Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG_20250729_091919.jpg
Tampilan beras premium di swalayan. IDN Times/Debbie Sutrisno

Intinya sih...

  • Stok lama masih tersisa di sejumlah ritel, produsen meminta retur dan menunggu realisasi penggantian dengan produk baru

  • Penjualan beras terdampak isu beras oplosan, volume penjualan berkurang karena merek beras yang terindikasi oplosan

  • Kementerian Pertanian optimistis harga beras akan terus menurun dalam waktu dekat, harga beras premium turun hingga Rp1.500 per kemasan 5 kg

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Beras premium mulai kembali dijual di pasar ritel setelah sebelumnya sempat ditarik akibat masalah pelanggaran standar mutu. Meski begitu, pasokan masih terbatas dan distribusinya belum merata di seluruh daerah.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Solihin menyampaikan produsen sudah mulai mengirimkan beras hasil produksi terbaru sejak Agustus 2025.

Untuk menjaga daya beli masyarakat, produsen juga menurunkan harga sebesar Rp1.000 per kemasan 5 kilogram (kg). Alhasil, harga beras premium kini menjadi Rp73.500 per kemasan 5 kg, lebih rendah dari harga eceran tertinggi (HET) Rp74.500.

1. Stok lama masih tersisa di sejumlah ritel

Beras diduga oplosan di ritel modern. (IDN Times/Trio Hamdani)

Solihin menjelaskan, sebagian ritel masih menampilkan stok lama yang belum sempat dikembalikan (retur). Dia menyebut beberapa produsen sebenarnya sudah meminta retur, tetapi penggantian dengan produk baru masih menunggu realisasi.

Dia berharap produksi terbaru benar-benar sesuai dengan kualitas beras premium agar pasokan kembali stabil. Menurutnya, kualitas harus tetap dijaga karena beras premium selama ini menjadi pilihan utama bagi banyak konsumen.

“Harapan kami, produksi baru benar-benar sesuai kualitas premium sehingga pasokan kembali stabil,” ujarnya.

2. Penjualan terdampak isu beras oplosan

Beras diduga oplosan di ritel modern. (IDN Times/Trio Hamdani)

Solihin mengakui penjualan beras sempat terdampak akibat keputusan peritel menarik produk lama yang terindikasi oplosan. Meski begitu, dia memastikan peritel tetap berkomitmen menjual beras bermutu sesuai dengan ketentuan HET.

“Volume penjualan berkurang karena merek beras yang terindikasi (oplosan) berkontribusi besar terhadap penjualan,” katanya.

3. Kementan optimistis harga beras turun stabil

Ilustrasi beras premium produksi NTB. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Sementara itu, Kementerian Pertanian (Kementan) optimis harga beras akan terus menurun dalam waktu dekat. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyebut tren harga beras memang sudah menunjukkan penurunan.

Dia merujuk pada laporan Aprindo yang mencatat harga beras premium turun hingga Rp1.500 per kemasan 5 kg. Amran optimistis harga akan semakin stabil dalam beberapa hari ke depan seiring penguatan distribusi beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).

“Premium sudah turun Rp1.500 untuk kemasan lima kilogram. Ini laporan dari Ketua Aprindo," ucapnya.

Editorial Team