Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

BI Jamin Dampak Tapering The Fed Tak Separah 2013

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur Agustus 2021 (dok. Tangkapan Layar Youtube Bank Indonesia)

Jakarta, IDN Times - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, yakin dampak tapering Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) tak akan sebesar dampak taper tantrum pada 2013 silam.

"Saya perlu tegaskan bahwa kebijakan tapering The Fed ini dampaknya terhadap global, emerging markets, terhadap Indonesia khususnya insyaallah tidak akan sebesar Fed taper tantrum di 2013," kata Perry usai menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang disiarkan virtual, Kamis (19/8/2021).

1. BI sudah antisipasi tapering The Fed sejak awal tahun

Kantor Bank Indonesia (BI). IDN Times/Hana Adi Perdana

Menurutnya BI dan pemerintah sudah menyiapkan antisipasi dampak tapering sejak Februari lalu.

"Kita sudah melakukan strategi untuk mengantisipasi tapering The Fed. Kita sudah mengantisipasi sejak Februari. Tapering Fed intinya kan akan menaikkan suku bunga, baik pasar maupun US treasury yield, esensinya itu," ucap Perry.

2. Ada 3 alasan mengapa BI pede dampak tapering tak sebesar 2013

Ilustrasi Obligasi/Surat Berharga (IDN Times/Aditya Pratama)

Perry membeberkan ada 3 alasan mengapa pihaknya optimistis dampak tapering tak akan sebesar taper tantrum pada 2013 silam. Pertama, menurut Perry The Fed berkomunikasi dengan jelas terkait kebijakan-kebijakannya.

"Fed mengkomunikasikan secara jelas kerangka kerja, kebijakannya seperti apa, perkiraan ekonomi seperti apa, khususnya inflasi, pengangguran, dan juga rencana taperingnya. Itu jelas dan sering dikemukakan. Dan tentu saja dengan demikian pasar semakin memahami bagaimana pola kerja dari Fed," tutur dia.

Kedua, BI menyiapkan kebijakan triple intervention untuk mengatasi dampak tapering terhadap Tanah Air, antara lain Domestic Non-Delivery Forward (DNDF), di pasar spot, hingga di pasar Surat Berharga Negara (SBN).

"Insyaallah ini cukup bisa kita lakukan dengan tentu saja kebijakan triple intervention, koordinasi BI dengan Kemenkeu dalam mengelola bagaimana perbedaan yield SBN dalam dan luar negeri itu tetap akan menarik bagi investor asing untuk membeli SBN," ujarnya.

Terakhir, Perry mengatakan cadangan devisa negara sebesar 137,4 miliar dolar AS cukup untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

3. The Fed dikabarkan lakukan tapering tahun ini

Federal Reserve (Website/https://blog.gao.gov/)

The Fed dikabarkan akan melakukan tapering tahun ini. Hal itu dibuktikan dari risalah rapat yang digelar para pejabat The Fed pada Juli lalu, di mana mereka memutuskan untuk mengurangi quantitative easing (QE) atau pembelian obligasi Treasury, sehingga jumlah uang yang beredar tak lagi melimpah.

“Ke depan, sebagian besar peserta mencatat bahwa, asalkan ekonomi berkembang secara luas seperti yang mereka antisipasi, mereka menilai bahwa mungkin tepat untuk mulai mengurangi laju pembelian aset tahun ini,” bunyi risalah tersebut," bunyi risalah tersebut seperti yang dikutip dari CNBC.

Meski begitu, dalam risalah itu juga dituangkan bahwa ada beberapa anggota The Fed yang memilih untuk melakukan tapering di awal 2020.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vadhia Lidyana
EditorVadhia Lidyana
Follow Us