Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

8 Cara Memutus Kebiasaan Pakai Paylater, Sadar, yuk!

ilustrasi paylater (freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • Layanan paylater bisa berujung pada kebiasaan buruk dan utang jika tidak digunakan secara bijak.
  • Membuat anggaran ketat, menggunakan metode pembayaran yang sehat, dan membatasi paparan media sosial dapat membantu mengurangi ketergantungan paylater.
  • Menjual barang tak terpakai, mengisi waktu dengan aktivitas produktif, dan fokus pada hobi baru juga dapat membantu mengelola keuangan dengan lebih baik.

Layanan paylater kerap dianggap sebagai solusi instan untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan. Sayangnya, kemudahan ini bisa berujung pada kebiasaan buruk yang merugikan finansial jika tidak digunakan secara bijak. Jangan khawatir, artikel ini akan membantumu menemukan cara untuk keluar dari lingkaran utang paylater.

Mengelola keuangan dengan baik membutuhkan komitmen dan perubahan kecil yang konsisten. Berikut beberapa tips yang bisa kamu lakukan untuk memutus kebiasaan belanja pakai paylater agar kondisi finansialmu makin membaik. Kamu tentu tidak ingin terlilit utang, bukan? 

1. Kenali tanda-tanda ketergantungan

ilustrasi belanja online (pexels.com/Kindel Media)

Langkah pertama dalam mengubah kebiasaan keuangan adalah dengan menyadari tanda-tanda tidak sehat. Salah satunya adalah sering menggunakan paylater meski memiliki cukup uang untuk membayar langsung. Kamu juga cenderung merasa cemas saat batas kredit hampir habis dan harus mencari limit tambahan.

Selain itu, kebiasaan menunda pembayaran dan mengandalkan cicilan kecil juga bisa menjadi tanda. Ketika kamu lebih fokus pada cicilan paylater daripada kebutuhan lain, itu menunjukkan adanya ketidakseimbangan dalam pengelolaan keuangan. Menyadari tanda-tanda ini bisa membantumu mengelola keuangan secara bertanggung jawab.

2. Buat anggaran yang ketat

ilustrasi menyusun anggaran (freepik.com/shurkin_son)

Membuat anggaran yang ketat adalah cara efektif untuk mengontrol penggunaan paylater. Tentukan batas pengeluaran untuk setiap kategori, seperti belanja, makanan, dan hiburan, agar tidak melebihi kemampuan keuangan. Disiplin mengikuti anggaran ini akan membantu mengurangi kebiasaan menggunakan paylater.

Selain itu, pastikan ada dana darurat yang cukup untuk kebutuhan mendesak. Ini memastikan agar kamu tidak mengandalkan cicilan untuk membayar kebutuhan tersebut. Evaluasi kembali anggaran tiap bulan dan sesuaikan jika diperlukan agar tetap realistis.

3. Gunakan metode pembayaran yang lebih sehat

ilustrasi uang tunai (pexels.com/Kaboompics.com)

Gunakan metode pembayaran yang lebih sehat, seperti kartu debit atau uang tunai, untuk menghindari godaan memakai paylater. Membayar langsung, membuatmu lebih sadar terhadap sisa uang, sehingga pengeluaran menjadi lebih terkontrol. Sebisa mungkin, hindari kartu kredit kecuali benar-benar dibutuhkan.

Selalu pantau pengeluaran dan sesuaikan dengan kemampuan finansial. Jika harus menggunakan paylater, pastikan hanya mengambil cicilan yang sudah direncanakan dengan matang. Metode pembayaran yang bijak ini dapat membantu mencegah ketergantungan dan menjaga keuangan tetap stabil.

4. Hapus aplikasi belanja online dari ponsel

ilustrasi aplikasi belanja online (pexels.com/AS Photography)

Aplikasi belanja online kerap menjadi pemicu utama kecanduan pakai paylater. Promo dan notifikasi diskon membuat kita sulit menahan diri untuk berbelanja. Menghapus aplikasi tersebut dari ponsel bisa menjadi langkah awal yang ampuh.

