Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bank Dunia: Warga RI Penghasilan Rp1,51 Juta Masuk Kategori Miskin

Kawasan Kumuh di Menteng (IDN Times/Dini Suciatiningrum)
Kawasan Kumuh di Menteng (IDN Times/Dini Suciatiningrum)
Intinya sih...
  • Berdasarkan garis kemiskinan ekstrem internasional yang baru, 5,4 persen penduduk Indonesia tergolong miskin pada 2024. Kemiskinan Indonesia tercatat sebesar 68,3 persen jika menggunakan batas kemiskinan UMIC.
  • Bank Dunia mencatat tingkat kemiskinan dihitung menggunakan tiga garis kemiskinan internasional untuk semua negara. Setelah resmi masuk kategori negara berpendapatan menengah atas (UMIC) pada 2023, Indonesia mendapat perhatian khusus terhadap garis kemiskinan LMIC dan UMIC.

Jakarta, IDN Times - Bank Dunia menetapkan batas kemiskinan di Indonesia sebesar Rp1,512 juta per orang per bulan jika menggunakan standar negara berpendapatan menengah atas (UMIC).

Untuk kategori negara berpendapatan menengah bawah, ambang batasnya berada di angka Rp765 ribu, sedangkan untuk negara berpendapatan rendah ditetapkan Rp546.400 per bulan.

Ketiga nilai tersebut merupakan hasil penyesuaian terhadap daya beli dan biaya hidup di Indonesia yang dipublikasikan dalam The World Bank’s Updated Global Poverty Lines: Indonesia.

1. Rincian tingkat kemiskinan di Indonesia dengan standar baru

Ilustrasi seorang laki-laki berada di lingkungan kumuh (pexels.com/Tom Fisk)
Ilustrasi seorang laki-laki berada di lingkungan kumuh (pexels.com/Tom Fisk)

Berdasarkan garis kemiskinan ekstrem internasional yang baru, sebanyak 5,4 persen penduduk Indonesia tergolong miskin pada 2024. Jika menggunakan batas kemiskinan LMIC, persentasenya mencapai 19,9 persen.

Sementara itu, pada ambang batas yang lazim digunakan di negara berpendapatan menengah atas (UMIC), tingkat kemiskinan Indonesia tercatat sebesar 68,3 persen.

"Kemajuan Indonesia yang konsisten dalam mengurangi kemiskinan selama empat dekade terakhir, sebagaimana tercermin dalam definisi sebelumnya, tetap terlihat menonjol menggunakan garis kemiskinan terbaru ini," tulis Bank Dunia.

2. Indonesia beralih dari LMIC ke UMIC sejak 2023

ilustrasi Jakarta (IDN Times/Herka Yanis)
ilustrasi Jakarta (IDN Times/Herka Yanis)

Bank Dunia mencatat tingkat kemiskinan dihitung menggunakan tiga garis kemiskinan internasional untuk semua negara, terlepas dari klasifikasi pendapatannya. Seluruh garis tersebut dinilai relevan bagi Indonesia. Namun, setelah resmi masuk kategori negara berpendapatan menengah atas (UMIC) pada 2023, Indonesia mendapat perhatian khusus terhadap garis kemiskinan LMIC dan UMIC.

"Karena Indonesia baru saja menjadi negara UMIC pada 2023, perhatian khusus diberikan pada garis kemiskinan LMIC dan UMIC. Dengan kenaikan status ini, Indonesia keluar dari kelompok atas pendapatan LMIC dan masuk ke kelompok bawah UMIC," tulis Bank Dunia.

Negara-negara dalam kategori UMIC umumnya memiliki standar hidup minimum yang lebih tinggi, sehingga jumlah penduduk yang tergolong miskin di Indonesia menjadi lebih besar ketika diukur menggunakan standar UMIC.

Rentang kategori UMIC pun lebih luas dibandingkan LMIC, mencakup negara dengan pendapatan domestik bruto (GDI) per kapita hingga 14.005 dolar AS, hampir tiga kali lipat dari GDI Indonesia yang sebesar 4.810 dolar AS pada 2023.

3. Perbedaan metode penghitungan tak ubah validitas data lama

ilustrasi data scientist (freepik.com/our-team)
ilustrasi data scientist (freepik.com/our-team)

Bank Dunia menegaskan garis dan tingkat kemiskinan yang digunakan sebelumnya tetap berlaku, termasuk yang berdasarkan paritas daya beli (PPP) 2011 dan 2017. Statistik dari seri tersebut masih dipublikasikan dan tidak dianggap keliru.

Meski terdapat banyak garis dan angka kemiskinan, Bank Dunia menyebut tidak ada satu definisi yang berlaku untuk semua tujuan. Untuk kebijakan nasional, Indonesia tetap menggunakan garis kemiskinan dari Badan Pusat Statistik (BPS).

"Sementara itu, garis kemiskinan internasional dari Bank Dunia cocok untuk pemantauan kemiskinan global dan membandingkan Indonesia dengan negara lain atau standar internasional," tulis Bank Dunia.

Kenaikan angka kemiskinan di Indonesia dalam laporan terbaru bukan disebabkan oleh memburuknya kondisi masyarakat, melainkan karena standar global untuk ambang batas kemiskinan dinaikkan.

Di banyak negara, garis kemiskinan nasional telah ditingkatkan seiring meningkatnya definisi standar hidup minimum. Hal ini menyebabkan angka kemiskinan internasional tampak lebih tinggi, termasuk di Indonesia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us