Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bos Danantara Ungkap Investor AS Pusing Gegara Perang Dagang

CIO Danantara, Pandu Sjahrir (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)
Intinya sih...
  • Investor AS mencari cara menghasilkan cuan dari investasi akibat ketidakpastian perang dagang dengan China.
  • Para investor AS melirik Indonesia sebagai lokasi investasi karena kondisi politik yang bersih dan ekosistem investasi yang rapi.

Jakarta, IDN Times - Investor di banyak negara mengalami ke bingungan seiring dengan semakin meningkatnya tensi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Ketidakpastian yang timbul juga semakin membingungkan bagi para investor, tak terkecuali di AS itu sendiri.

Chief Investment Officer (CIO) Danantara, Pandu Sjahrir mengatakan, banyak investor AS tengah memikirkan mitigasi akibat perang dagang guna tetap menghasilkan cuan dari investasinya.

"Mereka juga mencari sekarang gimana bisa bikin return. Mereka juga pusing dengan apa yang terjadi. Saya berbicara dengan beberapa pemain besar, investor besar di Amerika, baik di public market sama private market. Malah mereka yang nanya-nanya saya ini sebaiknya bagaimana ya," tutur Pandu di Jakarta, dikutip Selasa (15/4/2025).

1. Indonesia mulai dilirik para investor AS

ilustrasi kekayaan (IDN Times/Aditya Pratama)

Selain itu, Pandu menjelaskan, para investor AS mulai melirik Indonesia sebagai lokasi untuk menanamkan modalnya. Menurut dia, para investor AS melihat Indonesia memiliki kondisi politik lebih bersih dan ekosistem investasi yang rapi.

"Mereka (investor AS) melihat Indonesia mungkin politiknya bersih, rapi, relatively secara policy juga bagus. Kan kita banyak fokus ke food security, energy security. Malah mereka yang malah bilang 'eh bisa gak'," kata Pandu.

2. Investasi dari Qatar jadi contoh

Presiden Prabowo Subianto ketika berdialog dengan Emir Qatar, Tamim bin Hamad al-Tsani dalam kunjungan kenegaraan di Doha. (Dokumentasi Biro Pers Kepresidenan)

Pandu pun mencontohkan komitmen investasi di Indonesia yang datang dari Qatar setelah Presiden Prabowo Subianto menerima komitmen investasi seusai bertemu Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani. Besaran investasi tersebut mencapai 2 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau lebih dari Rp33 triliun.

Investasi tersebut direncanakan untuk proyek bersama dengan Danantara. Adapun investasi itu bakal digunakan untuk membiayai sektor-sektor yang sejalan dengan fokus Kabinet Merah Putih.

Pandu mengatakan, dana investasi dari Qatar bisa digunakan untuk proyek ketahanan pangan, energi, pengolahan bahan mentah, hingga infrastruktur digital.

"Investasi sesuai buat Indonesia lah. Kalau temanya kita lihat tadi food security, energy security downstream, digital infrastructure. Hal-hal seperti itu, healthcare juga menurut saya bagus. Hospitality di Indonesia juga bagus," kata Pandu.

3. Investasi harus ada transfer pengetahuan dan teknologi

Ilustrasi investasi (IDN Times/Aditya Pratama)

Pandu menjelaskan, proses investasi yang diterima Danantara mesti memiliki aspek transfer pengetahuan dan teknologi. Dengan begitu, investasi yang masuk ke Indonesia bisa punya nilai tambah.

"Kita kan juga selalu investasi misalnya dengan partner-partner itu harus ada namanya transfer of knowledge, technology transfer Itu penting. Jadi bukan hanya 'oh saya buka pabrik hanya buat cap aja, habis itu jual lagi keluar.' Itu ga membawa nilai tambah," ujar Pandu.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us