Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bos Telkom Buka Peluang IPO InfraNexia Usai Spin Off Aset Fiber

Telkom resmi melakukan spin off atau pemisahan bisnis dan aset wholesale fiber connectivity atau fiber co (Tahap-I) ke PT Telkom Infrastruktur Indonesia (TIF) atau InfraNexia.
Telkom resmi melakukan spin off atau pemisahan bisnis dan aset wholesale fiber connectivity atau fiber co (Tahap-I) ke PT Telkom Infrastruktur Indonesia (TIF) atau InfraNexia (IDN Times/Pitoko)
Intinya sih...
  • Fokus Telkom terhadap InfraNexia
  • Telkom fokus menyelesaikan proses spin off dalam dua tahap hingga 2026 mendatang. InfraNexia akan menguasai lebih dari 50 persen total infrastruktur jaringan fiber Telkom.
  • Titik awal pembentukan fiber co di Indonesia
  • Pengalihan bisnis fiber co ke InfraNexia menjadi titik awal pembentukan dan pengelolaan fiber co di Indonesia. Pengelolaan fiber co akan menghadapi sejumlah tantangan dalam pengembangannya.
  • Nilai aset InfraNexia pada tahap pertama spin off mencapai Rp35 triliun, bisa bertambah hingga Rp90 triliun ketika spin off telah rampung dilakukan secara keseluruhan
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Direktur Utama PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) atau Telkom, Dian Siswarini tidak menutup kemungkinan membawa anak usaha Telkom, yakni PT Telkom Infrastruktur Indonesia atau InfraNexia masuk ke pasar lewat mekanisme IPO.

Kemungkinan tersebut muncul usai Telkom secara resmi melakukan proses pemisahan alias spin off aset bisnis dan wholesale fiber connectivity atau fiber co tahap I ke InfraNexia.

"Opsi masih terbuka ya, baik itu IPO maupun menggandeng mitra strategis karena prioritas masih memastikan bahwa InfraNexia bisa menjadi entitas fiber co yang mumpuni, yang bisa membawa pertumbuhan yang lebih tinggi lagi untuk Telkom dan bisa meng-create value terhadap Telkom Group sehingga nilai atau value Telkom Group itu bisa menjadi lebih optimal," tutur Dian di Telkom Landmark Tower, Jakarta, Kamis (18/12/2025).

"Jadi dari jawabannya masih terbuka kemungkinannya. Belum dipastikan sebagai suatu keputusan di saat sekarang," sambung dia.

1. Fokus Telkom terhadap InfraNexia saat ini

Foto 2 (26).jpeg
Direktur Utama Telkom Dian Siswarini saat memberikan pemaparan pada acara peluncuran Telkom AI Campus di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada Kamis (23/10). (dok. Telkom)

Dian mengaku, pihaknya saat ini masih fokus dalam menyelesaikan proses spin off yang akan dilakukan dalam dua tahap hingga 2026 mendatang.

Untuk diketahui, pada tahap pertama spin off, InfraNexia akan menguasai lebih dari 50 persen total infrastruktur jaringan fiber Telkom, termasuk segmen access, aggregation, backbone, dan infrastruktur pendukung lainnya.

"Nanti untuk tahap II-nya di semester pertama tahun 2026. Nah setelah pemisahan tersebut tuntas, tentu InfraNexia ini harus bisa menjadi pemilik aset dan bisa menjalankan wholesale connectivity bisnis dengan efisien dan juga optimal," ujar Dian.

2. Titik awal pembentukan fiber co di Indonesia

IMG_1288.jpeg
Direktur Utama Telkom Dian Siswarini saat sesi Press Conference pada acara Topping Off Hyperscale Data Center (HDC) NeutraDC-Nxera Batam, Kamis (30/10) di Batam. (dok. Telkom)

Lebih lanjut Dian menjelaskan, pengalihan bisnis fiber co ke InfraNexia menjadi titik awal pembentukan dan pengelolaan fiber co di Indonesia.

Dia pun berharap tahap kedua pemisahan aset dapat dilaksanakan pada 2026 dan langkah aksi korporasi lanjutan untuk membuka nilai (unlock value) dari fiber co ditargetkan terealisasi pada tahun yang sama.

Kendati begitu, Dian melihat pengelolaan fiber co akan menghadapi sejumlah tantangan dalam pengembangannya. Salah satunya adalah menjaga prinsip netralitas layanan kepada seluruh pelanggan atau klien fiber co.

Di samping itu, Telkom terus memberikan layanan baik kepada pelanggan terbesarnya, yakni Telkomsel. Telkomsel saat ini memiliki keistimewaan sebagai pelanggan utama, sebab saat ini sekitar 90 persen bisnis fiber co masih berasal dari Telkomsel.

“Diharapkan ke depannya komposisi tersebut bisa berubah sehingga bisnis dari luar Telkomsel, dari luar Telkom Group bisa berkembang dengan lebih signifikan ke depannya,” kata Dian.

3. Nilai aset InfraNexia

Ilustrasi fiber optic (pexels.com/Oleksandr Pidvalnyi)
Ilustrasi fiber optic (pexels.com/Oleksandr Pidvalnyi)

Sementara itu, Direktur Strategic Business Development & Portfolio Telkom, Seno Soemadji mengungkapkan, nilai aset InfraNexia pada tahap pertama spin off mencapai Rp35 triliun.

Nilai tersebut bisa bertambah hingga Rp90 triliun ketika spin off telah rampung dilakukan secara keseluruhan.

Adapun dalam rencana tersebut, Telkom akan mengalihkan hampir seluruh bisnis dan aset fiber co sebanyak 99,99 persen ke InfraNexia. Pada tahap awal, pengalihan kepemilikan baru direalisasikan sebesar 50 persen

“Ini merupakan tindakan yang menjanjikan untuk masa depan Telkom Group dan approval itu menunjukkan kepercayaan yang sangat tinggi pada corporate action kami. Pemisahan aset ini juga sebagai bagian bagaimana kami memenuhi tujuan pemerintah untuk digitalisasi,” tutur Seno.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwifantya Aquina
EditorDwifantya Aquina
Follow Us

Latest in Business

See More

Surabaya-Malang Jadi Sasaran Ekspansi Jasa Logistik Lintas Negara

18 Des 2025, 21:36 WIBBusiness