Bermodal Hobi, Kini Bisa Ekspor Ikan Predator Hias

Jakarta, IDN Times - Hobi tak jarang mengantarkan seseorang mendapatkan kesuksesan dalam urusan finansial. Hal itulah yang dialami oleh mahasiswa asal Depok, Ilham Feby Kurniawan.
Bermodalkan hobi, Ilham nyatanya mampu membuat kondisi ekonominya menjadi lebih baik. Meski masih berstatus mahasiswa, hobi yang digeluti Ilham ternyata mampu membuatnya memiliki penghasilan sendiri.
Lantaran suka ikan hias, Ilham akhirnya memutuskan terjun ke bisnis tersebut dan mendirikan Boatiq. Tapi, ikan hias yang diperjualbelikan oleh Ilham, tak seperti kebanyakan.
"Ikan gabus hias atau channa, ini memang tergolong predator. Memang, sebelumnya gak banyak orang tahu. Tapi dua tahun terakhir sedang naik daun. Awalnya memang hobi, akhirnya buka usaha ini," ujar Ilham kepada IDN Times.
1. Pamornya naik saat pandemik
Benar apa yang dikatakan Ilham. Ikan Channa baru naik daun kala pandemik COVID-19 melanda Indonesia.
Ketika orang-orang terbatas pergerakannya karena kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), hobi ikan hias mulai digandrungi. Ikan arawana dan hias lainnya mendadak laris.
Popularitas ikan channa ikut terkerek. Banyak orang penasaran dengan ikan channa, karena memang selama ini potensinya belum digali lebih dalam.
"Makin banyak memang penggemarnya. Awalnya memang susah, karena terbatas komunitasnya. Dulu, main di komunitas Facebook. Perlahan, mulai banyak penggemar nih. Akhirnya, main di Instagram dan kini sudah ada di marketplace," katanya.
2. Dari lokal, sampai pelanggan internasional
Bermain dalam dunia digital, membuat penjualan Ilham melonjak. Mulai banyak penggemar ikan channa yang menjadi konsumennya.
Buruannya beragam, mulai dari ikan channa yang masih bayi atau bibit, sampai berusia dewasa. Harga dari ikan-ikan tersebut juga bervariasi, tergantung jenisnya, mulai dari Rp30 ribu bahkan ada yang Rp1,5 juta.
"Kalau omzet, sehari rata-rata Rp300 sampai Rp500 ribu. Tapi, pernah satu hari mencapai Rp4 juta," ujar Ilham.
Ikan channa yang diperdagangkan Ilham tak cuma laris di level lokal. Ada sejumlah penggemar di luar Indonesia yang ternyata membeli ikan darinya.
Dia bercerita, pernah ada komunitas penggemar ikan channa dari Inggris yang mau membeli darinya. Hanya saja, karena berbagai alasan, termasuk metode pengiriman, transaksi gagal.
Tapi, dia mendapatkan konsumen dari Malaysia dan Vietnam. Kini, setiap bulannya dia rutin mengirimkan ikan ke konsumennya tersebut.
"Waktu itu, awalnya saya lelang ikan. Yang menang ternyata orang luar, dari situ banyak order dari luar negeri. Pelanggan tetapnya Vietnam dan Malaysia. Sekitar sebulan sekali, mereka pasti pesan ke saya," ujar Ilham.
3. Bisa biayai kuliah sendiri
Karena sudah memiliki pelanggan tetap, penghasilan Ilham konsisten. Dia bisa mengembangkan usahanya sendiri.
Memang, di awal cukup kesulitan. Tapi, dengan menggunakan KUR BRI, Ilham bisa membangun usaha yang lebih besar. Dari sinilah, Ilham mulai berkembang.
"Awalnya sempat pinjam dari BRI sebesar Rp25 juta. Itu pakai buat perluasan usaha. Memang butuh, dan membantu. Tapi, dengan penghasilan konsisten, bisa dilunasi. Kuliah juga bisa dibiayai sendiri lewat usaha ini," kata Ilham.