Beli Kebutuhan Pokok Pakai Cicilan Kini Jadi Tren di AS

- Survei menunjukkan 25% pengguna BNPL AS membeli bahan makanan dengan cicilan, naik dari 14% pada 2024.
- 60% pengguna BNPL pernah memiliki lebih dari satu pinjaman aktif sekaligus, rawan memicu masalah keuangan.
- Klarna dan layanan BNPL populer lainnya kini bisa digunakan untuk membayar makanan harian di supermarket besar dan layanan pesan-antar makanan.
Jakarta, IDN Times – Jumlah warga Amerika Serikat (AS) yang menggunakan layanan buy now, pay later (BNPL) untuk membeli kebutuhan pokok seperti makanan terus meningkat. Survei Lending Tree menunjukkan 25 persen pengguna BNPL membeli bahan makanan dengan cicilan, naik dari 14 persen pada 2024. Sebanyak 41 persen responden juga mengaku pernah terlambat membayar cicilan dalam setahun terakhir.
Survei dilakukan pada 2–3 April 2025 terhadap 2 ribu responden berusia 18–79 tahun. Hasilnya mencerminkan tekanan ekonomi yang membuat masyarakat kesulitan memenuhi kebutuhan dasar. Inflasi tinggi, suku bunga mahal, dan ketidakpastian tarif menjadi beban utama yang mendorong orang beralih ke BNPL.
“Banyak orang kesulitan dan mencari cara untuk memperpanjang anggaran,” kata Matt Schulz, dikutip dari CNBC Internasional, Selasa (29/4/2025). Ia menambahkan bahwa situasi ekonomi diperkirakan akan memburuk dalam waktu dekat.
1. Pengguna BNPL rentan kena denda dan tumpukan utang

BNPL memungkinkan pembelian dibayar dalam beberapa kali tanpa bunga, tetapi bisa berujung denda jika pembayaran terlambat. Klarna sebagai layanan BNPL populer di AS, misalnya, mengenakan denda hingga 7 dolar AS (sekitar Rp117 ribu) per keterlambatan. Banyak pengguna juga mengalami tumpukan utang karena memegang beberapa cicilan sekaligus.
Sebanyak 60 persen pengguna BNPL mengaku pernah memiliki lebih dari satu pinjaman aktif dalam waktu bersamaan. Hampir seperempat dari mereka bahkan memegang tiga pinjaman atau lebih sekaligus. Pola ini rawan memicu masalah keuangan lebih besar bila tidak dikelola dengan cermat.
Schulz memperingatkan agar masyarakat berhati-hati dalam menggunakan BNPL. Meski berguna untuk bertahan hingga gajian berikutnya, risiko dari kesalahan pengelolaan tetap tinggi.
2. Aplikasi makanan dan supermarket ikut tawarkan cicilan

Klarna kini bisa digunakan untuk membayar makanan cepat saji dan belanjaan harian. DoorDash menerima BNPL untuk layanan pesan-antar makanan, sementara Instacart juga menyediakan opsi serupa. Supermarket besar seperti Kroger, Shaw’s, Ralphs, dan Whole Foods telah bekerja sama dengan Klarna.
Kondisi ini menuai reaksi di media sosial setelah Billboard mengungkap bahwa 60 persen penonton Coachella membeli tiket lewat cicilan. Banyak warganet menyindir bahwa rakyat AS kini harus mencicil cheeseburger dan burrito karena krisis ekonomi. Meski begitu, popularitas Klarna terus meningkat.
Klarna sendiri menawarkan cicilan empat kali tanpa bunga jika dilunasi dalam 30 hari. Bila pembayaran ingin diperpanjang, pengguna wajib membayar bunga tambahan.
3. Prediksi resesi kian kuat, pengeluaran publik mulai ditekan

Dilansir dari Daily Mail, Selasa (29/4/2025), JP Morgan memperkirakan ada peluang 50 persen bahwa resesi akan terjadi dalam beberapa bulan ke depan. Prediksi ini disampaikan CEO Jamie Dimon awal April setelah Presiden AS Donald Trump menerapkan tarif baru lalu menundanya. Kebijakan tersebut berdampak negatif terhadap indeks saham dan tabungan pensiun warga.
Dow Jones anjlok lebih dari lima persen dalam enam bulan terakhir. Efeknya terasa langsung ke kantong warga yang mulai mengurangi belanja. Perusahaan besar seperti Walmart dan Delta Airlines pun mengaku mengalami penurunan permintaan.
Bisnis lokal juga terdampak karena pasokan dari negara tetangga seperti Meksiko dan Kanada terkena tarif. Trump sempat berjanji menurunkan harga kebutuhan, tetapi mengakui kesulitan mewujudkannya.