Bea Cukai Kawal Ekspor Perdana 1.200 Ton Jagung ke Malaysia

- Ekspor perdana 1.200 ton jagung dari Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat ke Malaysia
- Momentum ini menandai tonggak penting bagi kemajuan pertanian di wilayah perbatasan
Jakarta, IDN Times - Bea Cukai Jagoi Babang menyambut keberhasilan ekspor perdana 1.200 ton jagung dari Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, ke Kuching, Malaysia, pada Kamis (5/6/2025).
Momentum ini menandai tonggak penting bagi kemajuan pertanian di wilayah perbatasan, sekaligus menunjukkan peran aktif Bea Cukai dalam mendukung ketahanan pangan nasional dan peningkatan ekspor komoditas unggulan Indonesia.
1. Jagung yang diekspormemenuhi standar ekspor dan dokumen lengkap

Kepala Kantor Bea Cukai Jagoi Babang, Piasdo Muaranuli menyampaikan, kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian Panen Raya Jagung Nasional yang dihadiri langsung oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto.
Selain itu, hadir pula Kepala Kantor Wilayah Bea Cukai Kalimantan Bagian Barat, Imik Eko Putro, jajaran TNI-Polri, serta para petani dan pemangku kepentingan di sektor pertanian.
"Bea Cukai Jagoi Babang memastikan seluruh proses kepabeanan dan pengawasan ekspor berjalan lancar dan sesuai prosedur. Sebagai garda terdepan negara di perbatasan, Bea Cukai juga memastikan bahwa jagung yang diekspor telah memenuhi standar ekspor dan memiliki dokumen lengkap, sehingga proses ekspor berlangsung efisien dan tepat waktu," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (10/6/2025).
2. Keberhasilan ekspor ini menandai geliat ekonomi di wilayah perbatasan

Lebih lanjut, Piasdo menyatakan, pihaknya memandang keberhasilan ekspor ini sebagai sinyal positif bahwa wilayah perbatasan, khususnya Jagoi Babang, siap menjadi simpul baru ekspor nasional.
"Ke depan, Bea Cukai Jagoi Babang akan terus memperkuat sinergi lintas instansi untuk mendorong ekspor komoditas lain yang bernilai tinggi dari Kalimantan Barat," ucapnya.
3. Kinerja bea cukai per April capai Rp100 triliun

Sebelumnya, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan realisasi penerimaan dari sektor kepabeanan dan cukai telah mencapai Rp100 triliun per 30 April 2025. Dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, terjadi pertumbuhan sebesar 4,4 persen dan capaian ini setara dengan 33,1 persen dari target yang ditetapkan dalam APBN 2025, yakni sebesar Rp301,6 triliun.
Realisasi penerimaan bea masuk tercatat sebesar Rp15,4 triliun, atau setara dengan 29,2 persen dari target APBN. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, terjadi kontraksi sebesar 1,9 persen.
Penurunan ini terutama disebabkan oleh tidak adanya impor komoditas beras, jagung, dan gula sepanjang tahun 2025. Sementara itu, realisasi bea keluar tercatat sebesar Rp11,3 triliun, atau 253,1 persen dari target APBN.
Jika dibandingkan dengan April 2024, terjadi pertumbuhan hingga 95,9 persen. Lonjakan tersebut disokong oleh kenaikan harga komoditas minyak kelapa sawit mentah serta kebijakan ekspor konsentrat tembaga.