Tanpa aplikasi belanja online, godaan untuk terus memantau promo dan diskon akan berkurang. Kamu juga bisa lebih fokus pada kebutuhan penting tanpa terpengaruh oleh iklan. Langkah sederhana ini membantu menciptakan kebiasaan belanja yang lebih sehat dan terkontrol.

5. Atur limit paylater atau nonaktifkan fitur pembayaran otomatis

ilustrasi memakai paylater (freepik.com/tirachardz)

Sebagian besar platform paylater memungkinkan pengguna mengatur limit transaksi. Oleh karena itu, tentukan batas transaksi yang sesuai kemampuanmu agar pengeluaran tetap terkendali. Langkah ini juga mencegah penggunaan paylater yang berlebihan dan meminimalkan risiko utang menumpuk.

Kamu juga bisa menonaktifkan fitur pembayaran otomatis agar memiliki kendali penuh terhadap pengeluaran. Cara ini memungkinkan kamu memeriksa tagihan secara teliti sebelum membayarnya. Dengan begitu, kamu dapat mengurangi risiko penggunaan paylater yang tidak terkontrol.

6. Batasi scroll media sosial yang memicu FOMO

ilustrasi mengetik pesan (freepik.com/benzoix)

Media sosial kerap menjadi sumber FOMO (fear of missing out) yang mendorong kita belanja hanya karena melihat orang lain memiliki barang tertentu. Batasi paparan pada akun yang sering memamerkan gaya hidup konsumtif. Atur pula waktu penggunaan media sosial dengan fitur screen time untuk memutus kebiasaan ini. 

Selain itu, coba alihkan perhatian pada konten positif atau edukatif yang dapat membuat waktu lebih produktif. Misalnya, kamu bisa mengikuti konten tentang literasi finansial atau tips pengembangan diri lainnya. Hal ini tidak hanya membantu mengurangi dorongan belanja, tetapi juga mengubah kebiasaan yang lebih bermanfaat. 

7. Jual barang-barang yang jarang dipakai

ilustrasi decluttering (freepik.com/freepik)

Barang-barang yang jarang digunakan bisa menjadi sumber tambahan uang. Jual barang tersebut secara online atau melalui garage sale. Nantinya, hasil penjualan bisa digunakan untuk membayar kebutuhan sehari-hari, menutupi utang paylater, atau menambah tabungan darurat.

Proses declutter atau merapikan barang juga mengajarkan untuk lebih menghargai setiap pembelian. Kamu jadi lebih sadar akan apa yang benar-benar dibutuhkan. Hal ini membantu mengurangi kebiasaan belanja impulsif dan meningkatkan kontrol diri dalam mengelola keuangan.

8. Cari aktivitas produktif lainnya

ilustrasi komunitas online (freepik.com/tirachardz)

Belanja impulsif kerap terjadi karena rasa bosan. Mengisi waktu dengan aktivitas produktif seperti olahraga, membaca buku, atau mengikuti kursus online bisa menjadi solusi yang tepat. Aktivitas-aktivitas ini tidak hanya mengalihkan perhatian dari keinginan belanja, tetapi juga memberikan kepuasan yang lebih bermakna.

Mengembangkan hobi baru juga memberikan manfaat jangka panjang. Hobi yang ditekuni membantumu fokus pada pencapaian tujuan pribadi. Makin banyak waktu yang dihabiskan untuk kegiatan produktif, makin sedikit dorongan untuk menggunakan paylater. Siapa tahu, hobi tersebut justru bisa jadi sumber pemasukan tambahan, bukan? 

Paylater jika tidak digunakan secara bertanggung jawab akan memicu masalah finansial. Dengan menerapkan beberapa cara di atas, kamu bisa lebih bijak dalam mengelola keuangan. Maka dari itu, yuk mulai kenali tanda-tanda ketergantungan pakai paylater dan ubah kebiasaan menjadi lebih positif agar kamu bebas dari jerat utang yang merugikan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hella Pristiwa
EditorHella Pristiwa
Follow Us