Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Belanja Negara Naik, APBN Semester I Defisit Rp77,3 Triliun

ilustrasi anggaran (IDN Times/Aditya Pratama)
Intinya sih...
  • Defisit APBN semester I-2024 Rp77,3 triliun atau 0,34% dari PDB, lebih rendah dari semester I-2023.
  • Pendapatan negara turun 47,1% dari target 2024, penerimaan pajak Rp893,8 triliun atau turun 7,9% dari semester I-2023.

Jakarta, IDN Times - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mencapai Rp77,3 triliun atau 0,34 persen dari produk domestik bruto (PDB) selama semester I-2024.

Realisasi defisit ini lebih rendah dibandingkan defisit pada semester I 2023 sebesar 0,71 persen terhadap PDB. Adapun, asumsi defisit pemerintah tahun ini ditetapkan sebesar 2,29 persen.

“Apabila kita lihat postur keseluruhan APBN 2024, di mana desain APBN 2024 adalah defisit Rp522,8 triliun maka realisasi defisit Rp77,3 triliun masih di dalam range APBN. Defisit sebesar Rp77,3 triliun adalah 0,34 persen dari PDB, sedangkan desain APBN 2024 adalah defisit 2,29 persen dari PDB,” kata Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR di Gedung DPR< Jakarta, Senin (8/7/2024).

1. Pendapatan negara turun 6,2 persen

ilustrasi APBN (IDN Times/Aditya Pratama)

Sementara itu, realisasi pendapatan negara mencapai Rp1.320,7 triliun pada semester I-2024. Angka ini turun 47,1 persen dari target 2024 sebesar Rp2.802,3 triliun.

"Jika dibandingkan dengan periode semester I-2023 terjadi kontraksi 6,2 persen," ujar Sri Mulyani. 

Adapun realisasi pendapatan negara terbagi menjadi penerimaan perpajakan sebesar Rp1.028 triliun, dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp288,4 triliun.

Rinciannya,  penerimaan pajak sebesar Rp893,8 triliun atau 44,9 persen dari target penerimaan pajak tahun ini yang mencapai Rp1.989 ,9 triliun atau terjadi penurunan dari penerimaan pajak semester I-2023 sebesar 7,9 persen yang mencapai Rp970,2 triliun. Sedangkan realisasi kepabeanan dan cukai sebesar Rp134,2 triliun, atau 41,8 persen dari target Rp321 triliun .

“Kepabeanan dan cukai mengalami kontraksi meskipun tipis sebesar 0,9 persen dibandingkan periode semester I-2023 yang sebesar Rp135,4 triliun,” ucapnya.

2. Keseimbangan primer di semester I capai Rp162,7 triliun

Ilustrasi keseimbangan (pexels.com/@ekaterina-bolovtsova)

Selanjutnya realisasi PNBP semester I-2024 sebesar Rp288,4 triliun atau 58,6 persen dari target. Namun, jika dibandingkan tahun lalu terjadi kontraksi 4,5 persen dari periode semester I-2023 yang mencapai Rp302,4 triliun.

“Jadi seluruh komponen penerimaan perpajakan dan PNBP mengalami kontraksi sehingga total pendapatan negara mencapai Rp1.320,7 triliun atau terkontraksi 6,2 persen dari periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp1.407,9 triliun,” tutur Sri Mulyani.

Untuk keseimbangan primer selama semester I-2024 mencapai Rp162,7 triliun. Bila dibanding dengan periode yang sama tahun lalu, terjadi penurunan hingga 55,8 persen karena saat itu terjadi surplus keseimbangan primer sebesar Rp368,2 triliun.

3. Belanja negara semester I tumbuh 11,3 persen

ilustrasi uang (IDN Times/Aditya Pratama)

Mengenai realisasi belanja semester I-2024, tercatat sebesar Rp1.398,9 triliun atau 42 persen dari total anggaran belanja negara Rp3.325,1 triliun. Jika dibanding periode yang sama 2023, terjadi pertumbuhan hingga 11,3 persen, di mana realisasi belanja negara semester I-2023 sebesar Rp1.255,7 triliun.

Adapun komponen belanja terbagi dalam belanja pemerintah pusat sebesar Rp997,9 triliun dan transfer ke daerah sebesar Rp400,1 triliun

“Belanja pemerintah pusat menunjukan kenaikan yang cukup besar Rp997,9 triliun atau 42 persen dari total alokasi belanja pemerintah pusat yang sudah dianggarkan di APBN. Angka Rp997,9 triliun ini 11,9 persen lebih tinggi dari tahun lalu yang Rp891,6 triliun,” beber Sri Mulyani.

Jika dirinci, belanja pemerintah pusat terbagi dalam belanja Kementerian/Lembaga(K/L) dan non-K/L. Realisasi belanja K/L mencapai Rp487,4 triliun atau tumbuh 16,8 persen.  dibandingkan tahun lalu Rp417,2 triliun.

Sedangkan belanja non-K/L mencapai Rp510,6 triliun, tumbuh 7,6 persen dibanding belanja non-K/L periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp474,4 triliun. Sementara itu, realisasi transfer ke daerah sebesar Rp400,1 triliun dari alokasi Rp857,6 triliun atau sudah 46,7 persen dari pagu.

“Transfer ke daerah mengalami kenaikan yang cukup tinggi, 9,9 persen dibandingkan tahun lalu. Transfer hingga semester I-2024 hanya Rp364,1 triliun atau hanya 44,7 persen,” kata Sri Mulyani.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us