa tua mereka menjadi makin sengsara. Jadi investasi dan pembangunan memang tidak boleh ditunda. Dan instrumen APBN adalah instrumen yang sangat penting," tutur Sri Mulyani.

3. Pemerintah bangun universitas negeri Islam pakai SBN Syariah

Ilustrasi obligasi (IDN Times/Aditya Pratama)

Adapun pinjaman di atas diperoleh melalui penerbitan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). Meski sama-sama utang, Sri Mulyani memastikan prinsip-prinsip syariah tetap diterapkan di dalamnya.

"Tetap menggunakan syariah. Instrumennya di-desain sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Tetap hati-hati secara keuangan dan secara keislaman dikelola dengan baik, dibayar kembali dengan baik," ujar dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us