Begini Strategi BRI Tingkatkan Inklusi Keuangan di Indonesia

Jakarta, IDN Times - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI dengan core bisnis usaha mikro kecil menengah (UMKM) berkomitmen terus mendukung inklusi keuangan di Indonesia. Selama 128 tahun berdiri, BRI memiliki portofolio kredit mikro mencapai lebih dari 40 persen yang membantu dalam meningkatkan inklusi keuangan di dalam negeri.
Terkait hal tersebut, Direktur Utama BRI, Sunarso mengatakan bahwa alokasi kredit yang dilakukan BRI telah berdampak nyata terhadap masyarakat Indonesia.
“Sesuai dengan business model-nya, BRI telah memberikan kontribusi signifikan dalam meningkatkan inklusi dan literasi keuangan di Indonesia. Berdasarkan riset internal, BRI telah berkontribusi sebesar sekitar 70 persen dari 85,1 persen pencapaian indeks inklusi keuangan Indonesia yang disurvei pada tahun 2022,” beber Sunarso dalam keterangannya, dikutip Senin (25/12/2023).
1. Tiga tahap pemberdayaan dalam penyaluran kredit BRI

BRI, kata Sunarso, punya cara sendiri ketika menyalurkan kredit terhadap pelaku UMKM. Hal itu lantaran BRI ingin adanya peningkatan kapabilitas pemberdayaan bagi pelaku UMKM yang diberikan kredit.
Sunarso mengungkapkan ada tiga tahap pemberdayaan yang dilakukan BRI saat menyalurkan kredit bagi para pelaku UMKM.
"Pertama adalah literasi dasar yang di dalamnya mencakup inklusi keuangan dan manajemen keuangan dasar. Kedua adalah mendesain literasi bisnis. Dalam hal ini melalui peningkatan kapasitas manajerial, membangun legalitas atau kepatuhan, mengembangkan budaya inovasi, membentuk pemahaman industri dan pasar, hingga membentuk kepemimpinan dan pola pikir jangka panjang untuk meningkatkan skala usaha," tutur Sunarso.
Ketiga, sambung Sunarso, literasi digital kepada UMKM dengan tujuan go digital, go modern, dan go global. Kemudian, dalam peningkatan kapabilitas pemberdayaan perlu juga kapabilitas pembiayaan. BRI dalam hal ini menjadikan pembiayaan bagian dari pemberdayaan.
"Berikutnya adalah kapabilitas channel. Pelaku UMKM yang jumlahnya sangat dominan, membutuhkan channel yang sangat beragam. BRI Group memiliki berbagai channel pemberdayaan yang dapat masuk ke dalam berbagai kategori usaha seperti Rumah BUMN, Inkubasi Universitas, Desa Brilian, LinkUMKM, juga PNM mekaar. Berikutnya adalah kapabilitas IT yang mengintegrasikan seluruh layanan dan terakhir adalah kapabilitas kolaborasi," papar Sunarso.
2. Agen BRILink

Adapun salah satu channel pemberdayaan UMKM yang berdampak cukup besar terhadap inklusi keuangan adalah Agen BRILink. Selain bagi pemberdayaan UMKM, Agen BRILink juga memiliki dampak positif bagi Fee Based Income (FBI) BRI.
Tak heran jika kemudian BRI akan terus mendorong peran Agen BRILink guna memperluas customer base dari BRI dan BRI Group.
Sebagai informasi, hingga akhir November 2023 terdapat lebih dari 719 ribu AgenBRILink di seluruh Indonesia. Kemudian dari sisi volume transaksi tercatat sebesar Rp1.293 triliun dalam periode yang sama.
Transaksi tersebut menunjukkan bahwa AgenBRILink telah mengambil peranan yang sangat penting dalam roda perekonomian serta kehidupan masyarakat.
“Agen laku pandai milik BRI (AgenBRILink) mampu menjawab karakteristik nasabah di tataran ekonomi akar rumput. Saat ini, masih banyak nasabah yang lebih senang bertransaksi perbankan lewat agen,” ucap Sunarso.
3. BRI mau jadi Champion of Financial Inclusion

Sunarso menambahkan, upaya-upaya peningkatan kapabilitas pemberdayaan itu tidak terlepas dari target BRI menjadi Champion of Financial Inclusion pada 2025 mendatang.
Inklusi keuangan perlu berkualitas karena terkait kemakmuran. Seperti diketahui, pemerintah mencanangkan target inklusi keuangan mencapai 90 persen pada 2024.
“Ketika inklusi keuangan mencapai 90 persen, sekitar 70 persen kontribusinya adalah dari BRI di mana kontribusi BRI itu mencapai 121,6 juta nasabah, sedangkan pada 2023 target kontribusinya sekitar 65,4 persen dengan 107,5 juta nasabah,” kata Sunarso.
Selain pemberdayaan, BRI juga melanjutkan transformasi digital dengan Hybrid Bank Business Model untuk meningkatkan penetrasi layanan keuangan (financial inclusion) dan menghadirkan layanan perbankan secara lebih efektif, efisien, dan terintegrasi sesuai dengan perjalanan literasi digital masyarakat Indonesia.
4. SuperApp BRImo

Sejalan dengan itu, kemampuan dan kualitas BRI menyediakan layanan melalui platform digital diklaim Sunarso terus meningkat. Salah satunya lewat penggunaan Super App BRImo yang mampu memberikan dampak positif terhadap inklusi dan literasi keuangan nasabah BRI.
Hingga November 2023, Super App BRImo telah digunakan oleh 31 juta user. Angka tersebut meningkat pesat dari 2,9 juta user pada akhir Desember 2019. Dari sisi volume transaksi telah mencapai Rp3.743 triliun atau tumbuh sekitar 58,39 persen year on year (yoy).
"Ini merupakan salah satu hasil transformasi digital BRI, selain bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, inisiatif ini juga terus dikembangkan untuk menjawab kebutuhan pasar. BRImo hadir sebagai mobile banking dengan berbagai ekosistem keuangan di dalamnya. Super Apps dan financial superstore dengan kemampuan transaksi lintas batas. BRImo pun memikat hati nasabah karena mampu menjawab kebutuhan nasabah dengan lebih dari 100 fitur di dalamnya," tutur Sunarso.