BRI Salurkan Bantuan ke Korban Gempa Sumedang

Jakarta, IDN Times - BRI memberikan bantuan kepada korban gempa yang melanda Sumedang sejak malam pergantian tahun Minggu (31/12/2023) dan Senin (1/1/2024). Bantuan diberikan dengan berbagai bentuk lewat program BRI Peduli yang disalurkan melalui Kanca Sumedang dan unit kerja terdekat dengan wilayah bencana.
Bantuan disalurkan bekerja sama dengan otoritas terkait. BRI memberikan makanan, air minum, dan lainnya, untuk korban.
"BRI menyalurkan bantuan berupa makanan siap makan dan air minum untuk warga terdampak di posko pengungsian RW 08 Babakan Hurip Kelurahan Kota Kaler dan bantuan sembako yang disalurkan langsung ke rumah warga terdampak di Babakan Hurip RW 13 Kelurahan Kota Kaler, pada Senin (01/01/2024)," kata Regional CEO Bandung, Sadmiadi, dalam keterangannya.
1. Tanggung jawab BRI sebagai perusahaan pelat merah

Dengan bantuan itu, Sadmiadi berharap warga yang terdampak gempa bisa terbantu. Dia menyatakan BRI memiliki tanggung jawab untuk membantu warga karena statusnya sebagai salah satu perusahaan pelat merah.
"BRI senantiasa proaktif dalam membantu masyarakat di wilayah bencana untuk segera memberikan bantuan kepada warga terdampak. BRI juga mengapresiasi seluruh pihak yang telah membantu agar bantuan BRI tersebut segera dapat diterima masyarakat yang terdampak," kata Sadmiadi.
2. Gempa di Sumedang tak terjadi sekali

Gempa di Sumedang tak terjadi sekali. Pada Minggu (31/12/2023), gempa berkekuatan 4,4 magnitudo mengguncang Sumedang.
Bukan cuma sekali, tapi saat itu tiga gempa mengguncang Sumedang pada pukul 14.35, 15.38, dan 20.34 WIB. Gempa juga terjadi pada Senin malam pukul 20/46 degan kekuatan magnitudo 4,5.
3. Gempa Sumedang berjenis dangkal

Dari analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa di Sumedang dipicu sesar aktif yang belum terpetakan. Menurut Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menyatakan Sumedang memang wilayah rawan gempa karena lokasi yang bedekatan dengan jalur sesar aktif seperti Lembang, Baribis, dan lainnya.
Gempa di Sumedang, menurut Dwikorita, juga tergolong dangkal. Analisis menunjukkan, gempa memiliki mekanisme pergerakan geser atau strike slip.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal, yang dipicu aktivitas sesar aktif. Namun, untuk hasil akhir lebih mendalam yang didukung oleh data lapangan, hasil analisis mekanisme menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip)," kata Dwikorita.