Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Berhenti Kejar Viral, Mulai Bangun Bisnis yang Bertahan

ilustrasi nongkrong (pexels.com/Nano Erdozain)
ilustrasi nongkrong (pexels.com/Nano Erdozain)
Intinya sih...
  • Konten atau produk viral bisa memberi lonjakan penjualan dan perhatian instan.
  • Mengandalkan viral semata membuat usaha mudah tergantung mood pasar.
  • Bisnis yang bertahan dibangun dengan produk yang relevan, layanan yang konsisten, dan strategi yang jelas.
  • Produk bisa jadi hits sebentar, tapi tidak memberikan solusi yang berarti.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Di era media sosial, mengejar tren viral sering terlihat sebagai jalan cepat meraih sukses. Konten yang meledak, produk yang tiba-tiba hits, atau strategi marketing instan terlihat menggoda. Banyak pebisnis pemula tergiur untuk ikut arus demi popularitas sesaat.

Namun, viral tidak sama dengan bertahan. Bisnis yang hanya mengandalkan tren sering pudar begitu perhatian publik bergeser. Untuk membangun usaha yang tahan lama, pendekatan harus lebih strategis dan berfokus pada fondasi kuat.

1. Viral itu cepat, tapi mudah hilang

ilustrasi bermain tiktok (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi bermain tiktok (pexels.com/cottonbro studio)

Konten atau produk viral bisa memberi lonjakan penjualan dan perhatian instan. Tapi efeknya cenderung singkat. Begitu tren bergeser, bisnis yang tidak memiliki dasar kuat bisa langsung terdampak.

Mengandalkan viral semata membuat usaha mudah tergantung mood pasar. Ketahanan jangka panjang tidak terbentuk, karena fokusnya hanya pada popularitas sesaat.

2. Fondasi bisnis lebih penting daripada popularitas

ilustrasi rencana bisnis (pexels.com/RDNE Stock project)
ilustrasi rencana bisnis (pexels.com/RDNE Stock project)

Bisnis yang bertahan dibangun dengan produk yang relevan, layanan yang konsisten, dan strategi yang jelas. Fondasi ini tidak terlihat glamor, tapi memberi stabilitas.

Pelanggan yang puas dan loyal menjadi aset nyata. Popularitas sementara mungkin menarik, tapi pelanggan tetap adalah kunci bertahan lama.

3. Pahami kebutuhan pasar, bukan sekadar tren

ilustrasi riset pasar (pexels.com/Vlada Karpovich)
ilustrasi riset pasar (pexels.com/Vlada Karpovich)

Mengikuti tren viral tanpa memahami kebutuhan pelanggan sering sia-sia. Produk bisa jadi hits sebentar, tapi tidak memberikan solusi yang berarti.

Sebaliknya, bisnis yang memahami masalah nyata pelanggan bisa terus berkembang. Fokus pada value memberi keuntungan berkelanjutan, bukan hanya sensasi sesaat.

4. Konsistensi lebih berharga daripada hype

ilustrasi konsisten membuat konten (pexels.com/pexels)
ilustrasi konsisten membuat konten (pexels.com/pexels)

Menghasilkan konten atau produk secara konsisten membangun reputasi. Orang mulai percaya bahwa bisnis ini dapat diandalkan.

Konsistensi menarik loyalitas pelanggan, sementara viral hanya menarik perhatian sesaat. Investasi waktu dan tenaga untuk stabilitas lebih berharga daripada mengejar popularitas instan.

5. Inovasi harus berkelanjutan, bukan sporadis

ilustrasi bisnis franchise
ilustrasi bisnis franchise (pexels.com/James Frid)

Viral sering datang dari ide sesaat yang mencuri perhatian. Bisnis yang bertahan tahu bahwa inovasi harus berkelanjutan dan relevan dengan misi utama.

Beradaptasi dan berkembang tanpa kehilangan identitas membuat usaha kuat. Viral boleh jadi bonus, tapi bukan fondasi utama.

Pada akhirnya, berhenti mengejar viral bukan berarti meninggalkan peluang. Itu berarti memilih strategi yang lebih stabil dan terukur.

Bisnis yang dibangun untuk bertahan fokus pada nilai nyata, konsistensi, dan kepuasan pelanggan. Dengan pendekatan ini, keberhasilan bukan sekadar hit sesaat, tapi pertumbuhan jangka panjang yang berkelanjutan.

Sumber: pengalaman pribadi

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us

Latest in Business

See More

Cek Fakta: Benarkah Harga Beras Mulai Turun?

25 Des 2025, 22:02 WIBBusiness