BYD Alami Penurunan Penjualan Pertama di China imbas Perang Harga

- BYD mengalami penurunan penjualan akibat persaingan harga mobil listrik yang semakin ketat di China.
- BYD juga menghadapi persaingan ketat dari produsen mobil listrik China lainnya seperti Leapmotor, Xiaomi, dan Harmony Intelligent Mobility Alliance yang didukung Huawei.
Jakarta, IDN Times - Produsen mobil listrik asal China, BYD mengalami penurunan penjualan pertama dalam 18 bulan. Pesaing berat Tesla ini mengalami penurunan penjualan menjadi 5,9 persen atau 393.060 unit pada September dibandingkan bulan lalu.
BYD pertama kali mengalami penurunan penjualan pada Februari 2024. Saat itu, produsen mobil asal China ini hanya menjual 122.311 unit mobil atau turun hampir 37 persen dibandingkan penjualan pada Februari 2023.
1. Perang harga BYD dan Tesla di China

Penurunan penjualan BYD dipengaruhi oleh perang harga mobil listrik di China semakin ketat. Sekitar 100 merek mobil listrik yang dipasarkan di China, termasuk Tesla sudah terlibat dalam perang harga dan potongan harga di China.
Pada 2024, Tesla sudah mengumumkan penurunan harga untuk model 3, S, X, dan Y yang dikurangi 14 ribu yuan (Rp32,5 juta) untuk setiap kendaraan. Langkah ini untuk membuat harga Tesla mampu bersaing dengan permintaan pasar di China.
“Mobil lain mengubah harganya secara konstan dan seringkali memiliki selisih yang besar lewat perubahan harga dealer dan insentif dari industri manufaktur,” CEO Tesla, Elon Musk, dikutip dari Business Insider.
Namun, pemotongan harga masih belum menaikkan penjualan Tesla di dunia. Penjualan tahunan Tesla turun untuk pertama dalam 1 dekade yang hanya 1,79 juta kendaraan pada 2024 dari sebelumnya 1,81 juta unit pada 2023.
2. Ketatnya persaingan dari mobil China lainnya

Tak hanya bersaing dengan Tesla, BYD juga mendapat persaingan ketat dari produsen mobil China lainnya, seperti Leapmotor, Xiaomi, dan masih banyak lainnya. Kenaikan penjualan merek mobil listrik lain didorong oleh promosi dan kebijakan insentif dari pemerintah China.
Pada September, Leapmotor berhasil mengirim 66.657 unit kendaraan pada September yang naik 97 persen per tahun. Perusahaan yang didanai oleh Stellantis ini berhasil mengungguli penjualan tertingginya pada Juli yang mencapai 50 ribu unit, dilansir CNBC.
Selain itu, Harmony Intelligent Mobility Alliance yang didukung Huawei berhasil menjual mobilnya dalam merek Aito, Chery, dan Maextro. Penjualan perusahaan ini mampu menembus 52.916 unit pada September. Xiaomi juga berhasil mendongkrak penjualan 40 ribu unit mobilnya pada bulan yang sama.
3. Akan ada babak eliminasi mobil China pada 2025-2027
Pada Desember 2024, CEO Xpeng, He Xiaopeng mengatakan bahwa dalam surat internalnya, industri otomotif di China akan menghadapi masa eliminasi. Babak ini akan berlangsung pada 2025-2027 imbas ketatnya persaingan mobil listrik.
“Saya secara personal mengatakan bahwa kemungkinan hanya ada tujuh perusahaan otomotif utama di China yang masih eksis dalam periode 10 tahun ke depan,” ungkapnya.
Sementara itu, BYD menyebut, profit perusahaannya menurun pada Agustus imbas tingginya diskon dan marketing yang berlebihan. Alhasil, profit BYD mengalami penurunan 30 persen kuartal II 2025 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.